Ternyata Bukan soal Uang, Ini Dua Kekhawatiran Orang Kaya Dunia soal Ancaman Serius Mengintai Umat Manusia
Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama.
Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Siapa yang Bill Gates khawatirkan? “Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja dengan saya memiliki usia yang lebih tua dari saya dan mempunyai anak. Lantas, hal ini yang membuat saya berpikir, bagaimana jika mereka tidak dibayar? apakah gaji yang saya berikan dapat memenuhi kebutuhan tersebut?“
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Siapa orang terkaya di dunia sekarang? Pada 1 September 2023, Musk masih menjadi orang terkaya di dunia.
-
Bagaimana cara Bill Gates memandang kemiskinan? Jika kamu terlahir miskin, itu bukan kesalahanmu. Tetapi jika kamu meninggal dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu.
-
Kenapa Bill Gates khawatir soal gaji karyawannya? “Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja dengan saya memiliki usia yang lebih tua dari saya dan mempunyai anak. Lantas, hal ini yang membuat saya berpikir, bagaimana jika mereka tidak dibayar? apakah gaji yang saya berikan dapat memenuhi kebutuhan tersebut?“
-
Siapa yang menjadi target ancaman? Bukan ke saya saja, tapi ada di beberapa pihak kayak tim manajemen bahkan keluarga bahkan orang-orang terdekat juga jadi kena imbasnya,“ Ria Ricis meneruskan.
Ilmuwan umumnya menganggap pandemi sebagai kejadian yang mungkin terjadi seiring waktu. Penelitian menunjukkan bahwa pandemi menjadi semakin sering karena faktor-faktor seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi.
Bagi Gates dan para ahli kesehatan global lainnya, tantangan utamanya bukanlah apakah pandemi akan terjadi, melainkan apakah negara-negara akan lebih siap dibandingkan saat Covid-19 melanda.
"Negara yang diharapkan dunia untuk memimpin dan menjadi model ternyata tidak memenuhi harapan tersebut," kata Gates, merujuk pada Amerika Serikat, dikutip dari CNBC, Sabtu (14/9).
Dalam bukunya yang dirilis pada 2022 berjudul "How to Prevent the Next Pandemic," Gates mengecam sejumlah pemerintah, termasuk Amerika Serikat, karena tidak memadai dalam menanggapi pandemi Covid-19.
Gates menyarankan agar negara-negara di seluruh dunia meningkatkan kebijakan karantina, berinvestasi dalam pemantauan penyakit, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan vaksin.
Perpecahan Politik
Meski ada beberapa kemajuan dalam hal ini, termasuk peningkatan anggaran untuk kesiapsiagaan pandemi di AS dan negara lainnya, Gates menilai bahwa respons global masih belum cukup memadai.
Dia menegaskan, "Meskipun beberapa pelajaran dari pandemi Covid-19 telah dipelajari, sayangnya kemajuan yang dicapai jauh dari yang saya harapkan.”
Gates juga menyoroti bahwa perpecahan politik yang menghambat respons terhadap Covid-19 masih menjadi penghalang besar dalam mempersiapkan wabah di masa depan.
"Menyatukan pemikiran kita tentang apa yang kita lakukan dengan baik, apa yang tidak kita lakukan dengan baik, masih belum terjadi. Mungkin, dalam lima tahun ke depan, itu akan membaik. Namun, sejauh ini, itu cukup mengejutkan."
Pencegahan Penyakit
Dalam episode mendatang dari serial dokumenter Netflix "What’s Next? The Future with Bill Gates," yang akan tayang pada 18 September, Gates akan membahas fokus utama tentang pencegahan penyakit.
Dalam pemutaran awal episode tersebut, Gates berbincang dengan Dr. Anthony Fauci, mantan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, yang menekankan tanggung jawab moral negara-negara terkaya seperti AS untuk memimpin upaya pencegahan penyakit di seluruh dunia.
Fauci juga membahas isu misinformasi dalam memoarnya "On Call," yang dikhawatirkan telah menggerogoti kepercayaan publik terhadap inisiatif kesehatan masyarakat.
Dia juga mengatakan dengan optimis dalam wawancara bulan Juli dengan People, di mana ia mengatakan bahwa ia percaya bahwa kepercayaan publik terhadap fakta ilmiah pada akhirnya akan dipulihkan.
"Saya masih merasa agak optimis bahwa akan ada sisi baik dalam diri setiap orang yang akan muncul," kata Fauci.
- BMKG: Isu akan Ada Gempa Susulan Lebih Besar di Bandung Hoaks
- Doa Tahnik Bayi Baru Lahir Lengkap dengan Caranya, Amalan Sunnah Zaman Rasulullah
- Kawasan Borobudur Ditata Ulang Agar Lebih Cantik, Begini Bocoran Desainnya
- 5 Aktivitas Fisik yang Bisa Jadi Alternatif ketika Terlalu Sibuk untuk Berolahraga
- Sederet Solusi dari Luhut Agar Harga Tiket Pesawat Rute Domestik Murah
Berita Terpopuler
-
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024 -
VIDEO: Tegas! Jokowi Respons Carut Marut PON 2024 "Tiap Event Besar Pasti Ada Koreksi"
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Kaesang Klarifikasi ke KPK, Jokowi: Semua Warga Negara Sama di Mata Hukum
merdeka.com 18 Sep 2024 -
VIDEO: Nada Tinggi! Jokowi Beri Perintah ini Kisruh 'Kudeta' Kadin "Bola Panasnya Jangan Ke Saya"
merdeka.com 18 Sep 2024