6 Ilmuwan Rekan Oppenheimer di Manhattan Project yang Raih Hadiah Nobel Fisika
Mulai dari Hans Bethe, Ernest Lawrence, Luis Alvarez hingga Richard Feynman.
7 Ilmuwan Rekan Oppenheimer di Manhattan Project yang Raih Hadiah Nobel Fisika
J. Robert Oppenheimer adalah seorang fisikawan terkemuka yang dijuluki "Bapak Bom Atom". Meskipun disebut sebagai ilmuwan cemerlang yang mengembangkan sejumlah teori fisika, ia tak pernah memenangkan Hadiah Nobel. Sementara itu, sebagian besar fisikawan yang dipimpin J. Robert Oppenheimer di Manhattan Project telah memenangkan Hadiah Nobel untuk kontribusi mereka terhadap perkembangan sains. Berikut ini deretan ilmuwan pemenang Nobel Fisika yang bekerja sama dengan J. Robert Oppenheimer di Los Alamos.
1. Hans Bethe
Hans Bethe adalah seorang fisikawan teoretis Jerman-Amerika yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1967.
-
Siapa yang berperan sebagai Albert Einstein di Oppenheimer? Tom Conti adalah aktor teater dari Skotlandia. Ia memerankan ilmuwan, Albert Einstein di film Oppenheimer yang disutradarai Christopher Nolan. Sebelumnya, ia sudah pernah bekerja sama dengan Nolan di The Dark Knight Rises.
-
Mengapa Nobel Fisika diberikan? 'Kedua pemenang Nobel Fisika 2024 telah menerapkan berbagai alat fisika untuk menciptakan metode yang menjadi dasar bagi pembelajaran mesin modern,' jelas komite Nobel dalam pernyataannya, seperti dilansir Japan Today, Selasa (8/10).
-
Dimana Oppenheimer bekerja? Bom atom yang digunakan dalam serangan Hiroshima dan Nagasaki dikembangkan dan diproduksi dalam Proyek Manhattan, dengan J Robert Oppenheimer sebagai salah satu pemimpinnya.
-
Siapa yang memenangkan Hadiah Nobel? Pada tahun-tahun awal Hadiah Nobel, sebagian besar penghargaan diberikan kepada ilmuwan individual seperti Albert Einstein atau Rutherford.
-
Siapa yang memenangkan Nobel Prize? Alain Aspect dari Université Paris-Saclay dari Perancis, John Clauser dari J.F. Clauser & Asosiasi di Amerika Serikat (AS), serta Anton Zeilinger dari University of Vienna dari Austria membuktikannya.
-
Bagaimana 3 ilmuwan ini memenangkan Nobel Prize? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
Selama Perang Dunia II, Bethe menjadi kepala Divisi Teoretis di laboratorium rahasia Los Alamos yang mengembangkan bom atom pertama. Bethe memberikan kontribusi besar pada fisika nuklir, astrofisika, dan elektrodinamika kuantum. Ia dianugerahi Hadiah Nobel untuk karyanya tentang teori nukleosintesis bintang. Peran Bethe dalam Perang Dunia II adalah menghitung massa kritis senjata dan mengembangkan teori yang digunakan dalam bom "Fat Man" penghancur Nagasaki pada Agustus 1945. Setelah perang, Bethe bergabung dengan Albert Einstein dan Komite Darurat Ilmuwan Atom dalam menolak senjata nuklir.
2. Enrico Fermi
Enrico Fermi adalah seorang fisikawan Italia yang kemudian menjadi warga negara Amerika.
Ia dijuluki "Arsitek Zaman Nuklir" dan "Arsitek Bom Atom". Fermi dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1938 untuk karyanya tentang radioaktivitas yang diinduksi oleh pengeboman neutron dan penemuan unsur transuranium. Fermi adalah satu dari segelintir fisikawan yang unggul dalam fisika teoretis dan fisika eksperimental. Ia menciptakan reaktor pembuat plutonium dan reaktor nuklir pertama, Chicago Pile-1. Bersama koleganya, Fermi mengajukan beberapa paten terkait penggunaan tenaga nuklir. Sayangnya, penemuannya diambil alih oleh pemerintah AS.
3. Luis Alvarez
Luis Alvarez adalah seorang fisikawan eksperimental, penemu, dan profesor Amerika yang pemenang Hadiah Nobel Fisika di tahun 1968.
Selain mendesain lensa peledak dan mengembangkan detonator exploding-bridgewire untuk Manhattan Project, Ia juga berperan dalam uji coba nuklir Trinity. Alvarez disebut sebagai salah satu fisikawan eksperimental paling brilian dan produktif pada abad 20. Setelah perang, Alvarez dan putranya, geolog Walter Alvarez mengembangkan hipotesis Alvarez yang menyebut kejatuhan asteroid sebagai penyebab punahnya dinosaurus non-avian. Ia juga terlibat dalam proyek eksplorasi Piramida Mesir dengan sinar-X untuk menemukan ruangan-ruangan rahasia di dalamnya.
4. Ernest Lawrence
Ernest Lawrence Ernest adalah seorang fisikawan nuklir Amerika yang mendapatkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada tahun 1939 untuk penemuannya tentang siklotron.
Lawrence merupakan bagian dari Manhattan Project. Ia dikenal karena karyanya pada pemisahan isotop uranium untuk Manhattan Project. Lawrence Berkeley National Laboratory dan the Lawrence Livermore National Laboratory didirikan olehnya.
5. Isidor Isaac Rabi
Isidor Isaac Rabi adalah fisikawan Amerika Serikat yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika 1944 atas penemuannya tentang resonansi magnetik nuklir.
Ia juga salah satu ilmuwan pertama di Amerika Serikat yang meneliti magnetron rongga. Magnetron rongga yang saat itu digunakan untuk sistem radar kemudian digunakan untuk oven microwave dan akselerator partikel linier. Rabi mengerjakan radar untuk MIT dan menjadi penasihat untuk Manhattan Project.
6. Richard Feynman
Richard Feynman adalah seorang fisikawan teoretis Amerika yang memenangkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1965.
Ia direkrut untuk divisi teoretis Manhattan Project pada usia 25 tahun, jauh lebih muda daripada rekan-rekannya di laboratorium rahasia itu. Feynman dikenal karena karyanya dalam formulasi integral jalur mekanika kuantum, teori elektrodinamika kuantum, fisika superfluiditas helium cair yang didinginkan, serta model parton dalam fisika partikel. Ia dianugerahi Hadiah Nobel Fisika bersama Julian Schwinger dan Shin’ichirō Tomonaga untuk kontribusi mereka dalam pengembangan elektrodinamika kuantum.