Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
Masalah terkait isu air di Indonesia kini menjadi isu yang besar terutama bagi masyarakat.
-
Apa yang disiapkan Indonesia untuk sambut tamu World Water Forum? Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah WorId Water Forum ke-10 menyiapkan sambutan makan malam (welcoming dinner) untuk kepala negara dan delegasi yang hadir di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Minggu (19/5).
-
Dimana pertemuan World Water Forum digelar? Rangkaian hari ketiga forum air terbesar sedunia World Water Forum ke-10, Senin (20/5) akan dibuka dengan pertemuan tingkat kepala negara di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua.
-
Kapan World Water Forum akan digelar? Jelang perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Bali, Pertamina siapkan ketersediaan pasokan energi berjalan optimal.
-
Siapa yang pimpin pertemuan World Water Forum? Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terlebih dahulu melakukan penyambutan para kepala negara yang hadir sekitar pukul 08.30 WITA, untuk kemudian bersama-sama mengikuti Opening Ceremony di Mangapura Hall BICC pukul 08.55 WITA.
-
Dimana Indo Water 2024 Expo & Forum diadakan? Indo Water 2024 Expo & Forum ke-18, bersama Indo Waste and Recycling Expo & Forum ke-14, serta Indo Renergy dan Electric Expo & Forum ke-14 resmi dibuka di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
-
Kenapa pertemuan World Water Forum penting? Rangkaian hari ketiga forum air terbesar sedunia World Water Forum ke-10, Senin (20/5) akan dibuka dengan pertemuan tingkat kepala negara di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua.
Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
Kerjasama Pemerintah dan PBB Dalam Konservasi dan Manajemen Air di Indonesia dan Pengadaan World Water Forum
Warga Indonesia membutuhkan air yang cukup tinggi dalam penggunaan sehari-hari hingga untuk kebutuhan industri.
Tidak hanya sebagai kebutuhan yang berguna bagi kehidupan manusia, air juga dapat menjadi sumber bencana yang tidak dapat dihindari jika tidak dikelola dengan baik dan benar.
Maka dari itu, peran pemerintah dan kontribusi dari PBB sangat dibutuhkan terkait penyelesaian isu ini.
Dalam mengupayakan isu sumber daya dan pengelolaan air, PBB akan menyelenggarakan acara World Water Forum yang merupakan pertemuan
internasional terbesar di sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia.
World Water Forum ini diadakan setiap tiga tahun sekali dan telah berlangsung sejak tahun 1997. Saat ini, Indonesia menjadi tuan rumah yang akan diselenggarakan pada 18 hingga 25 Mei 2024 di Bali dengan tema Water for Shared Prosperity.
“Dengan diadakannya World Water Forum ini, kita ingin mengangkat isu terkait sumber daya air karena ini merupakan isu strategis global dunia.
Indonesia juga ingin menggerakkan isu ini, karena air merupakan salah satu isu yang kuat bagi permasalahan seluruh dunia,” kata Maraita Listyasari, Spesialis WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) UNICEF Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta hari ini.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas Medrilzamdalam menyoroti pentingnya pasokan air bersih.
“Air di bumi memang banyak, tetapi fresh water atau air bersih yang bisa dimanfaatkan itu sangat kecil, sekitar 2,5% dari seluruh sumber air yang ada.
Sumber terbatas dan kebutuhan air yang besar akan memicu terjadinya water stress dalam waktu dekat jika kita tidak mencegahnya dari saat ini,” kata Medrilzamdalam.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengoptimalkan pendayagunaan air yang dilakukan sebagaimana diatur oleh Undang-Undang, di antaranya, konservasi pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.
Dalam menjaga keberlangsungan sumber air yang ada, UNESCO, bertanggung jawab atas beberapa program pengelolaan sumber daya air di Indonesia, salah satunya adalah indikator 6.5.2 yang membahas secara khusus pengelolaan air di wilayah tertentu.
Asisten Program Senior UNESCO, Siti Rachmania, mengungkapkan upaya yang dilakukan UNESCO dalam mengelola sumber daya air khususnya bencana.
“Kami menanggapi bencana alam terkait sumber daya air dengan melakukan mitigasi dan adaptasi. Contoh dalam bencana banjir di Jakarta pada 2017 karena curah hujan setahun turun hanya dalam dua hari dan menjadi bencana yang tidak bisa dihindari maka harus ada mitigasi untuk meminimalisir risiko bencana.”
Dalam upaya penyediaan sumber air bersih, UNICEF bekerjasama dengan pemerintah untuk menyediakan air minum sanitasi khususnya bagi anak-anak di Indonesia.
UNICEF juga memberikan dukungan dalam 5 area strategis untuk penyediaan akses air minum dan sanitasi, salah satunya adalah membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dan peningkatan komitmen, serta menyediakan akses sanitasi yang aman bagi masyarakat.
UNICEF juga melibatkan anak-anak muda dalam program penyediaan sumber daya air, “kami secara khusus melibatkan dan mendukung ide-ide anak muda dalam penyediaan sumber daya air dan sanitasi serta peningkatan kesadaran masyarakat terkait kesadaran sanitasi,” kata Maraita Listyasari.