Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dampak Deforestasi bagi Lingkungan, Sebabkan Erosi hingga Pemanasan Global

Dampak Deforestasi bagi Lingkungan, Sebabkan Erosi hingga Pemanasan Global Durian ancam hutan Malaysia. ©AFP/MOHD RASFAN

Merdeka.com - Dengan pertumbuhan di dunia yang begitu cepat, peningkatan kebutuhan akan ruang atau tempat tinggal menjadi perhatian. Dengan kebutuhan yang mendesak akan lahan untuk pertanian, industri serta untuk menampung kota dan populasinya yang terus bertambah, tindakan langsung yang kita kenal sebagai “deforestasi” terjadi.

Deforestasi, dalam istilah sederhana, berarti penebangan dan pembukaan tutupan hutan untuk mengakomodasi penggunaan pertanian, industri atau perkotaan. Proses ini menjadikan tutupan hutan terbuka secara permanen untuk membuat lahan agar tersedia untuk tujuan perumahan, komersial atau industri.

Dalam satu abad terakhir, tutupan hutan di seluruh dunia telah menurun ke titik terendah sepanjang masa sekitar 30 persen. Deforestasi dapat Anda lihat sebagai penggundulan hutan yang menyebabkan beberapa ketidakseimbangan, baik secara ekologis maupun lingkungan.

Apa yang membuat deforestasi mengkhawatirkan adalah efek langsung dan jangka panjang yang akan ditimbulkannya jika terus berlanjut seperti ini. Beberapa prediksi menyatakan bahwa hutan hujan dunia akan musnah jika deforestasi terus berlanjut.

Berikut kami sampaikan apa saja dampak deforestasi bagi lingkungan yang dikutip dari situs conserve-energy-future.com.

Ketidakseimbangan dan Perubahan Iklim

Dampak deforestasi yang pertama adalah ketidakseimbangan dan perubahan iklim. Deforestasi dapat mempengaruhi iklim dalam banyak hal. Hutan adalah paru-paru dari planet kita. Pohon menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen dan uap air di udara, dan itulah sebabnya hutan hujan tropis sangat lembap.

Pepohonan juga memberikan keteduhan yang membuat tanah tetap lembap. Deforestasi yang membuat pepohonan berkurang mengarah pada ketidakseimbangan suhu atmosfer, menciptakan iklim yang lebih kering, dan membuat kondisi ekologi menjadi sulit sehingga mengakibatkan perubahan iklim.

Beberapa jenis hewan dan tumbuhan di seluruh dunia sudah sangat terbiasa dengan habitat aslinya. Oleh karena itu, pembukaan hutan akan membuat mereka sulit untuk bertahan hidup atau berpindah dari lingkungan asalnya dan beradaptasi dengan habitat baru.

Ketika hutan ditebang, tingkat kelembapan turun dan menyebabkan tanaman yang tersisa mengering. Pengeringan hutan hujan tropis meningkatkan kerusakan akibat kebakaran yang menghancurkan hutan dengan cepat dan merugikan hewan liar serta manusia.

Longsor

ilustrasi penebangan liar

education.nationalgeographic.org

Dampak deforestasi yang kedua yaitu timbulkan longsor. Pohon juga penting untuk siklus air lokal karena mereka terus mengembalikan uap air ke atmosfer. Tanah pun tetap lembap karena air hujan meresap ke dalam tanah. Tanah yang subur ditahan oleh struktur akar yang rumit dari banyak lapisan pohon. Dengan pembukaan tutupan pohon, tanah langsung terkena sinar matahari, sehingga kering.

Tanpa pohon, erosi sering terjadi dan menyapu tanah ke sungai dan aliran air terdekat. Hutan berfungsi sebagai pemurnian air alam. Erosi tanah membuat tanah terkena kontaminan yang merembes ke pasokan air, sehingga berpotensi merusak kualitas air minum kita.

Banjir

Dampak deforestasi yang ketiga bisa sebabkan banjir. Saat hujan, pohon menyerap dan menyimpan sejumlah besar air dengan bantuan akarnya. Ketika mereka ditebang, aliran air terganggu, dan tanah kehilangan kemampuannya untuk menahan air. Ini menyebabkan banjir di beberapa daerah dan kekeringan di tempat lain.

Peningkatan Pemanasan Global

Dampak deforestasi yang keempat yaitu peningkatan pemanasan global. Pohon memainkan peran utama dalam mengendalikan pemanasan global. Pepohonan memanfaatkan gas rumah kaca, yang kemudian memulihkan keseimbangan di atmosfer. Dengan deforestasi yang konstan, rasio gas rumah kaca di atmosfer telah meningkat, sehingga dapat menambah kesengsaraan pemanasan global yang kita rasakan.

Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca

Dampak deforestasi yang kelima adalah peningkatan emisi gas rumah kaca. Hutan membantu mengurangi karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca beracun lainnya. Namun, begitu mereka dipotong, dibakar, atau dihilangkan, mereka menjadi sumber karbon.

Diperkirakan bahwa deforestasi bertanggung jawab atas sekitar 20 persen emisi gas rumah kaca, dan karena deforestasi tropis, 1,5 miliar ton karbon dilepaskan setiap tahun di atmosfer.

Kepunahan Satwa Liar

Dampak deforestasi yang berikutnya bisa sebabkan kepunahan satwa. Karena penebangan pohon yang besar-besaran, berbagai spesies hewan hilang. Mereka kehilangan habitatnya dan juga terpaksa pindah ke lokasi baru. Banyak dari mereka bahkan mendekati kepunahan.

Dunia kita telah kehilangan banyak spesies tumbuhan dan hewan dalam beberapa dekade terakhir. Sebuah studi dari Amazon Brasil memperkirakan bahwa hingga 90% dari kepunahan yang diprediksi akan terjadi hingga 40 tahun ke depan.

Masalah Pangan di Masa Depan

Dampak deforestasi yang terakhir yaitu munculkan masalah pangan di masa yang akan datang. Deforestasi untuk pangan dapat mengakibatkan permasalahan pangan di masa depan. Saat ini, 52% dari seluruh lahan yang digunakan untuk produksi pangan terkena dampak sedang hingga parah akibat erosi tanah. Dalam jangka panjang, kurangnya tanah yang subur dapat menyebabkan rendahnya hasil dan kerawanan pangan. (mdk/ank)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP