Tak Mampu Produksi, Semua Rel Kereta di Indonesia Berasal dari Impor
Harjanto memaparkan, sebagian besar komponen kereta api sudah dapat diproduksi di dalam negeri, mulai dari bogie atau sistem kesatuan roda pada kereta api hingga sistem pengkabelan (wiring).
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengakui bahwa produk rel kereta yang digunakan di Indonesia sebesar 100 persen masih diimpor dari berbagai negara. Sebab, industri dalam negeri belum mampu memproduksinya.
"Kalau kereta api, gerbongnya memang bisa kita buat sendiri, tapi relnya apa bisa kita buat? Tidak ada pabriknya di sini," kata Harjanto dikutip dari Antara, Rabu (18/12).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Kapan Kerajinan Lak mulai diproduksi? Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kerajinan Lak lahir saat masa Dinasti Ming.
-
Mengapa Desa Kemudo memutuskan untuk mengelola limbah industri? Agar bisa bermanfaat, pihak desa kemudian mengolahnya menjadi kerajinan meubel yang cantik dan mampu diserap pasar.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
Harjanto memaparkan, sebagian besar komponen kereta api sudah dapat diproduksi di dalam negeri, mulai dari bogie atau sistem kesatuan roda pada kereta api hingga sistem pengkabelan (wiring).
Kemampuan Indonesia membangun perkeretaapian tersebut membuat sejumlah negara melakukan pemesanan unit kereta ke Indonesia. Dalam hal ini, Harjanto menyampaikan bahwa Madagaskar menyampaikan minatnya untuk memesan kereta ke Indonesia.
Namun, lanjutnya, saat ditanya apakah Indonesia mampu memproduksi rel, Harjanto mengakui bahwa hal tersebut belum dapat dipenuhi.
"Ada orang minta untuk dibangunkan sistem kereta api di Madagaskar. Contoh ini ada proyek yang ditawarkan. Tapi begitu pengusaha nanya ke saya 'pak relnya gimana?' relnya tidak bisa," ungkap Harjanto.
Kembangkan Jaringan Baja
Untuk itu, Kemenperin mengembangkan sebuah jaringan bernama Sistem Baja Nasional (Sibana) yang akan mengakomodir berbagai jenis baja yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri dan yang belum tersedia, termasuk baja yang digunakan untuk rel kereta.
"Nah, dengan data ini nanti bisa dilihat baja yang memang sudah bisa diproduksi di dalam negeri dengan yang belum. Sehingga, mampu mengundang investor untuk masuk," tukas Harjanto.
(mdk/idr)