Arti Doa Subhanal Malikil Quddus, Doa Singkat Penutup Ibadah Malam
Doa subhanal malikil quddus adalah bacaan doa yang kita baca usai melaksanakan sholat witir.
Usai bertahajud, jangan lupa untuk menutupnya dengan sholat witir dan juga doa subhanal malikil quddus.
Arti Doa Subhanal Malikil Quddus, Doa Singkat Penutup Ibadah Malam
Usai melaksanakan sholat malam ataupun sholat tahajud, kita dianjurkan untuk menutupnya dengan mendirikan sholat witir. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jadikanlah shalat witir sebagai penutup shalat malam.” (HR. Bukhari dan Muslim.)
Sholat witir adalah sholat sunnah yang dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang berbeda dari sholat sunnah lainnya adalah jumlah rakaat pada sholat witir. Sholat sunnah ini dikerjakan dengan rakaat ganjil, bisa hanya 1 rakaat, 3 rakaat, ataupun 5 rakaat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
-
Doa apa yang dibaca setelah sholat witir? Doa setelah sholat witir Doa setelah sholat witir Arab:اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
-
Apa doa setelah sholat witir? Doa setelah sholat witir Arab:اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
-
Apa isi doa sesudah sholat witir? 'Seseorang dianjurkan setelah sholat witir membaca tiga kali, 'Subhanal malikil quddus,' kemudian membaca, 'Allahumma ini a'adzu bi ridhaka min sakhathika, wa bi mu'afatika min 'uqubatika. Wa a'udzu bika minka, la uhshi tsana'an alayka anta kama atsnayta 'ala nafsika,'' (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 101).
-
Apa yang diminta dalam doa setelah sholat witir? Dalam doa tersebut, umat Islam mengungkapkan kerendahan hati, memohon ampunan, dan meminta petunjuk-Nya untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
-
Apa doa setelah sholat qobliyah subuh? Setelah melantunkan zikir, Anda bisa membaca doa seperti berikut:Allahumma Robbi Jibrila wa Mikaila wa Isroofiila wa ‘Izrooiila, wa Robbi Sayyidina Muhammadin Shollallahu ‘alaihi wa sallam. Ajirnii minan naar.
-
Apa yang dimaksud dengan doa Qunut Witir? Qunut dalam shalat witir merujuk pada doa khusus yang dibaca oleh seorang Muslim dalam rakaat terakhir shalat witir. Doa Qunut Witir Lengkap Beserta Arab, Latin, dan Artinya Dalam momen ini, seorang individu dapat memanjatkan doa dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT, memohon rahmat, perlindungan, dan petunjuk-Nya.
“Witir adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim, barang siapa yang hendak melakukan witir lima raka’at maka hendaknya ia melakukankannya dan barang siapa yang hendak melakukan witir tiga raka’at maka hendaknya ia melakukannya, dan barang siapa yang hendak melakukan witir satu raka’at maka hendaknya ia melakukannya.”
(HR. Abu Daud.)
Usai melaksanakan sholat witir, ada doa yang juga dianjurkan untuk diamalkan. Doa subhanal malikil quddus adalah doa yang dimaksud. Doa ini biasa kita baca dan dengar di bulan Ramadhan saat selesai mengerjakan sholat tarawih dan sholat witir.Apa arti doa subhanal malikil quddus ini? Dan bagaimana cara mengamalkannya?
Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang arti doa subhanal malikil quddus dan doa lain setelah sholat witir yang perlu Anda ketahui.
Doa Subhanal Malikil Quddus
Doa subhanal malikil quddus adalah doa yang biasa diamalkan usai mengerjakan sholat witir.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal malikil qudduus
Artinya: “Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan”
Doa ini adalah pujian kepada Allah yang menekankan ke-Maha Suci-an dan ke-Maha Besar-an-Nya, mengakui bahwa Dia adalah Raja yang sempurna dalam kesucian dan keagungan. Untuk mengamalkannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa “Subhanal Malikil Quddus” ini sebanyak tiga kali, memanjangkan pada bacaan terakhir.
Dari Ibnu ‘Abdirrahman bin Abza, dari bapaknya, ia berkata,
“Jika mengucapkan salam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali lalu beliau mengeraskan suaranya pada ucapan yang ketiga.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad.)
Doa ini biasa dilanjutkan dengan bacaan doa berikut,
Allahumma inni a’udzu bika bi ridhaoka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik (dibaca 1x)
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri.” (HR. Kitab Sunan yang Empat, shahih)
Tambahan “Rabbil Malaikati war Ruuh”
Terkadang, kita menemukan sebagian orang yang menambahkan kalimat “Rabbil Malaikati war Ruuh” setelah membaca doa subhanal malikil quddus. Terkait hal ini, Ubay bin Ka’ab berkata,
فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ :« سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِى الآخِرَةِ يَقُولُ :« رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ »
“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam, beliau mengucapkan, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali dan di suara ketiga, beliau memanjangkan suaranya. Lalu beliau mengucapkan, ‘Rabbil malaikati war ruuh.’ ” (HR. As-Sunan Al-Kubra Al-Baihaqi dan Sunan Ad-Daruquthni. Tambahan dari bacaan ‘rabbil malaikati war ruuh’ ini adalah tambahan maqbulah yang diterima).
Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan yang diterima. Sehingga doa setelah witir bisa pula dengan ‘subhaanal malikil quddus’ sebanyak 3 kali lalu bacaan terakhir dikeraskan atau dipanjangkan lalu ditambahkan dengan kalimat rabbil malaikati war ruuh.
Waktu Pelaksanaan Sholat Witir
Para ulama sepakat bahwa waktu sholat witir adalah antara shalat Isya hingga terbit fajar. Dan jika dikerjakan setelah masuk waktu shubuh (terbit fajar), maka itu tidak diperbolehkan menurut pendapat yang lebih kuat.
Meski waktu pelaksanaan sholat witir ini cukup panjang, namun ada waktu utama untuk mengerjakan sholat sunnah ini. Waktu utama untuk melaksanakan sholat witir adalah di sepertiga malam terakhir.
مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ وَأَوْسَطِهِ وَآخِرِهِ فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ.
“Kadang-kadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan witir di awal malam, pertengahannya dan akhir malam. Sedangkan kebiasaan akhir beliau adalah beliau mengakhirkan witir hingga tiba waktu sahur.” (HR. Muslim.)
Disunnahkan –berdasarkan kesepakatan para ulama- sholat witir dijadikan sebagai akhir dari sholat malam berdasarkan hadist Ibnu ‘Umar berikut,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.”
(HR. Bukhari dan Muslim.)
Namun jika Anda khawatir tidak bisa bangun malam, maka Anda bisa mengerjakan sholat witir sebelum tidur. Hal ini didasarkan pada hadist Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّكُمْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ ثُمَّ لْيَرْقُدْ وَمَنْ وَثِقَ بِقِيَامٍ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
“Siapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia witir dan baru kemudian tidur. Dan siapa yang yakin akan terbangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena bacaan di akhir malam dihadiri (oleh para Malaikat) dan hal itu adalah lebih utama.” (HR. Muslim.)