Bertemu PM Li Qiang, Prabowo Ingin Kirim Lebih Banyak Mahasiswa Indonesia Belajar di China
Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara, salah satunya China.
Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan Indonesia ingin menjalin kerja sama dengan China di bidang pendidikan. Dia menyampaikan keinginan untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar di kampus-kampus China.
Hal ini disampaikan Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di Great Hall of the People, Beijing, China, Sabtu (9/11). Sebelum bertemu PM Li, Prabowo menemui Pimpinan Kongres Rakyat China, Zhou Leji.
"Saya kira kita juga ingin bekerja sama dengan negara Anda dalam masalah pendidikan. Kami ingin mengirim lebih banyak mahasiswa kami untuk belajar di lembaga pendidikan tinggi Anda," kata Prabowo saat pertemuan bilateral dengan PM Li.
Menurutnya, pendidikan di China berkembang cukup pesat. Prabowo berharap hal tersebut dapat membangun generasi muda yang terdidik dan mampu menghadapi tantangan global.
"Pendidikan di China meningkat sangat pesat," ucapnya.
Prabowo mengatakan hubungan diplomatik Indonesia-China akan memasuki usia ke-75 tahun pada 2025 mendatang. Dia senang kerja sama berbagai bidang antara Indonesia-China menunjukkan peningkatan yang signifikan.
"Saya ingin sampaikan bahwa semua bidang kerja sama menunjukkan peningkatan, peningkatan yang signifikan," tutur Prabowo.
Mitra Baik
Sementara itu, PM China Li Qiang menyampaikan China percaya dengan kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto. Dia memastikan China akan selalu menjadi tetangga dan mitra baik bagi Indonesia, ditengah perubahan situasi internasional.
"Kami juga akan mewarisi kebijakan persahabatan terhadap China dan mendorong pembangunan komunitas dengan masa depan bersama antara China dan Indonesia untuk terus mencapai tingkat yang baru dan lebih tinggi," tutur PM Li.
Dalam pertemuan ini, Prabowo didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, KSAL Laksamana Muhammad Ali, KSAU Marsekal Tonny Harjono, Wamenhan Donny Ermawan Taufanto, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, dan Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun.