Jadi Jutawan di Usia 29 Tahun, Pria Ini Ogah Punya Aset Properti
Timothy merasa memiliki rumah seperti sebuah tekanan
Properti merupakan aset paling umum yang dimiliki setiap orang, khususnya masyarakat menengah ke atas. Namun, kebiasaan ini tidak dilakukan Timothy Armoo, salah satu pendiri dan mantan CEO Fanbytes.
Dilansir dari CNBC Make it, Timothy bercerita kalau dia lebih suka menghabiskan sebagian uangnya pada investasi eklektik, mulai dari bisnis buah eksotis di Afrika hingga mendanai penjualan tambang lithium.
-
Bagaimana miliarder muda berinvestasi? Bagi para miliarder, mereka akan lebih cermat dalam menentukan instrumen investasi. Umumnya mereka akan memprioritaskan investasi terhadap instrumen yang aman untuk mengamankan aset yang dimiliki.
-
Bagaimana orang kaya berinvestasi? Kebiasaan lain orang kaya dalam mengelola keuangan ialah selalu mengutamakan untuk membeli produk investasi. Instrumen keuangan ini bukan hanya bisa sebagai alat untuk menyimpan aset tetapi juga mengembangkannya secara maksimal.
-
Bagaimana pria kaya ini hidup? Namun di tengah kekayaan yang dimiliki, dia mengaku telah hidup hemat sepanjang hidupnya.
-
Kenapa miliarder ini memilih mengontrak daripada membeli rumah? Sethi telah menyewa rumah di kota-kota mahal seperti Los Angeles dan New York hanya karena biaya kepemilikannya terlalu tinggi. 'Saya memperoleh lebih banyak uang dengan menyewa daripada jika saya memiliki,' katanya.
-
Siapa anak muda terkaya di dunia? Clemente Del Vecchio yang berusia 18 tahun justru sudah memiliki kekayaan USD3,8 miliar atau setara Rp582 triliun.
Timothy bukanlah pria kaya sejak lahir. Kekayaannya yang berlimpah itu didapat dari menjual Fanbytes ke agensi pemasaran digital Brainlabs pada bulan Mei 2022 dengan jumlah delapan digit. Dia pun merasa sangat tidak berdaya untuk menghabiskan uang, meskipun masa kecil hingga remajanya dihabiskan dalam kemiskinan di perumahan umum di London selatan.
Satu waktu, Timothy pernah menelepon bank untuk melakukan tarik tunai sekitar satu juta poundsterling. Setelah proses verifikasi ketat, uang yang diminta Timothy cair, dan dibawa pulang menggunakan tas. Setibanya di tempat tinggal yang dia sewa, uang-uang dalam tas dikeluarkan dan dijejerkan di atas kasur.
“Saya hanya melihatnya. Alasan saya melakukan itu adalah karena saya ingin membuatnya sangat jelas bagi saya bahwa: ‘Bung, kalau semuanya gagal, kalau Anda menghabiskan semuanya untuk berjudi, atau Anda menghabiskannya untuk kripto, atau sesuatu yang buruk, paling tidak, Anda punya uang tunai satu juta pound.’”
Dia pun kemudian memutar kekayaannya dengan berinvestasi ke dana indeks seperti S&P 500 — dan memiliki berbagai saham termasuk Shopify dan Cloudflare .
“Jadi pada dasarnya saya punya dua kubu: satu adalah kelompok yang sangat aman: dana indeks, uang tunai yang kelebihan berat badan, obligasi dan surat utang. Lalu sisi lainnya benar-benar eksotis," cerita dia.
Beberapa investasi Armoo yang tidak biasa termasuk pembiayaan bisnis alpukat, kedelai, dan mangga di Kenya, Angola, dan Tanzania, yang memasok supermarket di Eropa.
Merasa tak butuh rumah
Timothy adalah seorang minimalis dan tidak memiliki rumah selayaknya kebanyakan orang kaya gemar berinvestasi di real estate.
“Saya sebenarnya tidak punya rumah. Saya tidak terlibat dalam properti hunian atau properti komersial langsung,” katanya.
“Kebanyakan orang melihat properti sebagai cara mereka membangun kekayaan, tetapi saya menggunakan bisnis sebagai cara saya membangun kekayaan dan saya tidak memiliki keluarga, saya tidak memiliki pasangan sekarang, jadi mengapa?”
Timothy memperkirakan lebih banyak jutawan muda yang akan membuat pilihan ini, menolak properti demi bisa bepergian dan lebih banyak bepergian. “Saya mungkin hanya menghabiskan setengah tahun di London,” katanya.
Dan tidak seperti teman-temannya, dia cenderung tidak membeli barang-barang mewah.
“Saya orang yang sangat minimalis,” katanya. Satu contoh pembelian yang “mencolok” yang dia berikan adalah tiket pesawat kelas satu ke Bali untuknya dan mantan pacarnya. “Itu keren. Saya ingat berpikir: ‘Wah, ini gangster.’”
Jutawan muda itu menekankan bahwa kadang-kadang ada baiknya menolak cara tradisional dalam melakukan sesuatu.
“Menurut saya, ada hal yang lebih penting di sini, yaitu untuk memeriksa aturan yang Anda jalani dalam hidup. Anda harus memeriksanya dan berkata: ’Nah, mengapa saya harus melakukan ini? Mengapa saya harus memilih karier ini? Mengapa saya harus menginvestasikan uang saya dengan cara ini?” katanya.
“Kamu harus benar-benar mencermati peraturan tersebut, karena jika tidak, kamu akan terbangun di kemudian hari dan menyadari bahwa kamu telah menjalani hidup dengan peraturan orang lain.”