Ilmuwan Penerima Nobel Ini Bangga Muridnya Pernah Pecat Sam Altman Open AI, Dendam yang Dipendam Akhirnya Terlampiaskan
Geoffrey Hinton, pemenang Nobel Fisika 2024, menyatakan kebanggaannya karena mantan muridnya pernah pecat Sam Altman.
Pemenang Nobel Fisika 2024, Geoffrey Hinton, mengungkapkan kebanggaannya bahwa salah satu mantan muridnya berperan dalam pemecatan Sam Altman dari OpenAI pada November lalu. Hinton, yang juga dikenal sebagai "Bapak AI", menyebut Ilya Sutskever, mantan Kepala Ilmuwan OpenAI dan salah satu pendiri perusahaan tersebut.
"Saya sangat bangga karena salah satu murid saya memecat Sam Altman" kata Hinton saat konferensi pers setelah pengumuman Nobel dikutip dari Business Insider, Kamis (10/10).
-
Apa kekhawatiran Sam Altman tentang AI? Namun, dia juga tidak mengabaikan risiko yang terkait dengan teknologi tersebut dan telah memberikan kesaksian di depan kongres tentang hal tersebut.
-
Siapa yang memenangkan Hadiah Nobel? Pada tahun-tahun awal Hadiah Nobel, sebagian besar penghargaan diberikan kepada ilmuwan individual seperti Albert Einstein atau Rutherford.
-
Bagaimana Grigori Perelman menolak penghargaan? Dalam unggahannya di Instagram, Perelman menjelaskan keputusannya dengan menampilkan gambar koin emas dan menyatakan bahwa ia menolak Fields Medal, penghargaan tertinggi dalam matematika, serta hadiah milenium sebesar USD 1 juta.
-
Mengapa Geoffrey Hinton khawatir tentang AI? Meskipun Hinton telah berkontribusi besar dalam memajukan teknologi AI, dia juga menyadari risiko yang terkait dengannya. Bahkan, Hinton telah menyuarakan keprihatinannya tentang bahaya AI dan menandatangani pernyataan yang meminta jeda enam bulan dalam pengembangan teknologi ini.
-
Siapa yang memenangkan Nobel Prize? Alain Aspect dari Université Paris-Saclay dari Perancis, John Clauser dari J.F. Clauser & Asosiasi di Amerika Serikat (AS), serta Anton Zeilinger dari University of Vienna dari Austria membuktikannya.
-
Bagaimana Guru Olahraga fitnah Kepala Sekolah pakai AI? Darien juga diduga telah mengguanakan 'model bahasa besar' yang melakukan pemelajaran mendalam yang 'melibatkan pengambilan data dalam jumlah besar dari berbagai sumber di internet'. Pembelajaran mendalam yang dilakukan oleh model bahasa besar tersebut bisa 'mengenali tulisan yang dimasukkan oleh pengguna dan menghasilkan hasil percakapan.'
Sutskever adalah murid doktoral Hinton di Universitas Toronto dan lulus dengan gelar Ph.D. pada 2013. OpenAI didirikan dengan fokus besar pada keselamatan dalam pengembangan kecerdasan buatan umum (AGI). Namun, menurut Hinton, fokus Altman lebih banyak pada keuntungan daripada keselamatan.
"Sangat disayangkan bahwa Sam Altman kurang peduli tentang keselamatan dan lebih mengutamakan keuntungan," tambahnya.
Ilya Sutskever, yang keluar dari OpenAI pada Mei lalu, sempat menyatakan penyesalan atas perannya dalam pemecatan Altman. Setelah keluar dari OpenAI, Sutskever mendirikan perusahaan baru bernama Safe Superintelligence Inc.
Selain membahas keterlibatan mantan muridnya dalam pemecatan Altman, Hinton juga kembali menekankan peringatan tentang bahaya AI.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS "60 Minutes", Hinton memperingatkan bahwa AI dapat memanipulasi manusia dengan belajar dari buku-buku seperti karya Machiavelli dan pengetahuan politik.
Hinton menyatakan bahwa ancaman AI mungkin baru akan terwujud dalam 5 hingga 20 tahun mendatang. Namun, ia juga mengakui bahwa masih ada kemungkinan ancaman tersebut tidak terjadi.
Altman, yang bersama Elon Musk ikut mendirikan OpenAI sebagai organisasi nirlaba pada 2015, kini memimpin perusahaan yang berencana beralih ke model perusahaan for-profit dalam dua tahun ke depan.
Kritik juga datang dari Elon Musk, yang menyatakan bahwa OpenAI yang awalnya didirikan sebagai sumber terbuka dan non-profit telah berubah menjadi perusahaan yang lebih berfokus pada keuntungan, dengan dominasi Microsoft.