Bukannya Senang, 3 Ilmuwan ini Justru Malah Nyesel Dapat Hadiah Nobel Prize
Berikut adalah 3 ilmuwan yang malah nyesel mendapatkan Nobel Prize.
Sejauh ini sudah banyak ilmuwan-ilmuwan yang telah mendapatkan penghargaan. Kebanyakan dari mereka, merasa senang ketika mendapatkan penghargaan itu. Namun ada juga beberapa ilmuwan yang khawatir dengan penemuannya.
Mereka takut bila karya intelektualnya itu disalahgunakan. Bahkan hal itu pun sudah pernah terjadi pada ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Mengapa bisa begitu?
-
Bagaimana 3 ilmuwan ini memenangkan Nobel Prize? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Mengapa Hadiah Nobel diberikan? Hadiah Nobel berasal dari wasiat terakhir Alfred Nobel, penemu dinamit, yang merasa bersalah dan ingin menghadiahi ilmu pengetahuan yang memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia.
-
Siapa yang memenangkan Hadiah Nobel? Pada tahun-tahun awal Hadiah Nobel, sebagian besar penghargaan diberikan kepada ilmuwan individual seperti Albert Einstein atau Rutherford.
-
Siapa yang memenangkan Nobel Prize? Alain Aspect dari Université Paris-Saclay dari Perancis, John Clauser dari J.F. Clauser & Asosiasi di Amerika Serikat (AS), serta Anton Zeilinger dari University of Vienna dari Austria membuktikannya.
-
Siapa ilmuwan yang mendapatkan Nobel dua kali? Marie Curie – Fisika (1903) dan Kimia (1911)
-
Siapa yang mendapatkan dua kali Nobel Prize? Dari banyak penghargaan Nobel Prize yang diberikan kepada wanita, hanya satu perempuan yang dianugerahi dua kali. Dia adalah Marie Curie.
Berikut ini adalah beberapa ilmuwan yang telah memenangkan Hadiah Nobel namun merasa khawatir dan takut dengan penemuan sendiri, salah satunya pendiri Nobel Prize:
Albert Einstein (Nobel Fisika 1921)
Meskipun tidak langsung terlibat dalam proyek bom atom, Einstein memainkan peran kunci dalam mendesak Presiden AS Franklin D. Roosevelt untuk memulai proyek Manhattan yang mengembangkan senjata nuklir.
Setelah melihat dampak dahsyat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Einstein merasa menyesal atas perannya dalam pengembangan teknologi nuklir dan menjadi pendukung vokal gerakan anti-nuklir.
Alfred Nobel (Pendiri Hadiah Nobel)
Nobel sendiri merasa bersalah atas penemuannya, dinamit, yang dia harapkan digunakan untuk tujuan konstruktif. Namun, dinamit kemudian banyak digunakan dalam peperangan dan menyebabkan kematian massal.
Penyesalan ini mendorong Nobel untuk mendirikan Hadiah Nobel sebagai cara untuk menggalang perdamaian dan penghargaan atas pencapaian manusia yang bermanfaat.
Geoffrey Hinton (Nobel Fisika 2024)
Hinton, yang dikenal sebagai "bapak AI," merasa takut dengan potensi AI yang ia kembangkan. Dia memperingatkan tentang risiko AI yang tidak terkontrol, termasuk bahaya serangan siber, penyebaran informasi palsu, dan kontrol politik yang lebih canggih melalui teknologi ini.