Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin

Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin

Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin

Ichiriki sempat menjadi markas 47 ronin yang kisah balas dendamnya begitu legendaris.

Gion merupakan distrik geisha terkenal di Kyoto. Kawasan ini juga selalu ramai dikunjungi wisatawan, karena punya bangunan-bangunan bergaya tradisional yang indah.

Salah satu bangunan tradisional di Gion yang sulit dilewatkan adalah Ichiriki Chaya. Dahulu bernama Ichiriki-tei, tempat ini adalah ochaya (rumah teh) berusia ratusan tahun yang hanya bisa dikunjungi orang-orang berpengaruh.

Tempat ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, karena menjadi saksi bisu dua peristiwa penting di masa lalu.

Akses Terbatas, Calon Pelanggan harus Melalui Jalur Undangan bak Nasabah Prioritas

Akses Terbatas, Calon Pelanggan harus Melalui Jalur Undangan bak Nasabah Prioritas

Ichiriki Chaya berdiri di persimpangan Jalan Shijo (Shijo-dori) dan Jalur Hanami (Hanami-koji).

Arsitekturnya tampak sederhana, dibangun dari kayu dan dicat warna hitam dan merah.

Meskipun tak tampak mencolok, Ichiriki memberikan kesan mewah dan privat.

Tempat ini memang dianggap sebagai rumah teh eksklusif.

Tak semua orang bisa menjadi pelanggan di sana.

Seperti nasabah prioritas di bank, akses untuk masuk ke Ichiriki hanya bisa diperoleh lewat jalur undangan dari orang-orang terkemuka yang memiliki koneksi langsung dengan rumah teh ini.

Ichiriki sudah Beroperasi Selama 300 Tahun

Ichiriki sudah Beroperasi Selama 300 Tahun

Kyoto punya Tsuen, ochaya tertua yang berdiri sejak 1160. Namun, Ichiriki yang "baru" 300 tahun mungkin lebih dikenal seantero Jepang.

Pasalnya, tempat ini berkaitan erat dengan Chūshingura yang didasarkan pada kisah nyata pembalasan 47 ronin dari Ako.

Ichiriki dikelola oleh keluarga Sugiura selama sembilan generasi. Sejak awal berdiri, rumah teh ini telah menjadi salah satu tempat hiburan nomor wahid di Gion.

Seperti kebanyakan ochaya di Gion, tempat ini biasa menyelenggarakan perjamuan dan pesta minum-minum ditemani para geisha.

Kebanyakan pengunjungnya adalah pengusaha atau politisi.

Sempat Menjadi Markas 47 <i>Ronin </i>yang Kisah Balas Dendamnya Begitu Legendaris

Sempat Menjadi Markas 47 Ronin yang Kisah Balas Dendamnya Begitu Legendaris

Seperti yang sudah disebutkan, Ichiriki memiliki kaitan erat dengan kisah nyata pembalasan 47 ronin dari Ako.

Peristiwa yang terjadi pada tahun 1703 itu dianggap sebagai salah satu kisah heroik paling dikenal di Jepang.

Ichiriki menjadi "markas" 47 ronin untuk mengumpulkan informasi dan mematangkan strategi sebelum membunuh Kira Yoshinaka.

Mereka bermaksud membalaskan dendam majikan mereka, daimyo Ako yang bernama Asano Naganori. Asano dipaksa untuk melakukan seppuku karena menyerang Kira Yoshinaka, seorang petinggi istana korup yang telah menghinanya.

Pimpinan para samurai Ako yang telah menjadi ronin (samurai tak bertuan), Ōishi Yoshio mengelabui mata-mata Kira dengan mabuk-mabukan bersama para geisha dan berjudi di Ichiriki setiap hari.

Sebenarnya, ia sedang mengumpulkan informasi intelijen dari mata-mata Ako yang ditugaskan mengintai kediaman Kira.

Selama 14 bulan, Ōishi dan anak buahnya bertemu di Ichiriki untuk mematangkan rencana balas dendam mereka.

Pada 30 Januari 1703, 47 ronin menyerang kediaman Kira. Mereka memenggal kepala Kira, lalu menyerahkan diri kepada shogunate untuk mendapat hukuman.

Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin


Meskipun mereka berstatus kriminal, para samurai Ako dielu-elukan oleh masyarakat.

Mereka bahkan disoraki dan diberi minum atau makanan dalam perjalanan untuk menyerahkan diri.

Seluruh ronin yang terlibat—kecuali Terasaka Kichiemon yang ditugaskan sebagai pembawa pesan ke Ako—melakukan seppuku pada 20 Maret 1703.

Jenazah mereka dimakamkan di kuil Sengaku-ji bersama Asano Naganori.

Kisah pembalasan 47 ronin begitu dikenal hingga dijadikan cerita sandiwara bunraku dan kabuki. Berkat cerita tersebut, nama Ichiriki pun ikut termasyhur.

Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin
Menjadi Saksi Bisu Berakhirnya Era Shogunate Jepang

Menjadi Saksi Bisu Berakhirnya Era Shogunate Jepang

Bukan hanya menjadi markas sementara para samurai Ako di abad 18, Ichiriki juga menjadi bagian dari babak akhir era shogunate di Jepang.

Menjelang suksesi tahta shogun Tokugawa Iemochi ke Tokugawa Yoshinobu, Jepang mengalami kisruh politik berkepanjangan.

Rakyat terbagi menjadi kubu pro-nasionalis imperial dan pro-shogunate. Konflik ini terus memanas hingga wacana untuk menggulingkan shogunate makin menggema.

Menurut Kyoto: A Cultural Guide, sebagian besar rencana penggulingan shogunate dimatangkan di Ichiriki. Para politisi dan samurai yang menginginkan berakhirnya pemerintahan bakufu (diktator militer) meniru taktik samurai Ako.

Mereka mengadakan rapat berkedok pesta minum-minum dengan rekan dan kolega.

Hasilnya, Tokugawa Yoshinobu setuju untuk menghapuskan shogunate di Puri Nijō pada 1868.

Mencicipi Uniknya Rujak Jaran yang Legendaris di Cirebon, Isinya Sayur bukan Buah
Mencicipi Uniknya Rujak Jaran yang Legendaris di Cirebon, Isinya Sayur bukan Buah

Rujak jaran ini tidak memakai buah sama sekali, tapi justru memakai sayur dan gorengan. Unik dan legendaris di Cirebon

Baca Selengkapnya
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan
Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan

Istana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.

Baca Selengkapnya
Awalnya Enggak Bisa Pipis, Bocah 11 Tahun kini Harus Rutin Cuci Darah, Penyebabnya Makanan & Minuman
Awalnya Enggak Bisa Pipis, Bocah 11 Tahun kini Harus Rutin Cuci Darah, Penyebabnya Makanan & Minuman

Bocah malang bernama Raihan itu menderita gagal ginjal. Kini ia rutin melakukan pengobatan rawat jalan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Sule Sahur Pertama di Rumah Ria Ricis, Dua-duanya Terlihat Bahagia Makan Nasi Liwet
Momen Sule Sahur Pertama di Rumah Ria Ricis, Dua-duanya Terlihat Bahagia Makan Nasi Liwet

Ria Ricis menjamu Sule dengan menyediakan berbagai macam makanan untuk santap sahur.

Baca Selengkapnya
Momen Sule Sahur Pertama di Rumah Ria Ricis, Dua-duanya Terlihat Bahagia Makan Nasi Liwet
Momen Sule Sahur Pertama di Rumah Ria Ricis, Dua-duanya Terlihat Bahagia Makan Nasi Liwet

Ria Ricis menjamu Sule dengan menyediakan berbagai macam makanan untuk santap sahur.

Baca Selengkapnya
Potret Ria Ricis yang Justru Asyik Liburan di Tengah Kabar Gugatan Cerai, Tetap Ceria & Menebar Senyum Bahagia
Potret Ria Ricis yang Justru Asyik Liburan di Tengah Kabar Gugatan Cerai, Tetap Ceria & Menebar Senyum Bahagia

Di tengah kabar keretakan rumah tangganya, Ria Ricis justru terlihat asyik menikmati liburan.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Mata Maling, Camilan Renyah Berbahan Dasar Melinjo Khas Solo yang Legendaris
Mencicipi Mata Maling, Camilan Renyah Berbahan Dasar Melinjo Khas Solo yang Legendaris

Kuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Toko Jamu Cap Nyonya So di Cirebon yang Legendaris, Sudah Ada sejak 1815
Cerita di Balik Toko Jamu Cap Nyonya So di Cirebon yang Legendaris, Sudah Ada sejak 1815

Jamu ini menawarkan resep asli Tiongkok warisan zaman dulu.

Baca Selengkapnya
Ririn Dwi Aryanti Blak-blakan Pamer Gandengan Baru, ini Sosoknya
Ririn Dwi Aryanti Blak-blakan Pamer Gandengan Baru, ini Sosoknya

Ririn Dwi Aryanti sedang menikmati perannya sebagai seorang ibu. Ririn kini menjadi ibu dari tiga anak.

Baca Selengkapnya