Untung rugi Hary Tanoe beli antv-tvOne
Dijual dengan harga USD 2 miliar, apa untung dan rugi Hary Tanoe membeli dua media dari VIVA.
Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo ingin membeli dua stasiun televisi milik Aburizal Bakrie kembali santer terdengar.
Kali ini disertai dengan data penawar lain yaitu CT Group dan SCTV. Berita terakhir menyebutkan bahwa dua stasiun televisi yang bergabung dalam PT Visi Media Asia (VIVA) dilego hingga USD 2 miliar.
-
Apa masalah yang dialami oleh TV? Salah satu masalah yang mungkin Anda temui adalah kondisi TV layar mati ada suara. Ini biasanya ditandai dengan suara tayangan yang terdengar jelas, namun layar TV tidak menampilkan gambar apa pun.
-
Apa yang menjadikan TV TCL unggul? Sejak era smart TV bergulir, TCL menjadi salah satu merek yang banyak diburu oleh masyarakat. Lantas, apa yang menjadi keunggulan dari TV satu ini?
-
Bagaimana TBC aktif menular ke orang lain? Penyakit TBC adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan. Pada penderita TBC aktif dapat menularkan ke lingkungannya melalui batuk, bersin, dan berbicara dan terhirup oleh orang di sekelilingnya termasuk anak-anak.
-
Kapan MCB bekerja? Dalam kondisi ini, komponen strip bimetal akan menjadi panas dan akan dibelokkan dengan menekuk.
-
Kapan TERTAWAN HATI pertama kali tayang di SCTV? Debut TERTAWAN HATI pada 22 Januari 2024 mencuri perhatian pemirsa sejak awal.
-
Kapan TVRI pertama kali mengudara? Sebagai jaringan televisi pertama di Indonesia, TVRI perdana mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962.
Namun, baik pihak MNC dan Bakrie belum mau berkomentar mengenai hal itu.
Lalu, apa saja perkiraan keuntungan dan kerugian Hary Tanoe menguasai dua media milik Bakrie tersebut?
Variasi media Hary Tanoe semakin banyak
Akuisisi media berbasis berita memang akan menguntungkan dari pihak Hary Tanoe. Saat ini, MNC hanya memiliki MNC News untuk stasiun televisi yang berkonsentrasi di berita.
Sayangnya, MNC News hanya terbatas untuk layanan TV kabel. Menurut analis dari First Asia Capital David Sutyanto, hal tersebut bisa mendukung bisnis penyiaran MNC di sektor non TV kabel.
"Dia kan belum punya TV berita khusus untuk non TV kabel. Jadi ini menguntungkan," ujar dia.
Cengkeraman Hary Tanoe di media semakin kuat
Jika akuisisi tersebut benar-benar terjadi, maka aksi ekspansi Hary Tanoe telah sukses. Padahal akhir tahun lalu Hary Tanoe baru saja mengakuisisi Bakrie Toll Road serta aset Bakrie di Lido, Jawa Barat dengan nilai transaksi Rp 2 triliun.
Di sisi lain, MNC memang akan fokus mengembangkan bisnis medianya. Jadi, jika dua stasiun televisi andalan Bakrie itu dibeli, maka cengkeraman Hary Tanoe di bisnis media semakin kuat.
Harga antv-tvOne terlalu mahal
Patokan harga penjualan PT Visi Media Asia (VIVA) dinilai terlalu mahal. Pasalnya, dengan harga saham saat ini yaitu Rp 600 per lembar saham, harusnya hanya laku Rp 1,2 triliun saja.
Bakrie disebut-sebut bakal melego VIVA pada kisaran harga USD 1,2 miliar (Rp 11,5 triliun) hingga USD 2 miliar (Rp 19,28 triliun).
Analis pasar saham dari First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, jika dilihat dari aset yang dimiliki VIVA, harga patokan tersebut terlalu mahal. Pasalnya, hingga saat ini aset VIVA terhitung hanya Rp 2,9 triliun.
Harta Hary Tanoe semakin banyak
Hary Tanoe yang kini masuk dalam peringkat ke 29 pada 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes akan semakin kaya.
Dengan harta USD 1,04 miliar (Rp 9,9 triliun), bukan tidak mungkin akan semakin bertambah jika VIVA bergabung dalam jajaran media kepunyaannya.
Tahun lalu saja, pendapatan MNC mengalami kenaikan sebesar 13 persen menjadi Rp 6,09 triliun. Sementara VIVA berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun tahun lalu.
Hal itu belum dihitung dari pendapatan hak siar Piala Dunia 2014 nanti. Tentu saja keuntungan televisi merah tersebut akan berlipat.
Kerugian untuk Bakrie
Jika memang VIVA dijual, maka akan menjadi kerugian untuk Bakrie. Analis dari Trust Securites, Reza Priyambada mengatakan Bakrie yang akan merugi jika melepas VIVA.
"Soalnya dari sekian banyak perusahaan Bakrie, VIVA yang mencatatkan keuntungan tinggi," ujar dia.
Hingga kuartal ketiga tahun lalu, laba VIVA tercatat naik lebih dari 300 persen menjadi Rp 85,26 miliar.