Tak hasilkan SDM berkualitas, Sofyan sindir sistem pendidikan RI
Sofyan Djalil bingung dengan penerapan sistem rangking di sekolah.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil menyebut, sistem pendidikan di Indonesia harus dikaji ulang. Pasalnya, sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan belum siap berkompetisi.
Menurutnya, pengkajian ulang ini harus segera dilakukan oleh pemerintah. Mengingat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata dan tenaga kerja Indonesia harus sudah siap.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Kapan Azriel Hermansyah berencana melanjutkan pendidikan? Aurel Hermansyah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Azriel, berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 dalam waktu dekat.
-
Di mana Sulaiman bersekolah? Oki Setiana Dewi dan anak-anak tercinta sudah berada di Mesir.
-
Di mana Sagil bersekolah? Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) asal Desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki postur tubuh yang tak biasa.
-
Siapa yang membiayai Soeharto untuk melanjutkan sekolah? “Saya masih ingin melanjutkan sekolah, tetapi baik ayah saya mau pun keluarga lainnya tidak ada yang sanggup membiayai saya sekolah. Keadaan ekonomi keluarga saya rendah sekali,” tulis Soeharto dalam otobiografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH
-
Apa yang ditemukan para peneliti di Dataran Tinggi Antartika Timur? DATARAN TINGGI ANTARTIKA TIMUR Para peneliti memeriksa kembali data satelit yang diambil dari punggung bukit di lapisan es Antartika yang sebelumnya mencapai minus 93 derajat Celcius. "Ini tampaknya menjadi batas seberapa dingin di permukaan Bumi."
"Sistem pendidikan masih harus dipikirkan ulang. Kenapa semakin tinggi pendidikan semakin dependent, bukan independent. Ini ada yang salah dalam sistem pendidikan kita," ujarnya di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (19/8).
Sofyan mencontohkan, saat ini masih banyak pengusaha berpendidikan rendah. Sehingga dia sempat mempertanyakan manfaat dari pendidikan tinggi.
Selain itu, mantan Menteri BUMN ini bingung dengan penerapan sistem rangking di sekolah. Sebab cara mendidik menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan SDM.
"Apa benar sistem memberi rangking itu? Apa benar? Gimana kita didik anak kita supaya bersiap ke dunia yang enggak pernah kita bayangkan ini," tegasnya.
Sofyan mengingatkan, kemajuan teknologi akan semakin menggerus pekerjaan yang ada. Akibatnya dapat berdampak kepada pengangguran. Untuk itu SDM Indonesia harus memiliki pendidikan yang mumpuni agar siap bersaing.
"Survei di Amerika itu 10 tahun mendatang 70 persen pekerjaan akan menghilang karena digantikan oleh komputer, smart machine. Kita akan punya driver less car, bus di mana supir taksi enggak diperlukan lagi misalnya. Ini anak-anak kita harus kita didik," tutupnya.
(mdk/idr)