Kim Jong-un Ungkap Senjata Tanpa Ideologi Hanya Besi, Ternyata Ini Maksudnya
Pernyataan ini disampaikan di hadapan para perwira militer dan politik.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, baru-baru ini memberikan pidato penting di Universitas Politik Kim Il Sung. Dalam pidatonya, ia menyampaikan pesan yang cukup tegas: senjata tanpa ideologi hanyalah "perkakas besi". Pidato tersebut disampaikan di hadapan para perwira militer dan politik, menekankan pentingnya kekuatan ideologi dan moralitas dalam membangun militer Korea Utara yang kuat.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan regional dan laporan, meskipun belum dikonfirmasi, mengenai keterlibatan militer Korea Utara dalam konflik Ukraina. Kim Jong-un secara eksplisit menghubungkan kekuatan militer dengan kesetiaan, kepahlawanan, dan kekuatan ideologi para tentaranya. Baginya, persenjataan canggih saja tidak cukup untuk menciptakan kekuatan militer yang tangguh.
Kim berambisi untuk membentuk Tentara Rakyat Korea (KPA) yang solid, tidak hanya dari segi persenjataan, tetapi juga dari segi politik, ideologis, dan moral. Dengan kata lain, kekuatan militer Korea Utara tidak hanya diukur dari jumlah senjata, tetapi juga dari kekuatan spiritual dan kesetiaan para anggotanya kepada ideologi negara.
Meskipun pidato tersebut tidak secara langsung menyebut Amerika Serikat atau Korea Selatan, konteks regional saat ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut merupakan respons terhadap ketegangan yang sedang berlangsung. Sebelumnya, Kim telah beberapa kali menyalahkan kedua negara tersebut atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Pernyataan ini juga muncul di tengah ketidakpastian politik domestik di Korea Utara dan laporan yang menyebutkan kerugian besar yang diderita oleh tentara Korea Utara yang konon bertempur untuk Rusia di Ukraina. Namun, hingga saat ini, Korea Utara belum secara resmi mengakui keterlibatan militernya dalam konflik tersebut.
Integrasi Kuat
Dalam pidatonya, Kim juga menekankan perlunya integrasi yang kuat antara ideologi dan kekuatan militer. Ia tampaknya ingin membangun sebuah sistem di mana kesetiaan ideologis menjadi pondasi kekuatan militer, bukan hanya sekadar kemampuan teknis, seperti dikutip dari berbagai sumber. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk memperkuat kontrol ideologis atas militer dan memastikan kesetiaan absolut kepada rezim.
Universitas Politik Kim Il Sung sendiri merupakan lembaga pendidikan penting bagi kader-kader militer dan politik Korea Utara. Pemilihan lokasi pidato ini menunjukkan betapa seriusnya Kim Jong Un dalam menekankan pesan tersebut kepada para pemimpin masa depan militer dan pemerintahan Korea Utara. Dengan demikian, pesan tersebut tidak hanya ditujukan untuk para prajurit di lapangan, tetapi juga untuk para pengambil keputusan di level tertinggi.
Pernyataan Kim Jong-un ini dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan semangat juang para prajurit di tengah berbagai tantangan yang dihadapi Korea Utara, baik secara internal maupun eksternal. Dengan menekankan pentingnya ideologi, ia berharap dapat memotivasi para tentaranya dan memperkuat persatuan nasional.