Ikut Antrean Mengurus BPJS, Ini Cerita Ikang Fawzi 'Ingin Merasakan Layanan Publik'
Ikang Fawzi kini tengah menjadi sorotan. Hal itu lantaran videonya saat sedang berada di kantor BPJS viral.
Ikang Fawzi kini tengah menjadi sorotan. Hal itu lantaran videonya saat sedang berada di kantor BPJS viral. Ikang harus menunggu antrean hingga berjam-jam. Banyak sekali netizen yang merespon unggahan Ikang.
Ikut Antrean Mengurus BPJS, Ini Cerita Ikang Fawzi 'Ingin Merasakan Layanan Publik'
Dalam video di saluran Trans TV Official yang tayang 30 Mei 2024 lalu, Ikang yang menjadi bintang tamu sebuah acara itu bercerita tentang kejadian tersebut. Kata Ikang, kala itu dirinya hendak mengurus kartu BPJS miliknya.
"Di kantor BPJS. Jadi gua pengen daftar ulang sebenernya. Karena dulu kan perusahaan yang bayar. Sekarang gua pengen bayar sendiri," ungkap Ikang.
"Dan gua tuh memang suka menikmati layanan publik masyarakat gitu karena di situ pertanda negara hadir. Apalagi bicara yang paling utama adalah kesehatan, pendidikan, perumahan. Jadi gua ingin menjalani apa yang dirasakan oleh saudara-saudara gua semua," sambung dia.
Harus mengantre selama berjam-jam, Ikang nampaknya begitu kecewa. Soalnya, waktu Ikang habis seharian untuk mengurus kartu BPJS kesehatan. Ia pun tak menyangka jika akan selama itu.
"Ternyata pada hari itu mereka abis libur empat hari jadi membludak orang-orangnya. Gua dari pagi datang ke situ. Jam sembilan gua daftar, jam tiga baru dipanggil. Baru masuk ke dalem," ungkap Ikang.
"Karena sampai luar tuh yang daftar. Dari situ gua curhat, ini produknya bagus bener-bener dibutuhkan syarakat tapi kok pelayanannya seperti ini," lanjut Ikang.
Ikang berharap jika ke depannya pelayanan yang diberikan akan lebih baik. Soalnya, mengantre hingga berjam-jam tentu saja membuat waktu tak efisien. Ia menilai harus ada evaluasi guna melerai antrean.
"Karena menurut gua yang namanya ngantri itu ada contingency plan. Maksudnya plan A, plan B, plan C. Misal kalau membludak kita atur dong. Tambah orang, tambah apa loket," jelasnya.
"Loketnya sih ada cukup banyak. Ada empat atau lima loket. Orangnya banyak banget. Menurut gua gak semua orang mau online ya. Jadi dia pengen bener-bener, kenyataannya masyarakat masih seperti itu. Ini harus ada solusinya," ungkap dia.