Survei BI: Inflasi Minggu Pertama Januari 0,5 Persen, Dipicu Harga pangan
Menurut Dody, angka tersebut menunjukkan bahwa inflasi semakin terjaga rendah dan stabil pada awal tahun. Sehingga inflasi pada akhir tahun 2019 diproyeksikan masih akan berada di bawah 3,5 persen.
Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada minggu pertama Januari 2019 terjadi inflasi 0,5 persen secara month to month. Sementara, secara year on year (yoy) tercatat sebesar 0,03 persen.
"Inflasi relatif cukup bagus ya, cukup baik SPH minggu pertama itu sekitar 0,5 persen. Jadi jatuh di year on yearnya 3,03 jadi bagus," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (11/1).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk menstabilkan harga beras di Indonesia? “Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," kata Tomi.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
Menurut Dody, angka tersebut menunjukkan bahwa inflasi semakin terjaga rendah dan stabil pada awal tahun. Sehingga inflasi pada akhir tahun 2019 diproyeksikan masih akan berada di bawah 3,5 persen.
"Kita BI cukup optimis artinya bahwa risiko inflasi 2019 itu tetap akan kita bisa kontrol, perkirakan kita juga jatuh di kisaran 3,5 plus 1 persen," katanya.
Meski demikian, Dody mengakui risiko inflasi masih akan ada seandainya pemerintah melepas kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM). "Artinya kemungkinan seandainya ada penyesuaian harga bbm domestik tetapi itu pun masih calculated di dalam proyeksi kita di mid untuk target inflasi 2019," jelasnya.
Adapun faktor penyumbang terjadinya inflasi pada minggu pertama Januari 2019 ini antara lain komoditas pangan, daging, telur, cabai, dan bawang. "Itu kita melihat untuk tekanan inflasi dari pangan relatif stabil dibanding tekanan dari tahun lalu," pungkasnya.
Baca juga:
Gubernur BI: Semua Harga Barang Terjaga Buat Inflasi Bertahan Rendah
Kendalikan Inflasi, Presiden Jokowi Fokus Stabilkan Harga Beras
Inflasi Sepanjang 2018 Tercatat 3,13 Persen
KEIN: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Mempercepat Mobilitas Angkutan Logistik
Sri Mulyani Semringah Inflasi 2018 Lebih Rendah Dari Target APBN 2018
KEIN: Kemiskinan Turun Sebab Pemerintah Jokowi Berhasil Tekan Harga Pangan