Wamentan Minta Susu Tidak Dimasukkan dalam Program Makan Bergizi Gratis Jika Masih Impor
Sudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menyarankan agar susu sapi tidak dimasukkan terlebih dahulu dalam program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, jika susu tersebut masih diimpor, lebih baik diganti dengan produk lokal seperti telur atau ayam yang sudah tersedia dalam negeri.
"Ya kalau kita sih berharap susu tidak dimasukkan dulu. Kalau kita impor ngapain? Iya dong, diganti dengan telur, diganti dengan ayam, yang penting kan cakupan gizinya," kata Sudaryono kepada media, Jakarta, Jumat (16/8).
- Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di SDN 103 Inpres Hasanuddin
- 60 Perusahaan Diklaim Berminat Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis
- 46 Perusahaan Bakal Impor 1,3 Juta Sapi Hidup untuk Program Makan Bergizi Gratis yang Diusung Prabowo
- Program Makan Siang dan Susu Gratis Diusung Prabowo Gibran Dongkrak Ekonomi Daerah, tapi Susunya Jangan Impor
Sudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri. Dia menilai pemilihan bahan makanan dalam program harus didasarkan pada perhitungan kalori, protein, dan aspek gizi lainnya untuk mencapai cakupan gizi yang optimal sekaligus mendukung perekonomian lokal.
"Ini kita tidak melulu. Pokoknya harus mengusulkan ndak, tapi ada hitungan kalorinya, ada hitungan proteinnya, dan seterusnya menjadi patokan. Sehingga sebisa mungkin tentu men-generate ekonomi dalam negeri kita," terang Sudaryono.
Oleh karena itu, pihaknya tengah fokus pada beberapa sektor pertanian, termasuk peningkatan produksi susu dan daging sapi, agar menekan berlebihannya impor pangan.
"Susu sama daging dan sapi. Itu kan populasinya kecil, konsumsinya besar, terus selama ini kita dinina bobokan dengan impor. Nah itu yang kita sedang atur bagaimana supaya kita kurangi impor syukur-syukur bisa swasembada," pungkas dia.
Anggaran Kementan Terus Alami Penurunan
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyoroti penurunan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semakin signifikan dari tahun ke tahun.
Sudaryono mengungkapkan, anggaran Kementan untuk tahun 2025 mengalami pengurangan dibandingkan tahun 2024, meskipun peran Kementan sangat vital.
"Tren anggaran khusus di Kementan dari tahun ke tahun, memang tahun 2025 mengalami penurunan dibanding 2024. Tentu saja dengan tanggung jawab dan juga beban kerja yang besar," kata Sudaryono dalam konferensi pers RAPBN 2025, Jakarta, Jumat (16/8).
Dia menekankan pentingnya sektor pertanian dalam penyediaan pangan bagi rakyat dan dukungan terhadap produksi pangan domestik. Terutama dengan adanya program Makan Bergizi Gratis yang akan diluncurkan di pemerintahan mendatang.
"Tentu saja sektor pertanian adalah penting karena penyediaan pangan untuk rakyat juga kami mendorong untuk produksi pangan domestik kita dorong," jelas dia.