Bergambar Dewa Yunani, Uang Logam Pertama di Dunia Dicetak Tahun 600 SM
Merdeka.com - Koin pertama didunia dicetak oleh kerajaan Lidya Kuno. Koin ini berbentuk gumpalan logam dengan stempel dasar, lalu berkembang menjadi karya seni yang indah dengan logo atau stempel tokoh-tokoh dari mitologi Yunani.
Lidya adalah kerajaan Anatolia yang erat kaitannya dengan Yunani kuno. Orang-orang Lidya dan Yunani menyembah dewa yang sama, seperti yang terlihat dalam koin atau uang logam mereka.
Koin ini dibuat sebagai sarana untuk pengesahan pembayaran, ketika meningkatnya kompleksitas perdagangan antar manusia sejak 600 SM.
-
Siapa yang membuat koin pertama? Menurut sejarawan Yunani, Herodotus, koin alat pembayaran pertama diproduksi di Lydia, kerajaan Zaman Besi yang berada di Turki barat saat ini.
-
Kapan koin pertama kali ditemukan? Alat Pembayaran Kapan dan di mana koin pertama kali ditemukan masih menjadi perdebatan. Tapi koin pertama yang digunakan sebagai alat pembayaran muncul pertamakali sekitar abad ke-6 dan ke-5 SM.
-
Kapan koin tertua ditemukan? Beberapa koin berasal dari tahun 274 Masehi dan di era Kaisar Aurelian.
-
Siapa yang mencetak koin kuno? Koin ini bergambar seorang pemanah yang sedang bersimpuh, elemen karakteristik yang digunakan pada darik Persia, koin emas yang dikeluarkan oleh Kekaisaran Persia.
-
Siapa yang menemukan koin kuno? Relawan pegiat lingkungan menemukan tumpukan harta karun berusia ribuan tahun di Jerman.
Koin Lydia menjadi koin resmi Kekaisaran Lydia, yang berkembang selama bertahun-tahun sebelum jatuh ke tangan Kekaisaran Persia. Koin paling awal dari semua yang ada di planet ini diyakini berasal dari sekitar paruh kedua abad ke-7 SM, pada masa pemerintahan Raja Alyattes, yang berkuasa dari 619 hingga 560 SM.
Sejarawan numismatik setuju bahwa koin Lydia adalah koin pertama yang secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah dan berfungsi sebagai model untuk hampir semua koin berikutnya di mana-mana, dikutip dari laman Greek Reporter, Kamis (2/2).
Tidak seperti token lain, atau barang yang digunakan dalam barter, koin dikeluarkan oleh otoritas pusat atau pemerintah. Tentu saja, koin dapat dibuat dari bahan apa pun, tetapi karena kebutuhan daya tahan, koin dibuat dari logam sejak periode ini dan seterusnya.
Ketika terbuat dari logam mulia seperti emas, uang logam memiliki nilai intrinsiknya tersendiri. Uang logam juga mudah dibawa, dan sulit dipalsukan.
Dalam karyanya berjudul "The Coinage of Lydia and Persia," sejarawan Barclay V Head mengakui "semangat aktivitas komersial yang dimiliki penduduk asli Lydia".
Terletak di dekat Bosporus dan Hellespont, yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Aegea, tidak mengherankan jika Kekaisaran Lydia bahkan sejak akhir abad ke-7 dan awal abad ke-6 SM bangkit menjadi kekuatan komersial.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang logam atau koin awalnya diciptakan sebagai alat pembayaran di zaman kuno. Ada alasan khusus mengapa bentuknya bundar.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah terciptanya uang di Indonesia. Mulai dari uang koin, hingga uang kertas saat ini.
Baca SelengkapnyaUang logam mulai digunakan ketika Raja Lydia Alyattes dari Turki berhasil mencetak uang koin resmi dari campuran perak dan emas.
Baca SelengkapnyaMengapa koin ini dikubur di dalam tanah masih menjadi misteri.
Baca SelengkapnyaPrasasti ini ditemukan di dasar danau, bekas permukiman prasejarah.
Baca SelengkapnyaMata uang emas ini sudah menjadi mata uang sejak zaman Kerajaan Samudra Pasai dan menjadi Dirham tertua yang pernah ada di Nusantara.
Baca SelengkapnyaAwalnya diyakini teks penulisan pertama kali muncul di Sumeria antara 3.000 hingga 4.000 SM.
Baca SelengkapnyaMosaik setinggi 80 meter itu ditemukan pada 2013 di Provinsi Amasya, Turki.
Baca SelengkapnyaTemuan para arkeolog ini merupakan koin Celtic yang sangat langka.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1727, VOC mulai mengedarkan duit, yaitu uang koin untuk menggantikan Cassie Cina yang saat itu juga banyak digunakan di Nusantara.
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan di reruntuhan kuil Buddha di situs Mohenjo Daro.
Baca SelengkapnyaSiapa penulis manuskrip ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Baca Selengkapnya