Profil
Arcandra Tahar
Arcandra Tahar adalah wakil Menteri ESDM, mendampingi Ignasius Jonan, pada Kabinet Kerja Presiden Jokowi yang baru saja dilantik, 14 Oktober 2016. Sebelum berada di posisinya sekarang, Arcandra sempat mencicipi jabatan Menteri ESDM selama 20 hari saja. Ini merupakan rekor masa kerja terpendek dalam sejarah Indonesia.
Pria kelahiran Padang, 10 Oktober 1970 ini memiliki kemampuan luar biasa dalam hal penambangan minyak lepas pantai. Dia bahkan telah mematenkan hasil karyanya dalam bidang migas, salah satunya adalah teknologi McT Floating Platform.
Sedari kecil, alumni ITB angkatan ’89 ini memang dikenal berprestasi di sekolah. Seorang guru di SMA Negeri 2 Padang, tempatnya bersekolah, sempat mengungkapkan bahwa Arcandra selalu juara kelas. Tidak heran, otak moncernya mendulang banyak keberhasilan.
Karir Arcandra dimulai dari Andersen Consulting. Pada tahun 1996 dia menempuh kuliah S-2 di Texas A&M University dan melanjutkannya sampai S-3. Sebelum menduduki jabatan menteri, Arcandra sempat bekerja di sejumlah perusahaan.
Petroneering, konsultan penambangan minyak lepas pantai adalah perusahaan terakhir yang dipimpinnya. Hingga pada tahun 2016, Presiden Jokowi mengangkatnya menjadi Menteri ESDM, menggantikan Sudirman Said yang terkena reshuffle.
Namun pengangkatan Arcandra Tahar menuai polemik, akibat isu kewarganegaraan ganda yang menimpanya. Arcandra Tahar diisukan menjadi warga negara Amerika Serikat lewat jalur naturalisasi. Undang-undang Negara Indonesia tidak mengakui dwikewarganegaraan. Untuk menghindari kegaduhan yang berlebihan, akhirnya Presiden Jokowi memutuskan untuk menurunkan Arcandra. Posisinya kemudian digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Riset dan analisa:
Ovan Zaihnudin