Darah Ayam sebagai Makanan, Begini Hukumnya dalam Islam
Meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai makanan yang lezat, namun banyak orang juga melarang mengonsumsi darah ayam.
Kuliner tradisional Indonesia menyajikan berbagai hidangan yang unik dan menarik. Salah satu makanan yang sering kali menimbulkan perdebatan dan kontroversi adalah makanan dari darah ayam, atau masyarakat mengenalnya dengan saren.
Namun, di balik keunikannya makanan ini juga menjadi topik yang tak kalah menarik. Pasalnya, Islam punya aturan sendiri dalam mengonsumsi makanan dengan bahan utama darah.
-
Bagaimana cara menyembelih ayam sesuai syariat Islam? Tata cara menyembelih ayam dalam Islam mengacu pada proses penyembelihan yang harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip halal atau diperbolehkan dalam ajaran Islam. Berikut adalah tata cara menyembelih ayam dalam Islam: 1. NiatSebelum menyembelih ayam, seseorang harus berniat dengan tulus untuk menyembelihnya dengan tujuan halal dan karena Allah. Niat ini penting dan harus bersumber dari hati yang tulus.2. Membaca Nama AllahPada saat menyembelih, seorang Muslim harus membaca “Bismillah“ (dengan nama Allah) sebelum memulai proses penyembelihan. Ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut dilakukan atas nama Allah dan sebagai bentuk penghormatan kepada-Nya. 3. Menggunakan Alat yang TajamAlat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan bersih. Dalam Islam, disarankan untuk menggunakan pisau yang sangat tajam agar penyembelihan dapat dilakukan dengan cepat dan menyebabkan sedikit rasa sakit pada hewan.4. Memotong Pembuluh Darah:Saat menyembelih ayam, Muslim harus memotong dua pembuluh darah utama yang terletak di leher, yaitu di bagian tengah leher. Potongan ini memastikan bahwa sejumlah besar darah keluar dari tubuh hewan, sehingga hewan itu benar-benar mati dan tindakan penyembelihan dianggap halal.
-
Apa hukum makan daging kurban bagi orang yang berkurban? Dalam hal ini, telah dijelaskan dalam QS. Al Haj ayat 36, bahwa Allah berfirman: “Maka makanlah sebagiannya dan berilah makan pada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan pada orang yang meminta-minta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur“ (QS. Al-Haj, Ayat: 36)
-
Bagaimana cara membuat darah ayam naik ke permukaan? Isi baskom dengan air sampai penuh, memastikan semua bagian ayam terendam sempurna. Proses ini akan membuat darah ayam perlahan-lahan naik ke atas.
-
Mengapa orang yang berkurban dianjurkan makan daging kurban? Tujuan dari anjuran ini tidak lain untuk mengharap keberkahan Allah dari suapan daging yang dikonsumsi. Bahwa, Anda telah berkurban dan membagikan dagingnya pada yang berhak, namun juga bisa mendapatkan manfaat keberkahan dari konsumsi daging tersebut.
-
Apa yang harus dimakan selain daging kurban? Kandungan protein memang tidak selalu melulu pada daging hewan saja. Beberapa makanan yang memiliki protein seperti pada telur atau daging ayam juga jadi alternatif lain.
-
Apa hukum menjual daging kurban bagi penerima? Hukum menjual daging kurban bagi penerima berdasarkan fatwa ulama diperbolehkan.
Makanan dari Darah Ayam
Salah satu makanan yang populer dari darah ayam adalah saren. Saren adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari olahan darah hewan. Makanan ini memiliki beberapa nama alternatif seperti dideh atau marus, dan seringkali dianggap sebagai makanan ekstrem karena berasal dari darah. Saren dapat dibuat dari darah sapi, kerbau, atau bahkan ayam, dan proses pembuatannya melibatkan beberapa langkah penting.
Karakteristik Saren
Saren sendiri punya karakteristik yang cukup unik dan menyerupai salah satu hidangan sapi.
- Bentuk dan Tekstur: Saren memiliki bentuk yang menyerupai hati sapi, tetapi lebih berongga. Teksturnya sangat lembut seperti tahu, sehingga sangat mudah hancur.
- Rasa dan Aroma: Saren memiliki rasa yang sebanding dengan hati sapi dan tidak memiliki aroma amis sama sekali. Hal ini membuat saren menjadi makanan yang unik dan menarik bagi mereka yang suka mencoba makanan baru.
- Kegiziannya: Saren dianggap memiliki gizi tinggi karena mengandung protein dan nutrisi lainnya yang berasal dari darah. Namun, karena sifatnya yang ekstrem, saren juga dapat menjadi sumber penyakit atau racun jika tidak diolah dengan benar.
Cara Pembuatan Saren
Saren adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari darah hewan, biasanya sapi, kerbau, atau ayam. Berikut adalah cara pembuatan saren secara rinci:
Pengumpulan Darah:
Darah hewan yang digunakan biasanya berasal dari sapi, kerbau, atau ayam. Darah ini harus diperoleh dari hewan yang disembelih dengan cara yang higienis dan aman.
Pengolahan Darah:
Setelah darah diperoleh, langkah pertama adalah menyaring darah untuk menghilangkan bagian-bagian yang kasar seperti lemak, kotoran, atau bagian lain yang tidak diinginkan. Saringan ini penting untuk mendapatkan darah yang bersih dan siap digunakan.
Pengukusan:
Setelah darah disaring, darah tersebut kemudian dikukus hingga mengeras. Pengukusan ini dilakukan untuk menghilangkan kelembapan dan membuat darah menjadi lebih padat dan stabil. Proses pengukusan biasanya dilakukan dengan menggunakan panci atau wadah yang dapat menahan suhu tinggi.
Penyajian:
Setelah darah mengeras, saren siap disajikan. Saren biasanya disajikan dalam bentuk satai, opor, atau dioseng. Untuk membuat satai, saren dipotong-potong kecil dan kemudian dibumbui dengan rempah-rempah dan bumbu lainnya. Saren juga dapat diolah menjadi opor dengan cara dimasak dalam kuah yang kaya akan rempah dan bumbu. Di samping itu, saren juga dapat dioseng dengan cara ditumis dalam minyak atau mentega hingga berwarna keemasan.
Pengolahan Lanjutan:
Selain disajikan secara langsung, saren juga dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan lainnya. Contohnya, saren dapat dijadikan bahan utama dalam membuat sate, opor, atau berbagai jenis masakan lainnya yang sesuai dengan kreativitas pembuatnya.
Pengawasan Kesehatan:
Karena saren terbuat dari darah, maka perlu diingat bahwa saren harus dimasak dengan hati-hati untuk menghindari risiko penyakit. Saren harus dipastikan dalam keadaan matang sebelum disantap untuk menghindari keracunan makanan.
Kreativitas dan Variasi:
Saren dapat diolah menjadi berbagai macam masakan dengan cara dioseng, ditumis, atau diolah dengan resep andalan lainnya. Kreativitas dalam mengolah saren dapat membuatnya menjadi sajian yang lebih menarik dan lezat.
Apakah Ada Manfaatnya?
Ya, ada beberapa manfaat kesehatan yang terkait dengan makan saren, meskipun perlu diingat bahwa makanan ini juga memiliki beberapa risiko dan kontroversi. Berikut beberapa manfaat yang disebutkan:
- Kandungan Protein Tinggi: Saren memiliki kandungan protein yang tinggi, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh. Dalam 100 gram darah sapi, terdapat sekitar 21,9 gram protein.
- Gizi yang Baik: Saren juga dipercaya memiliki gizi yang baik, terutama karena kandungan protein yang tinggi. Ini dapat membantu dalam proses pembangunan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
- Menghangatkan Badan: Jenang saren, salah satu bentuk saren, memiliki campuran jahe dan cengkih yang dapat menghangatkan badan.
Namun, perlu diingat bahwa makan saren juga memiliki beberapa risiko, seperti:
- Kontroversi Hukum: Bagi umat Islam, makan saren dianggap haram karena berasal dari darah hewan, yang dianggap najis.
- Zat Beracun: Saren juga dapat mengandung zat beracun yang berbahaya jika tidak diolah dengan benar.
- Risiko Penyakit: Makan saren secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit yang terkait dengan kandungan protein tinggi.
Bagaimana Menurut Islam?
Darah ayam termasuk makanan yang unik karena bahan utamanya tersebut. Lalu, bagaimana Islam memandang sajian darah ayam?
Dalam Islam, darah adalah salah satu makanan yang diharamkan. Baik dalam keadaan mentah ataupun sudah diolah, darah bukanlah makanan yang dihalalkan untuk umat Islam. Hal ini tertuang jelas dalam salah satu ayat di Al Quran yang berbunyi,
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3).
Meski begitu, ada jenis darah lain yang ternyata dihalalkan dalam Islam. Darah yang dimaksud dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ
"Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa." (HR. Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syekh Al-Albani).
- Capim KPK Setyo Janji Tindak Tegas Pejabat Negara, Sugeng Bicara Atasi Keterbatasan SDM Berantas Korupsi
- Soal PON Aceh-Sumut: Kalau Enggak Ada Dugaan Penyelewengan, Harusnya Infrastruktur Beres
- Rotavirus Bisa Sebabkan Diare Parah pada Anak, Ketahui Cara Penanganan dan Pencegahannya
- Kabupaten Bandung Diguncang 26 Kali Gempa Hari Ini
- Platform Crowdfunding Ini Bagikan Bekal Sarapan Sehat
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024