Fenomena Astronomi Okultasi Bintang Bakal Terjadi di 2025, Begini Penjelasan Ahli
Fenomena unik ini menarik bagi para penggemar astronomi.
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang sangat menarik bagi para penggemar astronomi. Selama tahun ini, langit akan dipenuhi dengan berbagai fenomena astronomi, salah satunya adalah okultasi bintang. Salah satu contoh yang menonjol adalah okultasi bintang Beta Tauri yang akan berlangsung pada tanggal 11 Oktober 2025.
Menurut informasi dari laman Observatorium Bosscha pada Selasa (10/12), okultasi adalah peristiwa ketika objek langit, seperti bulan, planet, atau asteroid kecil, melintas di depan bintang yang posisinya sangat jauh. Hal ini menyebabkan cahaya dari bintang tersebut tampak menghilang untuk sementara dari pandangan kita di Bumi. Istilah "okultasi" berasal dari kata Latin occultare, yang berarti "menutupi" atau "menyembunyikan," yang sangat tepat menggambarkan fenomena ini ketika suatu benda langit bergerak di depan bintang.
-
Apa saja kejadian astronomi di 2024? Tahun 2024 akan menjadi tahun dengan banyak peristiwa astronomi yang paling banyak sepanjang tahun. Berbagai kejadian mulai dari gerhana matahari total, dua gerhana bulan, hujan meteor, dan bulan purnama selama satu tahun penuh akan menghiasi di langit Bumi.
-
Apa yang terjadi di langit pada Januari 2025? Sepanjang bulan Januari 2025, langit bumi akan dipenuhi oleh berbagai fenomena astronomi. Di antara fenomena yang akan terjadi, terdapat hujan meteor Quadrantid, planet sejajar, dan banyak lagi.
-
Kapan asteroid diperkirakan akan menghantam Bumi? Diperkirakan, asteroid ini akan menghantam Bumi pada Oktober 2036, memberikan manusia waktu sekitar 12,5 tahun untuk mempersiapkan diri menghadapinya.
-
Kapan asteroid itu akan mendekati Bumi? NASA sering melakukan pengawasan objek dekat Bumi (NEO), seperti 2024 JY1.
-
Kapan asteroid 2024 PT5 akan menjadi 'Bulan Mini'? Asteroid ini diperkirakan akan ditangkap sementara oleh gravitasi Bumi dan mulai mengorbit dari 29 September hingga 25 November 2024.
-
Kenapa asteroid 2024 PT5 bisa jadi 'Bulan Mini'? Asteroid ini diperkirakan akan ditangkap sementara oleh gravitasi Bumi dan mulai mengorbit dari 29 September hingga 25 November 2024.
Bayangkan saat Anda melihat langit malam yang penuh dengan bintang, tiba-tiba salah satu bintang yang bersinar terang mulai meredup secara perlahan hingga akhirnya hilang di balik bayangan bulan. Seolah-olah bintang tersebut tertelan oleh kegelapan. Setelah beberapa saat, cahayanya kembali muncul, bersinar terang seperti sebelumnya.
Itulah keindahan dari okultasi bintang, sebuah peristiwa yang tidak hanya menakjubkan, tetapi juga memiliki nilai ilmiah yang tinggi. Bulan adalah objek yang paling sering terlibat dalam okultasi yang dapat kita saksikan. Dengan jaraknya yang dekat dari Bumi dan ukuran sudutnya yang besar di langit, bulan sering kali "menutupi" bintang-bintang yang terang.
Fenomena ini menjadi momen spesial bagi para pengamat bintang, baik yang masih pemula maupun yang sudah berpengalaman. Dengan menggunakan teleskop sederhana, seseorang dapat melihat dengan jelas bagaimana bulan mendekati bintang dan kemudian menutupinya, sebelum bintang itu muncul kembali di sisi lainnya. Namun, perlu dicatat bahwa bukan hanya bulan yang dapat menyebabkan okultasi. Beberapa planet dalam tata surya kita, seperti Jupiter dan Venus, juga dapat menutupi bintang, meskipun kejadian ini jauh lebih jarang terjadi.
Berlalu di Hadapan Bintang
Bahkan asteroid kecil yang mengorbit matahari dapat melintas di depan bintang, meskipun okultasi semacam ini biasanya berlangsung sangat singkat dan hanya dapat disaksikan dari lokasi tertentu di Bumi. Meskipun demikian, okultasi yang dilakukan oleh asteroid sangat berharga bagi para astronom.
Dengan mengamati bagaimana cahaya bintang terhalang oleh asteroid, ilmuwan dapat mengukur bentuk, ukuran, dan bahkan keberadaan satelit kecil atau cincin yang mungkin mengelilingi asteroid tersebut. Okultasi bukan hanya sekadar pertunjukan alam yang menawan, tetapi fenomena ini juga memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu astronomi.
Fenomena ini telah membantu ilmuwan mempelajari atmosfer planet, menentukan posisi bintang dengan lebih tepat, serta memahami karakteristik objek kecil di tata surya. Ketika sebuah planet dengan atmosfer tipis seperti Pluto menutupi cahaya bintang, cahaya tersebut akan mengalami perubahan saat melewati atmosfer, memberikan petunjuk berharga tentang komposisi dan strukturnya.
Okultasi Regulus
Sebagai contoh, pada tahun 2017, sebuah peristiwa okultasi mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai asteroid Chariklo. Saat asteroid tersebut melintas di depan bintang, ilmuwan menemukan asteroid ini memiliki cincin tipis yang mengelilinginya—penemuan yang sangat tidak terduga.Hal ini menunjukkan meskipun ukurannya kecil, asteroid pun dapat menyimpan rahasia yang menakjubkan.
Salah satu okultasi yang paling terkenal adalah okultasi Regulus, bintang terang di rasi Leo, oleh bulan. Regulus, yang sering disebut sebagai "jantung singa," telah mengalami okultasi berkali-kali, dan setiap kali peristiwa itu terjadi, banyak astronom amatir maupun profesional berlomba-lomba untuk mengamatinya.
Okultasi semacam ini menjadi momen penting untuk mempelajari lebih dalam tentang gerakan bulan, sekaligus memberikan pengalaman visual yang spektakuler bagi para pengamat.
Secara keseluruhan, okultasi bintang mengingatkan kita akan dinamika alam semesta yang selalu bergerak dan berubah. Di balik peristiwa yang tampak sederhana ini, tersimpan informasi berharga yang dapat membantu kita memahami lebih jauh tentang objek-objek langit yang menghiasi malam.