Tingginya harga jagung berdampak pada peternak dan produsen pakan
Kurangnya pasokan jagung kemudian itu berdampak langsung kepada para produsen pakan ternak. Terjadi peralihan komponen utama bahan baku pembuat pakan ternak dari jagung ke gandum. Padahal, harga gandum lebih mahal dari pada jagung.
Tingginya harga jagung pakan membuat peternak ayam dan industri pakan makin tercekik. Harga jagung sudah mencapai Rp 5.200 per kilogram, padahal rata-rata biasanya hanya di angka Rp 4.000-an. Naiknya harga jagung menjadi salah satu indikator kurangnya suplai jagung secara nasional. Di sisi lain batasan impor jagung masih terus dikumandangkan karena pasokan dalam negeri dianggap sudah memenuhi.
"Jumlah produksi jagung nasional tidak bisa memenuhi jumlah konsumsi jagung nasional. Di saat yang bersamaan, pemerintah justru membatasi impor jagung tanpa memperhatikan pasokan memadai," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Imelda Freddy seperti ditulis Antara, Selasa (25/9).
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bahan pangan apa yang mengalami kenaikan harga di Jakarta? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Kondisi ini kemudian itu berdampak langsung kepada para produsen pakan ternak. Terjadi peralihan komponen utama bahan baku pembuat pakan ternak dari jagung ke gandum. Padahal, harga gandum lebih mahal dari pada jagung.
"Lebih dari 45 persen pakan ayam berasal dari jagung sehingga kelangkaan jagung pasti akan memengaruhi produksi pakan nasional," katanya.
Belum lagi, jumlah produksi jagung harus berebut dengan permintaan konsumen yang ditujukan untuk non pakan ternak.
Imelda menyoroti dampak dari kurangnya suplai jagung yang tercermin antara lain dari tingginya harga jagung, yang dinilai akan membuat para pengusaha pakan ternak beralih dari jagung sebagai komponen utama pakan ternak.
"Mereka akan beralih menggunakan bahan baku lain seperti gandum. Hal ini akan berakibat buruk kepada para petani jagung karena hasil produksi mereka tidak diserap oleh pasar. Perubahan minat pasar seperti ini harus diantisipasi dengan suplai jagung yang memadai," ucapnya.
Untuk itu katanya, apabila jagung tetap menjadi bahan pokok pakan, perlu adanya peningkatan pasokan atau persediaan jagung. Dia berpendapat bahwa selama ini petani menanam jagung bergantian dengan jenis komoditas pertanian lain setiap musim sehingga produksi jagung tidak stabil di sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah produksi jagung nasional mengalami peningkatan pada periode 2013 sampai 2017. Pada 2013 jumlah produksi jagung nasional adalah 18,5 juta ton dan meningkat menjadi 19 juta ton dan 19,6 juta ton pada 2014 dan 2015. Pada 2016 dan 2017 jumlahnya menjadi 19,7 juta ton dan 20 juta ton.
Di saat yang bersamaan, jumlah konsumsi jagung nasional juga terus naik. Pada periode 2013-2015, jumlah konsumsi jagung nasional berjumlah 21,6 juta ton, 22,5 juta ton dan 23,3 juta ton.
Ada sedikit penurunan pada 2016 yaitu menjadi 22,1 juta ton. Jumlah ini kembali naik menjadi 23,3 juta ton pada 2017.
Terkait dengan target produksi jagung nasional sebesar 30 juta ton, Imelda menilai, hal tersebut tidak realistis. Menurutnya, proyeksi itu dihitung hanya berdasar potensi benih jagung yang dikalikan luas lahan dengan tidak mengikutsertakan variabel lainnya.
Contohnya tidak ada penghitungan soal produksi panen yang tercecer saat proses distribusi atau pengangkutan dan produksi panen yang tidak memenuhi standar atau busuk.
Idealnya, untuk menghitung target produksi perlu beberapa variabel yang harus diikutsertakan. Mulai dari jagung yang busuk, jagung yang tercecer saat distribusi, variabel eksternal seperti cuaca, sistem irigasi, sampai serangan hama.
"Selain itu, angka ini akan sulit dicapai karena mesin pengering masih jarang ditemui di desa-desa penghasil jagung. Dengan adanya mesin pengering, petani tidak perlu mengeringkan jagung di bawah terik matahari, mesin pengering juga akan sangat membantu petani saat musim hujan," jelas Imelda.
Selaras, Guru Besar Institu Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas mengamini, naiknya harga pakan ternak bukan hanya karena kebutuhan jagung sebagai bahan bakunya tidak mencukupi. Lebih dari pada itu, bergantungnya pakan ternak pada impor jagung membuat harganya terus terkerek tinggi.
Dia mengemukakan impor gandum yang melonjak tinggi dari tahun 2016 seakan menjadi substitusi dari dilarangnya impor jagung lewat Permentan Nomor 57 Tahun 2015 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan Asal tumbuhan ke dan dari Wilayah Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Sumarjo Gatot Irianto mengakui adanya kenaikan harga jagung dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu penyebabnya ialah distribusi panen yang tidak merata.
Menurutnya, pasokan jagung hingga hari ini masih terbilang cukup. Pihaknya masih terus memeriksa dan mencari penyebab kenaikan harga jagung di pasar.
"Untuk produksi jagung sementara catatan kita itu 28 juta ton di Angka Ramalan I. Kita masih bicarakan kepada para petani jangan dilepas setinggi-tingginya harga ini. Kita memang belum tahu apa yang mengerek harga jagung jadi tinggi begini," tuturnya di Gedung Kementan, Selasa (25/9).
Selain persoalan pasokan, dari sisi logistik juga berdampak besar pada harga jagung. Oleh karena itu, Kementan terus memperbanyak alat pengering jagung, terutama untuk daerah-daerah pedalaman.
"Distribusi panen juga berpengaruh, panen di Maluku dan Jawa kan beda, ini karena ada aspek logistiknya. Apalagi panen untuk di daerah remote, makanya kita tambah 1.000 alat pengering jagung. Untuk jagung multipurpose," ujarnya.
Baca juga:
Pasokan cukup tapi harga jagung meroket di pasaran, ini kata Kementan
Rupiah terkapar, Indofood naikkan harga tepung hingga 10 persen
3 Cerita Sandiaga Uno terkejut setelah blusukan
Kedelai mahal, Sandiaga puji penjual tempe sachet di Pasar Sendiko
Bank Indonesia prediksi September kembali deflasi
Mendag Enggar bantah ukuran tempe tahu setipis ATM