Rieke Diah Pitaloka Menangis Kenang Janji yang Dibuat Almarhum Mat Solar Setelah Kepergiannya
Rieke mengenang almarhum sebagai sosok yang sangat baik, terutama dalam berinteraksi dengan tetangga di sekitarnya.

Rieke Diah Pitaloka menyampaikan perasaannya mengenai kepergian Mat Solar, yang dikenal sebagai Bang Bajuri dalam sitkom Bajaj Bajuri. Mat Solar meninggal dunia pada Senin, 17 Maret 2025, sekitar pukul 23.30 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Rieke mengungkapkan bahwa sudah cukup lama ia tidak bertemu dengan Mat Solar. Namun, saat menghadiri rapat di Komisi VI DPR RI, ia tiba-tiba mengingat masalah tanah Mat Solar yang belum terselesaikan untuk pembangunan jalan tol, meskipun rapat tersebut membahas tentang mudik.
“Kemarin saya sempet nggak bisa tidur, jam 3 baru tidur terus sahur dan berangkat kerja. Saya nggak siapin apa-apa. Pas mau duduk tiba-tiba kayak, 'omongin tanahnya Bang Juri',” kata Rieke Diah Pitaloka di Rumah Duka, Kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (18/3/2025) dini hari.
“Jadi tadi di komisi saya omongin tanahnya yang ini lho, dipakai buat jalan tol ya, Masya Allah belom selesai dari 2019,” lanjut Rieke sambil menunjuk lokasi tol di dekat rumah Mat Solar. Rieke merasa bersyukur karena pihak Jasamarga mengonfirmasi bahwa mereka akan segera menyelesaikan masalah tanah Mat Solar. Mereka bahkan berusaha agar semua bisa rampung sebelum Lebaran.
“Alhamdulillah tadi Dirutnya juga menyampaikan akan diselesaikan, semoga sebelum lebaran,” tambahnya. Rieke berharap agar proses penyelesaian tersebut berjalan lancar dan tepat waktu. Dengan adanya kepastian dari pihak Jasamarga, ia merasa lega dan optimis bahwa semua akan teratasi dengan baik. Rieke Diah Pitaloka menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah yang dihadapi oleh sahabatnya, Mat Solar, dan berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
Memperjuangkan Hak Almarhum
Di tengah perasaan syukur mendengar jawaban tersebut, Rieke menerima berita duka bahwa Mat Solar telah meninggal dunia. Ia sebelumnya telah berkomitmen untuk memperjuangkan hak almarhum terkait kepemilikan tanah yang digunakan untuk pembangunan jalan tol.
“Saya sampai nulis surat gitu lho, kayak rilis. Surat buat Bang Juri, gimana ya, kaget banget. Soalnya aku janji mau perjuangin haknya bang Juri. Itu kan tanah, semua ini hasil kerja kerasnya,” ujar Rieke sambil meneteskan air mata.
Sosok yang Sangat Baik
Rieke mengenang almarhum sebagai sosok yang sangat baik, terutama dalam berinteraksi dengan tetangga di sekitarnya. Mat Solar bahkan tidak ragu untuk memberikan bantuan demi kebaikan warga sekitar.
"Abang bantuin bangun masjid, bantuin ambulance di sini. Orangnya juga baik dengan tetangga. Tapi ini ada urusan yang nyangkut," katanya.
Rieke menilai bahwa sikap altruistik almarhum telah memberikan dampak positif bagi komunitas. Dengan segala kebaikannya, almarhum menjadi teladan bagi banyak orang dalam hal kepedulian sosial.
Berkomunikasi dengan Anak almarhum
Rieke selama ini secara rutin berkomunikasi dengan anak almarhum mengenai masalah tanah yang dihadapinya. Ketika harapan mulai muncul setelah mendapatkan jawaban dari pihak Jasamarga, Rieke justru menerima kabar duka bahwa Mat Solar telah meninggal dunia.
“Terakhir ketemu kita terus komunikasi sama anaknya. Tanggal 19 nanti sidang pertama, akhirnya harus maju persidangan, jadi tadi disampaikan. Terus pas pulang ke rumah dapat kabar begitu, Abang meninggal,” ucap Rieke Diah Pitaloka. Berita tersebut tentu sangat mengejutkan Rieke, mengingat mereka masih dalam proses penyelesaian masalah yang penting.