Bule California Pilih Tinggal di Bali Sambil Jalankan Bisnis
Dunia kerja modern kini menawarkan kebebasan untuk bekerja dari mana saja.
Steven Guo, seorang wirausahawan berusia 24 tahun, baru-baru ini memutuskan untuk meninggalkan hiruk-pikuk California Selatan dan menjalani hidup baru di Bali. Kepindahannya menjadi bukti nyata dunia kerja modern kini menawarkan kebebasan untuk bekerja dari mana saja.
Perjalanan Guo menuju kesuksesan dimulai secara tak terduga di usia 12 tahun. “Saya sangat menyukai permainan Minecraft dan memutuskan untuk membuat server sendiri,” ujar Guo dikutip dari CNBC Make it, Senin (18/11).
Keputusan sederhana itu berubah menjadi peluang besar saat seorang pemain menawarkan USD50 atau Rp792 ribu (kurs Ro15.853) untuk bermain di servernya.
“Saya tidak menyangka Anda bisa menghasilkan uang dari internet,” katanya, mengenang momen yang mengubah hidupnya.
Guo kemudian mengembangkan servernya, menjual berbagai fitur dalam game kepada pemain. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengumpulkan USD10.000 atau Rp158 juta.
Namun, langkah berikutnya tak berjalan mulus. Ia mencoba peruntungan dengan memulai perusahaan pengembangan game, tetapi proyek itu gagal, hampir menghabiskan seluruh tabungannya. Meski demikian, pengalaman itu memberi Guo pelajaran penting pemasaran adalah kunci dalam bisnis apa pun.
Bangkit dari Keterpurukan
Semangat Guo untuk belajar tentang bisnis terus tumbuh. Setelah mengenyam pendidikan di Universitas California, Irvine, ia mendirikan beberapa bisnis e-commerce yang kini menghasilkan pendapatan jutaan dolar.
“Karena IPK saya sangat buruk, saya tahu bahwa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi mungkin tidak mungkin, dan itu mendorong saya untuk bekerja lebih keras pada bisnis saya sendiri,” jelasnya.
Pada 2022, Guo menjual salah satu bisnisnya, Impulse Modern, sebuah merek perhiasan yang menghasilkan lebih dari USD2 juta atau Rp31,7 miliar per tahun. Kini, ia memimpin Manifest Five, studio modal ventura yang berfokus pada pengembangan dan investasi dalam merek-merek bernilai tinggi di berbagai sektor.
Kehidupan di Bali memberikan Guo keseimbangan yang ia cari.
“Pagi hari saya habiskan untuk menjalankan bisnis, dan sore hari saya habiskan untuk berselancar, menjelajahi pemandangan alam, atau menikmati budaya yang semarak di sini,” ujarnya.
Tinggal di Bali juga memungkinkan Guo menikmati kualitas hidup yang lebih tinggi dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan California.
Guo tinggal di sebuah vila bersama dua teman dekat yang juga wirausahawan. Mereka menjalani gaya hidup yang sama, saling mendukung dalam mengelola bisnis mereka masing-masing. “Bali adalah tempat yang sempurna untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan,” katanya.
Dengan penghasilan tahunan sekitar USD254.000 atau Rp4 miliar dan waktu kerja yang fleksibel, Guo membuktikan kesuksesan tidak harus mengorbankan kebahagiaan. "Saya jelas jauh lebih bahagia di Bali karena gaya hidup di sana sangat hebat," tutupnya.