Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pementasan 'Taksu Ubud' Bentuk Ekspresi Seniman Ubud Saat Pandemi

Pementasan 'Taksu Ubud' Bentuk Ekspresi Seniman Ubud Saat Pandemi Taksu Ubud. ©2021 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Di tengah masa pandemi Covid-19, seniman Bali harus berhenti sejenak untuk menggelar seni pertunjukan. Padahal, pertunjukan seni dan budaya merupakan daya tarik wisatawan dalam maupun luar negeri.

Didari hal itu, Titimangsa Foundation melalui founder sekaligus ketuanya, Happy Salma, dan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, menginisiasi sebuah pementasan bertajuk 'Taksu Ubud'.

Pertunjukan itu berfokus pada ekspresi seniman Ubud dalam menyampaikan perasaannya pada alam dan pencipta. Pada perjalanannya selama kurang lebih 4 bulan, karya ini menjadi kerja kolaborasi dengan banyak pihak, terutama seniman dan budayawan Ubud.

Orang lain juga bertanya?

Pementasan ini juga didukung oleh Deputi Bidang Produk Wisata Dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, ARMA Museum & Resort, ISI Denpasar, Yayasan Bumi Bajra Sandhi, Purnham Event Planner, Antida Music Production, Silubarong CO, Circle Lighting Indonesia, Tarra Healthcare, Suarti, Tulola, Cok Abi, CYN Bali, UBUD Performing Art, Napak Tuju, Swaradanta, dan Yayasan Janahita Mandala Ubud.

Pertunjukan Seni Drama

'Taksu Ubud' adalah sebuah pertunjukan seni drama, tari dan musik yang menampilkan Ubud sebagai bagian penting dari wajah Bali. Melalui kisah yang sederhana, 'Taksu Ubud' merupakan buah dari keinginan untuk menyatukan sebagian kecil dari keindahan seni Ubud.

Pertunjukan ini adalah sebuah inisiatif kecil untuk mengadakan kembali ruang bagi sebagian pelaku seni Ubud untuk membangun kembali suasana Ubud yang sarat akan adat dan tradisi Bali. Ubud sebagai benteng pertahanan dalam pelaksanaan adat dan tradisi leluhur masyarakat Bali.

Hampir seluruh masyarakat Ubud hidup dekat dengan adat dan tradisi. Pada siang hari mereka bekerja sebagai petani, pedagang, pengajar dll. Malam hari mereka hidup sebagai pelaku kesenian di Ubud. Pendapatan yang mereka hasilkan dari pekerjaan harian mereka, dikembalikan untuk pengembangan adat.

taksu ubud

©2021 Merdeka.com/Istimewa

Begini Ceritanya

Berkisah tentang seorang pemuda Ubud, Umbara, yang sejak kecil tinggal jauh dari Ubud dan ibunya. Tiba saatnya sang Ibu meminta Umbara untuk pulang ke Ubud. Seketika Umbara berhadapan dengan dilema. Haruskah kenyamanan dan kemudahan yang ia peroleh selama di perantauan ia tinggalkan demi cinta Ibu dan Ubud, sebuah tempat leluhur yang asing baginya?

Saksikan kisah perjalanan batin Umbara lewat ekspresi para seniman Ubud dalam menyampaikan perasaannya pada alam dan pencipta. Garapan 'Taksu Ubud' menampilkan tarian, tetabuh dan mekidung yang melibatkan banyak kelompok penari dan penabuh, seperti Gamelan Yuganada, Yayasan Bumi Bajra Sandhi, Kertha Art Performance, Sanggar Cudamani, Ubud Performing Art, Napak Tuju, Swaradanta dan Yayasan Janahita Mandala Ubud.

Selain itu, 'Taksu Ubud' juga menampilkan banyak seniman-seniman senior Bali yang telah berkarya puluhan tahun dengan penuh dedikasi pada seni dan pengembangan budaya seperti Agung Oka Dalem dan Cok Sri (seniman tari), Aryani Williems (aktor senior), Desak Nyoman Suarti (seniman motif tradisi) dan Made Sukadana Gender (seniman dalang).

Lebih dari itu, 'Taksu Ubud' juga menampilkan aktor-aktor Indonesia yang sudah tidak asing lagi namanya yaitu Reza Rahadian dan Christine Hakim.

Libatkan Penggiat Seni

'Taksu Ubud' melibatkan banyak penggiat seni yang memiliki integritas dan dedikasi pada profesi seperti Dayu Ani sebagai Sutradara Gerak, I Wayan Sudirana sebagai Sutradara Tabuh, Kadek Purnami sebagai Pimpinan Produksi, Anom Darsana sebagai Penata Suara, Johan Didik sebagai Penata Cahaya.

Ada juga Rai Pendet dan Yosep Anggi Noen sebagai Sutradara Visual, Cok Bayu, Agung Iswara dan Dika Pratama sebagai Penata Artistik, Ayu Putri Anantha, Arsa Wijaya dan Dewa Ayu Eka Putri sebagai Koreografer sekaligus pementas. Seniman-seniman yang terlibat ini adalah sebagian kecil saja dari banyaknya seniman-seniman penuh talenta yang ada di Bali.

Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia menjelaskan dengan melakukan kesenian, masyarakat Ubud berhubungan dengan Tuhannya dan membina hubungan baik juga dengan sesama manusia.

Adat dan tradisi masyarakat Ubud ini yang juga menarik wisatawan lokal dan dunia untuk datang ke Ubud dan melihat serta merasakan taksu-nya Ubud.

"Berkesenian bagi masyarakat Bali, khususnya Ubud, bukan hanya menjadi kerja kebudayaan, tetapi juga berlaku sebagai ibadah kepada Tuhannya, sebuah identitas diri dan masyarakat, serta pengejawantahan dari taksu—jiwa—masyarakat Ubud itu sendiri," ungkap Hilmar dari berita tertulis diterima Merdeka Bandung.

taksu ubud

©2021 Merdeka.com/Istimewa

Ini Kata Happy Salma

Happy Salma yang bertindak sebagai produser bagi pementasan ini menjelaskan bahwa Taksu Ubud’ terinspirasi dari alam, gerak, tutur dan rasa ikhlas yang tidak berputus asa dari teman-teman di Bali, khususnya Ubud yang memang dekat di hatinya secara pribadi. Kesenian di Bali terutama selalu menjadi jendela keindahan Indonesia. Pada masa sekarang ini rasanya penting memberi ruang untuk para pelakunya mengekspresikan perasaannya. Upaya kecil tapi penting untuk dilakukan.

“Poin paling utama dalam proses kali ini adalah menyatukan energi kerja kolaborasi. Rasa yang menurut saya perlu dimiliki dalam situasi serba sulit seperti sekarang ini. Menyatukan perasaan kebersamaan dengan penuh tanggung jawab dan menghadirkan energi optimisme dan rasa saling mendukung untuk sebuah kerja kreatif yang datangnya dari hati karena bakti dan kecintaan pada seni, adat dan tradisi,” jelas Happy.

Ida Ayu Wayan Arya Satyani atau lebih dikenal dengan Dayu Ani, sebagai Sutradara Gerak mengungkapkan, pemetasan ini merupakan karya unik dan menantang dikarenakan buah kerja kolaborasi.

“Kita tidak menempatkan salah satu elemen sebagai penunjang elemen yang lainnya. Semua posisinya sama penting, ya musik, ya koreografi, ya teatrikalnya, ya setting-nya, dll. Tapi saya yakin, karya yang didedikasikan sebagai sebuah persembahan/doa/jantra/mantram, getaran itu jauh lebih penting daripada pemahaman. Pemahaman akan menyusul kemudian,” jelas Dayu Ani.

Penuh Tantangan

Sutradara Tabuh, I Wayan Sudirana, sependapat, bahwa proses pengerjaan komposisi pementasan menantang dan sekaligus menyenangkan ketika menyesuaikan dengan tema dan konsep yang tumbuh karena proses bersama.

“Contohnya seperti nomor musik ‘Orkestra Semesta’ yang menjadi pembuka pentas. Komposisinya memang panjang secara durasi karena di dalamnya ada siklus nada di sembilan arah mata angin. Bayangan saya langsung mengarah pada nada-nada semesta, bagaimana nada-nada tersebut berada pada titik kardinalnya dan berinteraksi dengan nada-nada yang lain,” ungkap Sudi panggilan akrabnya.

Pentas ‘Taksu Ubud’ telah direkam beberapa waktu lalu bertempat di Arma Museum, Ubud sebagai tuan rumah. Masyarakat dapat menikmati pementasan ‘Taksu Ubud’ secara daring yang ditayangkan perdana pada Selasa, 6 Juli 2021 pukul 19.00 WIB di kanal Youtube Budaya Saya. ‘Taksu Ubud’ dapat disaksikan secara bebas selama satu minggu hingga tanggal 12 Juli 2021.

(mdk/end)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024
Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024

Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Mengenal Citengah Sumedang, Desa dengan Suasana yang Bikin Tenang dan Mirip di Ubud Bali
Mengenal Citengah Sumedang, Desa dengan Suasana yang Bikin Tenang dan Mirip di Ubud Bali

Dengan pemandangan alam yang indah, perbukitan hijau yang rimbun, dan suasana yang tenang, desa ini pun dikenal mirip Ubud di Bali.

Baca Selengkapnya
Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini
Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini

Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Turis Asing ke Bali Wajib Bayar Rp150 Ribu Mulai Februari 2024, Begini Mekanismenya
Turis Asing ke Bali Wajib Bayar Rp150 Ribu Mulai Februari 2024, Begini Mekanismenya

Pungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.

Baca Selengkapnya
Rektor Unud:  Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali
Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali

Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.

Baca Selengkapnya
Wisata di Banyuwangi yang Hits dan Terbaru, Cocok untuk Manjakan Mata di Akhir Pekan
Wisata di Banyuwangi yang Hits dan Terbaru, Cocok untuk Manjakan Mata di Akhir Pekan

Merdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.

Baca Selengkapnya
20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional.

Baca Selengkapnya
Bule di Bali Ini Ikut Bantu Damkar Padamkan Kebakaran di Pasar Ubud, Aksinya Viral
Bule di Bali Ini Ikut Bantu Damkar Padamkan Kebakaran di Pasar Ubud, Aksinya Viral

Di balik kisah ini, terdapat aksi heroik seorang bule yang ikut membantu damkar memadamkan api.

Baca Selengkapnya
12 Wisata Malam Bandung Populer dan Wajib Dikunjungi, Beri Pengalaman Liburan Berbeda
12 Wisata Malam Bandung Populer dan Wajib Dikunjungi, Beri Pengalaman Liburan Berbeda

Menikmati Bandung di malam hari akan jadi pengalaman seru. Suasana dan pemandangan yang disajikan akan sangat berbeda jika dibandingkan waktu siang hari.

Baca Selengkapnya