Trade Mall Agung Podomoro ngaku masih ramai di tengah pelemahan daya beli masyarakat
Assistant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Suryani mengatakan, khusus tenant makanan dan minuman mampu bersinergi dengan penyedia layanan aplikasi pemesanan makanan secara online.
Perlambatan daya beli masyarakat serta peralihan pola belanja dari offline menjadi online telah membuat sejumlah gerai ritel Tanah Air tutup. Namun fenomena tersebut tidak 'menjepit' pusat-pusat perbelanjaan yang dikelola Trade Mall (TM) Agung Podomoro Group.
Assistant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Suryani mengatakan, khusus tenant makanan dan minuman mampu bersinergi dengan penyedia layanan aplikasi pemesanan makanan secara online.
-
Kapan Suswono menyampaikan bahwa daya beli warga Jakarta menurun? "Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun," sambungnya.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Mengapa orang-orang membayangkan Jakarta dipenuhi salju? Cuaca panas yang belakangan terjadi di Jakarta membuat sebagian warga berandai-andai seandainya Jakarta ada musim salju. Tak cuma itu rasa penasaran juga hinggap bagaimana penampakan Jakarta jika turun salju.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
Mely mengakui perubahan pola belanja masyarakat dari offline menjadi online memang turut mempengaruhi jumlah kunjungan di berbagai pusat perbelanjaan.
"Namun khusus untuk angka kunjungan ke Trade Mall Agung Podomoro Group tetap tinggi. Angka kunjungan mencapai 300-500 ribu orang per hari. Ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat untuk berbelanja offline masih tinggi," kata Mely ditulis Antara, Kamis (9/11).
Dia menjelaskan, mayoritas pengunjung ke Trade Mall Agung Podomoro Group adalah ibu-ibu, di mana memiliki ciri khas berbelanja dengan melihat barang secara langsung. "Ibu-ibu itu kalau belanja inginnya melihat atau mencoba barang secara langsung. Ini perbedaan paling mendasar dibandingkan dengan belanja online," ujar Mely.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daya beli masyarakat Indonesia selama periode triwulan I-III 2017 melambat. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode tersebut yang melambat menjadi 4,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94 persen.
Situasi ini ditambah lagi dengan pergeseran pola belanja masyarakat dari offline menjadi online seiring perubahan teknologi dan peningkatan penetrasi internet di Indonesia.
Asosiasi e-Commerce Indonesia menyebutkan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia. Data Sensus Ekonomi BPS 2016 mencatat industri e-commerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar 17 persen dengan jumlah e-commerce lebih dari 26,2 juta unit.
Namun situasi ini tak berpengaruh terhadap pusat perbelanjaan di bawah Agung Podomoro. TM Agung Podomoro Group kini mengelola 10 pusat perbelanjaan di Jakarta dan Balikpapan yaitu TM Blok M Square, TM Mangga Dua Square, TM Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok, TM Harco Glodok, TM Kenari Mas, TM Kalibata City, TM Thamrin City, TM Seasons City, TM Blok B Tanah Abang, dan TM Plaza Balikpapan.
Salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi pembeli adalah Thamrin City, Jakarta Pusat. Pusat belanja yang melibatkan ribuan pedagang kecil dan menengah ini tetap menjadi favorit pengunjung.
Kareem, pedagang batik di TM Thamrin City mengatakan, masih banyak pengunjung yang berbelanja di sini. "Paling ramai itu hari Senin dan Kamis, selebihnya normal seperti ini," kata pria yang menjaga kios Batik Qorri, di Lantai D1, Blok A 3A, nomor 5.
Dengan kondisi sekarang ini, Kareem masih bisa memutarkan hasil dari keuntungan penjualan untuk mendatangkan stok barang ke kiosnya. "Saya tidak selalu memikirkan omzet, ada uang langsung diputar saja untuk datangkan batik dari pekalongan," ucap pria yang sudah berjualan di Thamrin City sejak 2011 tersebut.
Khusus tenant makanan dan minuman juga dapat bersinergi dengan penyedia aplikasi pemesanan secara online untuk mendorong transaksi. Tenant-tenant produk makanan dan minuman yang semula tak memiliki fasilitas delivery, kini dapat menyediakan fasilitas tersebut kepada para pelanggan.
Pelemahan di industri ritel sebenarnya sudah terendus sejak awal tahun ini. Yang terbesar, PT Modern Internasional Tbk menutup semua gerai 7-Eleven di bawah pengelolaannya pada 30 Juni 2017.
Adapula PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang menutup dua gerainya di kawasan Blok M dan Manggarai. Kemudian, penutupan Gerai Lotus dan Debenhams oleh PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Mandey, mengatakan penutupan sejumlah gerai adalah hal lumrah dalam bisnis. "Ada juga yang memindahkan uang belanjanya ke perbankan, jadi dana pihak ketiga," kata dia.
Baca juga:
Turunnya daya beli masyarakat dan anomali ekonomi versi Sri Mulyani
BPS catat daya beli masyarakat turun, ini tanggapan Menteri Sri Mulyani
BPS catat penurunan daya beli masyarakat di triwulan III-2017
Melambat, pertumbuhan industri ritel 2017 diprediksi sekitar 7 persen
Meski ada perubahan pola belanja, kontribusi e-commerce RI hanya satu persen