Suasana Gereja Tugu, Semper, Jakarta, Selasa (24/12/2019). Gereja yang kini bernama Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Tugu ini merupakan saksi bisu dan peninggalan sejarah bangsa Portugis di Jakarta.

Interior di Gereja Tugu, Semper, Jakarta, Selasa (24/12/2019). Gereja Tugu yang dibangun pada 1744-1747 dan diresmikan oleh pendeta J.M. Mohr pada 1748 tersebut merupakan pemberian tuan tanah Belanda, Justinus van der Vinch namun dengan syarat keluarga keturunan Portugis saat itu harus berpindah agama dari Katolik menjadi Protestan.

Desain pintu utama Gereja Tugu. Meskipun gereja Protestan, ciri khas Katolik masih melekat yang ditandai dengan arsitektur bergaya Eropa, adanya lonceng di sisi kanan bangunan, dan piringan logam yang hingga kini masih digunakan dalam prosesi ibadah.

Kompleks makam keluarga keturunan Portugis di sisi kiri Gereja Tugu. Keunikan lain dari gereja ini adalah kompleks makam keluarga keturunan Portugis yang berada di sisi kanan bangunan dan atap runcing yang menyimbolkan letak surga di langit.

Desain salah satu jendela Gereja Tugu.

Sebuah lonceng yang menjadi identitas Gereja Tugu. Gereja Tugu resmi menjadi Cagar Budaya pada 1970-an yang saat itu disahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Gembok pintu utama Gereja Tugu.

Interior di Gereja Tugu, Semper, Jakarta, Selasa (24/12/2019).

Mimbar tua di Gereja Tugu.

Piringan logam yang hingga kini masih digunakan dalam prosesi ibadah.

Cangkir dan teko logam di Gereja Tugu.

Pekerja saat merapikan ruang ganti pendeta.

Alkitab terlihat di meja mimbar tua Gereja Tugu.

Ruang belakang dan pintu masuk menuju mimbar Gereja Tugu.

Buku nyanyian doa tergeletak di meja jemaat.