Cara Melihat Lauhul Mahfudz, Bisakah?
Lauhul Mahfudz adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada konsep sebuah kitab yang menjadi tempat penulisan semua ketentuan yang akan terjadi di dunia.

Lauhul Mahfudz berisi rahasia Allah SWT mengenai manusia dan alam semesta yang telah ditetapkan.

Cara Melihat Lauhul Mahfudz, Bisakah?
Dalam perjalanan spiritual, banyak orang tertarik dengan konsep Lauhul Mahfudz, sebuah kitab yang berisi segala ketentuan dan peristiwa yang akan terjadi di dunia.
Lauhul Mahfudz adalah sebuah kitab yang menuliskan seluruh catatan takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta. Kitab ini terjaga dan keberadaannya telah ada sebelum penciptaan alam jagat raya dan umat manusia.
Namun, apakah kita bisa melihatnya? Artikel ini akan menjelaskan tentang apa itu Lauhul Mahfudz dan juga pembahasan penting apakah Lauhul Mahfudz bisa dilihat atau tidak.
Apa Itu Lauhul Mahfudz?
Lauhul Mahfudz adalah istilah dalam agama Islam yang mengacu pada konsep sebuah loh atau kitab yang menjadi tempat penulisan semua ketentuan yang akan terjadi di dunia, mulai dari kejadian-kejadian besar hingga hal-hal kecil sekalipun. Lauhul Mahfudz juga dikenal sebagai “Luh al-Mahfuz” dalam bahasa Arab.
Secara harfiah, istilah Lauhul Mahfudz berasal dari bahasa Arab, yaitu kata Lauh yang memiliki arti sebagai tulang yang lebar dan dapat ditulisi. Sementara, untuk kata Mahfudz sendiri dapat diartikan sebagai yang terpelihara.
Jadi, kedua kata tersebut dapat dikatakan memiliki pengertian sebagai sebuah kitab yang terjaga dan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak akan berubah atau rusak.

Lauhul Mahfud dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an, Lauhul Mahfudz disebutkan beberapa kali, diantaranya:
Q.S. Al-An’aam : 59:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).”
Q.S. Al-A’raaf : 37:
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauhul Mahfudz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: ‘Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?’ Orang-orang musyrik itu menjawab: ‘Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,’ dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Q.S. Yunus : 61:
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).”
Q.S. Al-Hadid : 22-23
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”
Q.S. Al-Hajj : 70
”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.”
Q.S. Ar-Ro’du : 39
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).”
Cara Melihat Lauhul Mahfudz
Lauhul Mahfudz adalah sebuah konsep dalam agama Islam yang mengacu pada kitab yang berisi segala ketentuan dan peristiwa yang akan terjadi di dunia. Kemudian mungkin ada beberapa yang penasaran, apakah kita bisa melihat Lauhul Mahfudz?
Dalam pandangan kebanyakan ulama, Lauhul Mahfudz tidak dapat dilihat oleh manusia secara langsung. Berikut beberapa penjelasan tentang Lauhul Mahfudz:
- Sifat Ketidaklihatan: Lauhul Mahfudz memiliki sifat ketidaklihatan, yang berarti tidak ada manusia yang dapat melihatnya secara langsung. Ini karena Lauhul Mahfudz berada di alam ghaib (alam yang tidak dapat dilihat atau dijangkau oleh indera manusia).
- Keterbatasan Manusia: Manusia memiliki keterbatasan dalam persepsi dan pengetahuan. Kita hanya dapat melihat dan memahami sebagian kecil dari realitas ini. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat kitab yang terjaga di Lauhul Mahfudz.
- Pengalaman Nabi Muhammad: Dalam tradisi Islam, Nabi Muhammad SAW memiliki pengalaman khusus ketika dia diangkat ke langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan tersebut, Nabi Muhammad berinteraksi dengan berbagai makhluk dan melihat beberapa aspek dari Lauhul Mahfudz. Namun, ini adalah pengalaman unik yang hanya dialami oleh Nabi Muhammad.
- Kepercayaan dan Iman: Konsep Lauhul Mahfudz lebih banyak berhubungan dengan kepercayaan dan iman daripada bukti empiris. Sebagai umat Muslim, kita meyakini keberadaan Lauhul Mahfudz berdasarkan ajaran agama dan keyakinan kita terhadap Allah SWT.
Sebagai umat Islam, kita tidak perlu memikirkan bagaimana cara melihat Lauhul Mahfudz. Cukup mengimaninya dengan menambah informasi tentang pemahaman dasar Lauhul Mahfudz dan yakin terhadap takdir yang ditentukan oleh Allah.
merdeka.com