Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19 Pada Enam Ekor Kera, Virus Dalam Paru-Paru Berkurang
Merdeka.com - Vaksin virus Corona tampaknya berhasil melindungi enam ekor kera dari penyakit Covid-19. Hal ini memberi harapan awal bagi ketersediaan vaksin, yang sekarang sedang menjalani uji klinis pada manusia. Namun tidak ada jaminan vaksin ini akan berhasil jika disuntikkan ke manusia.
Dilansir dari BBC, Sabtu (16/5), sekelompok kera terpapar virus SARS-CoV-2. Enam ekor hewan yang divaksinasi memiliki lebih sedikit virus di paru-paru dan saluran pernapasan mereka.
Percobaan berlangsung di Amerika Serikat (AS), yang melibatkan para peneliti dari Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) AS dan dari Universitas Oxford. Vaksin ini tampaknya berhasil melindungi hewan tersebut dari pneumonia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian? Studi ini, yang melibatkan sekitar 1,5 juta orang dewasa dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Norwegia, dilakukan selama periode 15 tahun oleh tim peneliti dari Universitas Toronto.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini? Dalam penelitian ini, para ilmuwan dari East China Normal University merekrut 76 pria berusia 18 hingga 34 tahun yang memiliki pasangan wanita tetap dan melakukan hubungan seksual setidaknya sekali seminggu.
Kera Memiliki Sistem Kekebalan yang Mirip dengan Manusia
Studi ini belum ditinjau oleh ilmuwan lain dan dipublikasikan secara resmi, tetapi Prof Stephen Evans dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, menggambarkannya sebagai 'kualitas tinggi' dan 'sangat menggembirakan'.
Sementara itu, percobaan di Inggris pada lebih dari 1.000 sukarelawan manusia saat ini sedang berlangsung di Universitas Oxford. Ada lebih dari 100 vaksin eksperimental virus Corona yang saat ini sedang dikembangkan.
Dr Penny Ward, seorang profesor tamu di bidang farmasi di King's College London mengatakan, temuan ini sangat membantu di mana vaksin tidak menyebabkan respons penyakit yang lebih buruk pada sekelompok kera ini, dan mereka tidak mengalami gejala pneumonia setelah divaksinasi.
Vaksin ini didasarkan pada sebagian kecil dari 'lonjakan' virus yang khas. Idenya adalah dengan membuat tubuh mengenali bagian unik dari virus, ketika terpapar tubuh akan tahu bagaimana bereaksi, dan menghasilkan antibodi yang tepat untuk melawannya.
Tampaknya hal itu terjadi pada kera yang divaksinasi, yang menghasilkan antibodi yang mampu melawan virus.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaPelatihan yang diberikan oleh Biofarma maupun Unpad di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca Selengkapnya