Darah Ayam sebagai Makanan, Begini Hukumnya dalam Islam
Meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai makanan yang lezat, namun banyak orang juga melarang mengonsumsi darah ayam.
Kuliner tradisional Indonesia menyajikan berbagai hidangan yang unik dan menarik. Salah satu makanan yang sering kali menimbulkan perdebatan dan kontroversi adalah makanan dari darah ayam, atau masyarakat mengenalnya dengan saren.
Namun, di balik keunikannya makanan ini juga menjadi topik yang tak kalah menarik. Pasalnya, Islam punya aturan sendiri dalam mengonsumsi makanan dengan bahan utama darah.
-
Apa kegunaan darah ayam? Tepung yang dihasilkan dari darah ayam menawarkan potensi besar sebagai sumber protein bagi ikan budidaya karena memiliki kandungan asam amino esensial yang cukup lengkap, seperti leusin, metionin, dan triptofan.
-
Apa saja yang ada dalam darah ayam? Dalam darah ayam terdapat kandungan nutrisi seperti protein sebanyak 13,8 gram, karbohidrat 0,7 gram, dan lemak 1,9 gram. Juga terdapat kalsium sebesar 15 miligram, fosfor sebesar 9 miligram, dan zat besi sebesar 1 miligram. Total energi yang terkandung setara dengan jumlah kilokalori.
-
Apa hukum makan daging kurban bagi orang yang berkurban? Dalam hal ini, telah dijelaskan dalam QS. Al Haj ayat 36, bahwa Allah berfirman: “Maka makanlah sebagiannya dan berilah makan pada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan pada orang yang meminta-minta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur“ (QS. Al-Haj, Ayat: 36)
-
Bagaimana cara makan daging babi dibolehkan dalam Islam? Dalam keadaan seperti itu, mengonsumsi daging babi diperbolehkan. Namun, ini hanya untuk menyelamatkan nyawa, bukan untuk kesenangan atau sekadar menghilangkan rasa lapar,' jelas UAH dalam video tersebut.
-
Bagaimana cara membersihkan darah ayam? Rendam Potongan Daging Ayam Rendam dengan empat gelas air Jika ingin membersihkan darah dari 1 kg ayam, gunakanlah empat gelas air untuk merendamnya. Air tersebut dituangkan ke dalam mangkuk besar, kemudian potongan-potongan daging ayam dimasukkan ke dalam larutan tersebut. Tambahkan Cuka dan Garam Cuka dan garam akan merangsang darah keluar Campurkan tiga sendok makan cuka bersama dengan satu setengah sendok makan garam ke dalam campuran, lalu aduk sampai tercampur merata.Garam dan cuka berperan dalam merangsang peredaran darah pada daging ayam, mempermudah proses keluarnya darah. Diamkan campuran tersebut selama 10-15 menit agar bahan-bahan tersebut bisa bereaksi.
-
Kenapa darah ayam harus dibersihkan? Jika darah ini tidak dibersihkan, bisa menjadi sumber racun ketika dimakan dalam keadaan mentah karena terdapat bakteri berbahaya seperti salmonella.
Makanan dari Darah Ayam
Salah satu makanan yang populer dari darah ayam adalah saren. Saren adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari olahan darah hewan. Makanan ini memiliki beberapa nama alternatif seperti dideh atau marus, dan seringkali dianggap sebagai makanan ekstrem karena berasal dari darah. Saren dapat dibuat dari darah sapi, kerbau, atau bahkan ayam, dan proses pembuatannya melibatkan beberapa langkah penting.
Karakteristik Saren
Saren sendiri punya karakteristik yang cukup unik dan menyerupai salah satu hidangan sapi.
- Bentuk dan Tekstur: Saren memiliki bentuk yang menyerupai hati sapi, tetapi lebih berongga. Teksturnya sangat lembut seperti tahu, sehingga sangat mudah hancur.
- Rasa dan Aroma: Saren memiliki rasa yang sebanding dengan hati sapi dan tidak memiliki aroma amis sama sekali. Hal ini membuat saren menjadi makanan yang unik dan menarik bagi mereka yang suka mencoba makanan baru.
- Kegiziannya: Saren dianggap memiliki gizi tinggi karena mengandung protein dan nutrisi lainnya yang berasal dari darah. Namun, karena sifatnya yang ekstrem, saren juga dapat menjadi sumber penyakit atau racun jika tidak diolah dengan benar.
Cara Pembuatan Saren
Saren adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari darah hewan, biasanya sapi, kerbau, atau ayam. Berikut adalah cara pembuatan saren secara rinci:
Pengumpulan Darah:
Darah hewan yang digunakan biasanya berasal dari sapi, kerbau, atau ayam. Darah ini harus diperoleh dari hewan yang disembelih dengan cara yang higienis dan aman.
Pengolahan Darah:
Setelah darah diperoleh, langkah pertama adalah menyaring darah untuk menghilangkan bagian-bagian yang kasar seperti lemak, kotoran, atau bagian lain yang tidak diinginkan. Saringan ini penting untuk mendapatkan darah yang bersih dan siap digunakan.
Pengukusan:
Setelah darah disaring, darah tersebut kemudian dikukus hingga mengeras. Pengukusan ini dilakukan untuk menghilangkan kelembapan dan membuat darah menjadi lebih padat dan stabil. Proses pengukusan biasanya dilakukan dengan menggunakan panci atau wadah yang dapat menahan suhu tinggi.
Penyajian:
Setelah darah mengeras, saren siap disajikan. Saren biasanya disajikan dalam bentuk satai, opor, atau dioseng. Untuk membuat satai, saren dipotong-potong kecil dan kemudian dibumbui dengan rempah-rempah dan bumbu lainnya. Saren juga dapat diolah menjadi opor dengan cara dimasak dalam kuah yang kaya akan rempah dan bumbu. Di samping itu, saren juga dapat dioseng dengan cara ditumis dalam minyak atau mentega hingga berwarna keemasan.
Pengolahan Lanjutan:
Selain disajikan secara langsung, saren juga dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan lainnya. Contohnya, saren dapat dijadikan bahan utama dalam membuat sate, opor, atau berbagai jenis masakan lainnya yang sesuai dengan kreativitas pembuatnya.
Pengawasan Kesehatan:
Karena saren terbuat dari darah, maka perlu diingat bahwa saren harus dimasak dengan hati-hati untuk menghindari risiko penyakit. Saren harus dipastikan dalam keadaan matang sebelum disantap untuk menghindari keracunan makanan.
Kreativitas dan Variasi:
Saren dapat diolah menjadi berbagai macam masakan dengan cara dioseng, ditumis, atau diolah dengan resep andalan lainnya. Kreativitas dalam mengolah saren dapat membuatnya menjadi sajian yang lebih menarik dan lezat.
Apakah Ada Manfaatnya?
Ya, ada beberapa manfaat kesehatan yang terkait dengan makan saren, meskipun perlu diingat bahwa makanan ini juga memiliki beberapa risiko dan kontroversi. Berikut beberapa manfaat yang disebutkan:
- Kandungan Protein Tinggi: Saren memiliki kandungan protein yang tinggi, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh. Dalam 100 gram darah sapi, terdapat sekitar 21,9 gram protein.
- Gizi yang Baik: Saren juga dipercaya memiliki gizi yang baik, terutama karena kandungan protein yang tinggi. Ini dapat membantu dalam proses pembangunan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
- Menghangatkan Badan: Jenang saren, salah satu bentuk saren, memiliki campuran jahe dan cengkih yang dapat menghangatkan badan.
Namun, perlu diingat bahwa makan saren juga memiliki beberapa risiko, seperti:
- Kontroversi Hukum: Bagi umat Islam, makan saren dianggap haram karena berasal dari darah hewan, yang dianggap najis.
- Zat Beracun: Saren juga dapat mengandung zat beracun yang berbahaya jika tidak diolah dengan benar.
- Risiko Penyakit: Makan saren secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit yang terkait dengan kandungan protein tinggi.
Bagaimana Menurut Islam?
Darah ayam termasuk makanan yang unik karena bahan utamanya tersebut. Lalu, bagaimana Islam memandang sajian darah ayam?
Dalam Islam, darah adalah salah satu makanan yang diharamkan. Baik dalam keadaan mentah ataupun sudah diolah, darah bukanlah makanan yang dihalalkan untuk umat Islam. Hal ini tertuang jelas dalam salah satu ayat di Al Quran yang berbunyi,
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3).
Meski begitu, ada jenis darah lain yang ternyata dihalalkan dalam Islam. Darah yang dimaksud dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ
"Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa." (HR. Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syekh Al-Albani).