Lima tahun telah berlalu sejak dunia diserang virus corona Covid-19 yang mematikan. Pandemi Covid-19 mengubah cara hidup miliaran orang dan meninggalkan jejak mendalam di berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan hingga ekonomi.
Virus SARS-CoV-2 ini terdeteksi pertama kali dari seorang pedagang pasar di Wuhan, China, pada akhir 2019. Sementara, kematian pertama dilaporkan China pada 11 Januari 2020. Sejak saat itu, Covid-19 menyebar cepat ke seluruh dunia.
Pada puncak pandemi, jutaan orang kehilangan nyawa dan sistem kesehatan global menghadapi tekanan luar biasa. Menurut laporan AFP, pandemi secara resmi menewaskan hampir 7 juta orang, dan angka sebenarnya diyakini mendekati 20 juta orang.
Saat itu, pemerintah di seluruh dunia memberlakukan lockdown dan pembatasan sosial. Seluruh orang diminta membatasi aktivitasnya dan dianjurkan tetap di rumah saja. Sekolah ditutup. Kantor-kantor meminta pegawainya bekerja dari rumah atau 'work from home'.
Pandemi Covid-19 turut menghancurkan sendi perekonomian. Sederet ajang skala internasional saat itu ditunda. Misalnya, Olimpiade Tokyo yang seharusnya digelar pada 2020, terpaksa ditunda hingga 2021. Selain itu, Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) mengumumkan Piala Eropa 2020 yang sedianya digelar pada 12 Juni-12 Juli juga mengalami penundaan.
Tempat ibadah hingga pusat-pusat keramaian, seperti mal, juga ditutup kala itu. Restoran dibatasi. Akibatnya, gelombang PHK massal terjadi di berbagai negara.
Di sisi lain, pemanfaatan teknologi untuk bekerja jarak jauh dan pembelajaran secara daring atau online menjadi norma baru yang diadaptasi sampai saat ini.
Apakah Dunia Siap Menghadapi Pandemi Berikutnya?
Lima tahun setelah Covid-19 mulai merebak dan menimbulkan dampak luar biasa, muncul sebuah pertanyaan: Apakah dunia siap menghadapi pandemi berikutnya?
Dalam laporan AFP, ketika ditanya apakah dunia lebih siap menghadapi pandemi berikutnya, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini berkata: "Ya dan tidak".
"Jika pandemi berikutnya tiba hari ini, dunia masih akan menghadapi beberapa kelemahan dan kerentanan yang sama," katanya.
"Namun, dunia juga telah mempelajari banyak pelajaran menyakitkan yang diajarkan pandemi ini kepada kita, dan telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memperkuat pertahanannya."
Sementara, Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO Maria Van Kerkhove, mengatakan ini hanya masalah waktu, bukan apakah kita akan menghadapi pandemi lain.
"Banyak hal yang membaik karena pandemi flu 2009 (H1N1) dan juga karena Covid. Namun, saya rasa dunia belum siap menghadapi wabah besar penyakit menular atau pandemi lainnya."