Tak Ada Rute Menuju Wuhan, Garuda Indonesia Tetap Antisipasi Penyebaran Virus Corona
Garuda Indonesia tetap meningkatkan pengawasan bersama otoritas bandara setempat. Yakni Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia khususnya di terminal kedatangan internasional.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Irfan Setiaputra mengatakan bahwa maskapai penerbangan nasional ini tidak memiliki rute penerbangan menuju Wuhan. Hal ini diungkapkan dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus corona dari Wuhan, China.
"Garuda Indonesia tidak memiliki rute penerbangan dari dan menuju Wuhan", kata Irfan dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Sabtu, (25/1).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Bagaimana Garuda Indonesia mengatasi masalah keterlambatan penerbangan jemaah haji? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam. Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Meski begitu, Garuda Indonesia tetap meningkatkan pengawasan bersama otoritas bandara setempat. Yakni Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia khususnya di terminal kedatangan internasional.
Garuda, kata Irfan secara seksama turut mematuhi seluruh kebijakan regulator terkait upaya pencegahan virus tersebut.
Salah satunya melalui kebijakan menyampaikan dokumen kesehatan berupa general declaration of health dan manifes penumpang kepada pos kesehatan KKP di terminal penerbangan internasional. Kebijakan ini berlaku untuk penerbangan langsung maupun transit khususnya dari Tiongkok dan Hong Kong.
Penumpang Diminta Tetap Tenang
Garuda Indonesia juga mengimbau para penumpang untuk tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan dan memahami tatalaksana pencegahan penyebaran virus corona. Para penumpang diminta mengedepankan aspek kebersihan diri dan memastikan kondisi kesehatan dalam keadaan fit sebelum melakukan perjalanan.
Sosialisasi upaya pencegahan juga terus diintensifkan keseluruh jajaran lini operasional. Seperti meningkatkan pemahaman atas pola penyebaran virus, merekomendasikan penggunaan alat pelindung dini seperti masker hingga hand sanitizer bagi petugas, crew maupun penumpang.
Pihaknya juga secara seksama menjaga kondisi kesehatan awak pesawat. Dia memastikan seluruh awak pesawat telah mendapatkan waktu istirahat yang cukup pada saat menjalankan tugasnya.
"Kami terus memantau situasi terkini, mengambil tindakan yang diperlukan dan akan terus memberikan informasi terbaru khususnya terkait dampak atas pelayanan penerbangan," tutup Irfan.
(mdk/idr)