UMKM ini Bikin Bisnis Gorengan Lokal Jadi Naik Kelas
TAPISI merupakan salah satu Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang siap naik kelas. Pendiri TAPISI Akbar Temmuyin Sani memiliki misi agar TAPISI menjadi raja camilan dan gorengan Indonesia yang mengedepankan kehigienisan produk.
TAPISI merupakan salah satu Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang siap naik kelas. Pendiri TAPISI Akbar Temmuyin Sani memiliki misi agar TAPISI menjadi raja camilan dan gorengan Indonesia yang mengedepankan kehigienisan produk.
"TAPISI ini awalnya dari sebuah kegalauan saya, karena banyak perusahaan asing di Indonesia, mereka jualannya sama-sama jual kentang goreng, pisang goreng. Kenapa kok kita tidak bisa bikin kelas menengah ke atas," kata Akbar dalam acara media sharing, di Hot & Sexy Chicken Kemayoran, Jakarta, Jumat (27/12).
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa yang terbakar di KM Umsini? Sumber api pertama kali diketahui pada pukul 04.20 WITA yang diduga berasal dari motor bantu yang ada di ruang mesin.
Dia melihat banyak penjual gorengan yang dalam proses mengolah produknya, terlihat kurang higienis, serta banyak pedagang gorengan yang menyalahi aturan dalam berdagang, seperti jualan di pinggir jalan, mengganggu pejalan kaki, dan dikejar-kejar oleh satpol PP.
"Higienisasi, penjualannya pun harus menggunakan masker, sarung tangan, agar orang menengah ke atas pun tidak jijik mencoba produk kita. Kita ingin menunjukkan produk kita higienis," jelasnya.
Lalu dia berpikir bagaimana caranya menolong pedagang kecil tersebut. Karena menurutnya bagi pedagang kecil sangat sulit mendapatkan pinjaman dari Bank, karena diperlukan jaminan.
"Pada dasarnya kami memiliki tujuan merevitalisasi budaya kuliner tradisional Indonesia, serta membuatnya lebih terjangkau oleh masyarakat umum. Baik mereka konsumen maupun peminat usaha," ungkapnya.
©2019 Liputan6.com/Tira santia
Dari sisi bisnis sendiri, TAPISI memiliki konsep kemitraan (franchise) yang mengajak pedagang kecil untuk bergabung. Dia berharap bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan membuka peluang usaha seluas-luasnya bagi para calon mitra TAPISI di seluruh wilayah Indonesia dan mancanegara.
"Di TAPISI kita punya beberapa program, kita berikan gerobak senilai Rp 15 juta sekaligus dengan produknya untuk yang mau bermitra, mereka (penjual gorengan) bisa membayarnya dengan dicicil," kata dia.
Ubah Wajah Penjual Gorengan
Hal tersebut bertujuan untuk mengubah wajah penjual gorengan supaya tidak jualan di pinggir jalan, dan produk yang higienis.
"Jadi kita mencari mereka yang tidak punya pekerjaan, lebih bagus lagi kalau penjual gorengan karena sudah punya ilmunya, kalau pun tempat mereka tidak layak, kita akan carikan tempat sewa. Kita tidak hanya mengambil keuntungan saja yang diambil, melainkan membantu pedagang kecil untuk mengembangkan usahanya," jelasnya.
Dia berharap penjual gorengan bisa berjualan ditempat yang layak, seperti di pusat perbelanjaan atau mall, atau di pujasera. Pokoknya ditempat yang sudah berizin.
Selain itu, menu yang ditawarkan TAPISI adalah panganan sehari-hari yang mudah dijumpai, seperti tahu, pisang dan singkong, yang disingkat menjadi TAPISI. Dengan beragam varian rasa seperti pisang goreng dengan topping keju dan coklat, singkong topping keju atau coklat, serta tahu goreng balado, dan barbeque.
Sementara itu, dia optimis untuk mengembangkan produk TAPISI hingga ke luar negeri, seperti Malaysia. Karena harga sewa di Malaysia masih cukup murah. "Kan sekarang ada resesi global, kalau saya pikirannya global. Dengan think global, saya akan bawa TAPISI secara global," jelasnya.
Selain itu target untuk ke depannya, pihaknya sedang dalam tahap bekerja sama untuk mengembangkan 1000 gerobak.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)