Turun tipis, laba bersih Pertamina di 2015 capai Rp 19,38 triliun
Pendapatan Pertamina anjlok mencapai 40,34 persen di 2015.
PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih mencapai USD 1,42 miliar atau setara Rp 19,38 triliun pada 2015. Laba bersih tersebut turun 1,82 persen dari tahun 2014 yang tercatat USD 1,45 miliar.
"Laba bersih Pertamina mencapai USD 1,42 miliar. Turun sedikit dari laba 2014," ujar Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman di kantornya, Jakarta, Selasa (31/5).
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
-
Siapa yang dipanggil ke Timnas Indonesia dari Persib Bandung? Namun, hanya satu pemain dari tim tersebut yang mendapatkan panggilan dari Shin Tae-yong untuk memperkuat Timnas Indonesia. Pelatih Shin Tae-yong baru saja mengumumkan daftar 26 pemain yang akan berlaga melawan Arab Saudi pada tanggal 6 September dan Australia pada tanggal 11 September.
Sementara itu, pendapatan perseroan anjlok mencapai 40,34 persen. Di mana, pada 2015, perseroan mencatatkan pendapatan USD 41,76 miliar. Sedangkan, pada 2014, perseroan mencatat pendapatan sebesar USD 70 miliar.
"Penurunan pendapatan tersebut disebabkan anjloknya harga minyak dunia mencapai 60 persen," kata dia.
Untuk laba operasi 2015, lanjut Arief, Pertamina mencatat sebesar USD 3,92 miliar atau turun 11,65 persen dari perolehan 2014 mencapai USD 4,44 miliar. Sedangkan, EBITDA margin perseroan mencatat 12,28 persen di 2015 atau naik 49,82 persen dari catatan 2014 mencapai 8,2 persen.
"Ini jadi EBITDA tertinggi sepanjang Pertamina punya laporan keuangan, Pertamina punya laporan keuangan sejak 2011," pungkas dia.
Baca juga:
Pemerintah dukung Pertamina impor elpiji dari Iran
Bos Pertamina: Aset negara bertambah USD 41,3 M lewat holding
Bos Pertamina: Kami akui sering berebut proyek gas dengan PGN
Iran bakal kirim 600.000 ton gas elpiji ke Indonesia
Sambangi BUMN, bos Pertamina lapor soal RUPS ke Menteri Rini
Gandeng Pertamina bangun kilang, Rosneft ingin kuasai pasar ASEAN
Menkeu: Kerja sama Pertamina dan Rosneft bisa kurangi impor BBM