Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun.
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Keren, Indonesia Kembali Catatkan Surplus Neraca Dagang 39 Bulan Berturut-turut
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun (kurs dolar: Rp15.340) pada Juli 2023. Dengan ini, tren surplus neraca perdagangan RI berlanjut selama 39 bulan berturut-turut. "Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 39 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/8).
Amalia mengatakan, surplus neraca dagang di Juli 2023 berasal dari sektor non minyak dan gas (non migas) mencapai USD3,22 miliar. Namun, tereduksi oleh defisit sektor minyak dan gas (migas) senilai USD1,91 miliar. Untuk surplus komoditas non migas sebesar USD3,22 miliar ditopang oleh bahan bakar mineral terutama batubara, minyak hewan nabati terutama CPO, hingga besi dan baja. Sementara defisit neraca migas USD 1,91 miliar disumbangkan minyak mentah dan hasil minyak imbas penurunan harga global.
"Dengan ini, neraca perdagangan Indonesia Juli 2023 mengalami surplus US$1,31 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas USD3,22 miliar," ucap Amalia.
Menurut Data BPS, nilai ekspor Indonesia Juli 2023 mencapai USD20,88 miliar atau naik 1,36 persen dibanding ekspor Juni 2023. Namun, nilai ekspor turun sebesar 18,03 persen dibandingkan Juli 2022. Capaian ini ditopang kenaikan ekspor non migas Juli 2023 mencapai USD19,65 miliar. Atau naik 1,62 persen dibanding Juni 2023 dan turun 18,74 persen jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2022.
Peningkatan terbesar ekspor non migas Juli 2023 terhadap Juni 2023 terjadi pada komoditas nikel dan barang daripadanya sebesar USD175,6 juta (43,29 persen).
Sedangkan, penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD234,3 juta (6,93 persen).
Merdeka.com
Sementara itu, nilai impor Indonesia mencapai USD19,57 miliar di Juli 2023. Angka ini naik 14,10 persen dibandingkan Juni 2023, atau turun 8,32 persen dibandingkan Juli 2022.
Impor migas bulan lalu tercatat sebesar USD3,13 miliar. Atau naik 40,94 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 29,70 persen dibandingkan Juli 2022.
Sedangkan, impor non migas Juli 2023 senilai USD16,44 miliar. Capaian ini naik 10,10 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 2,69 persen dibandingkan Juli 2022.
Peningkatan impor golongan barang non migas terbesar Juli 2023 dibandingkan Juni 2023 adalah mesin/perlengakapan elektrik dan bagiannya senilai USD341,6 juta (17,33 persen). Sementara itu, penurunan terbesar adalah ampas dan industri makanan USD126,0 juta (27,91 persen).