Peduli Korban Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Luwu-Sulsel, Sido Muncul Berikan Bantuan Senilai Rp200 Juta
Dalam penyaluran bantuan ini, Sido Muncul bekerja sama dengan TNI, POLRI, BNPB Provinsi Sulsel.
Duka mendalam tengah dirasakan masyarakat Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Jumat, 3 Mei 2024 telah menyebabkan korban meninggal dunia dan luka-luka, ribuan rumah hancur, lahan pertanian dan fasilitas umum rusak serta ribuan orang harus mengungsi.
Sebagai bentuk kepedulian kepada sesama, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk memberikan bantuan sebesar 200 juta rupiah secara tunai untuk penanganan korban bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Dalam penyaluran bantuan ini, Sido Muncul bekerja sama dengan TNI, POLRI, BNPB Provinsi Sulsel.
Bantuan akan didistribusikan melalui Kodam XIV/Hasanuddin dalam bentuk makanan, pakaian, obat-obatan, dan lain-lain.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat turut prihatin dan berduka atas musibah yang menimpa masyarakat Kabupaten Luwu. Ia berharap bantuan Sido Muncul dapat membantu meringankan beban bagi masyarakat yang terkena bencana dan penanganan pasca bencana.
“Sebagai bentuk kepedulian kami, Sido Muncul memberikan bantuan bagi para korban bencana banjir dan longsor berupa uang tunai sebesar Rp200 Juta. Bantuan yang kami berikan akan disalurkan melalui Kodam XIV/Hasanuddin Makassar,” ujar Irwan Hidayat di Kantor Sido Muncul, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2024).
Irwan mengatakan pihaknya berterima kasih kepada TNI, Polri, dan BNPB Sulsel sehingga Sido Muncul dapat ikut berpartisipasi dalam membantu masyarakat Luwu.
"Kami harap bantuan ini dapat membantu meringankan para korban yang mengalami musibah dan kepada masyarakat yang terkena bencana diberikan kekuatan dengan apa yang baru saja mereka alami," tambah Irwan.
Secara terpisah, Aster Kasdam XIV/HSN Kolonel Kav. Eko Saptono Kristyanto turut mengucapkan terima kasih atas kepedulian Sido Muncul.
Menurutnya, bantuan Sido Muncul bisa bermanfaat untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana alam.
Kolonel Eko Saptono mengatakan penanggulangan bencana alam di Kabupaten Luwu, Sulsel, telah dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat mulai tanggal 3 - 16 Mei 2024.
"Bencana banjir dan tanah longsor tidak hanya melanda daera Luwu saja, tetapi juga daerah-daerah lain. Seperti Wajo, Sidrap, Bulukumba dan Tana Toraja. Tapi, yang paling besar dan parah dampaknya di Luwu," kata Eko Saptono.
Seperti diketahui, banjir dan Longsor yang melanda Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, berdampak pada 14 kecamatan.
Adalah Kecamatan Suli, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan.
Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa, dan Kecamatan Belopa Utara.
Selain itu Kabupaten Luwu, beberapa daerah di Kabupaten Wajo, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Tana Toraja Utara, dan Kabupaten Enrekang juga terdampak bencana alam.
Berdasarkan Data Satuan Jajaran KOREM 141/Toddopuli per 13 Mei 2024, bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di 5 kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan tersebut, telah menyebabkan 37 korban meninggal dunia, 86 orang di rawat dan sebanyak 1.195 warga mengungsi dan 1.952 warna masih terisolasi. Sekitar 8.580 unit rumah, 32 unit sekolah, 15 kantor, 8 masjid, 13 jembatan dan 28 ruas jalan terdampak bencana. Selain itu, ratusan hektar lahan persawahan dan perkebunan warga terdampak bencana alam ini.
Saat ini, Tim Satgas Penanggulangan Bencana (Gulben) Lantamal VI Makassar bersama Tim SAR Gabungan masih terus melakukan penyisiran wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulsel
(*)