Mencicipi Sate Asem Khas Betawi, Olahan Daging dan Kelapa yang Kini Mulai Langka
Sate asam ini tampil menarik dengan parutan kelapa. Tekstur dagingnya juga lembut, sehingga menghadirkan pengalaman berkuliner yang istimewa.
Sate asem atau sate lembut, merupakan kuliner khas Betawi yang mulai langka di Jakarta. Makanan ini terbilang unik karena menggunakan bahan daging sapi, namun tanpa tambahan bumbu kacang.
Kuliner ini juga tampil menarik karena di tiap porsinya terdapat parutan kelapa. Tekstur dagingnya juga lembut, sehingga menghadirkan pengalaman berkuliner yang istimewa.
-
Kenapa Sate Tegal populer di Jakarta? Di Jakarta, Sate Tegal populer disebut Sate Kambing Muda Tegal.
-
Bagaimana rasa dari Asinan Betawi? Asinan Betawi adalah makanan khas Betawi yang terbuat dari sayuran yang direbus dan dicampur dengan saus asam manis.
-
Dimana bisa nyobain Sup daging Betawi yang terkenal? Dikutip dari kanal YouTube Kisarasa, Rumah Makan Berkah di Jalan Jeruk Purut, Cilandak Timur, jadi salah satu yang melegenda.
-
Kenapa santan kelapa asli cocok untuk lontong sayur Betawi? Santan kelapa ini bukan cuma bisa membuat makanan jadi semakin kaya rasa, tetapi juga mampu bikin aroma yang menggiurkan dan memberikan sensasi autentik yang tiada dua.
-
Apa ciri khas rasa Nasi Uduk Betawi? Nasi uduk terkenal akan cita rasa gurihnya, sehingga sangat lezat saat dipadukan dengan berbagai lauk.
-
Dimana Sate Padang berasal? Melansir dari beberapa sumber, asal-usul Sate Padang rupanya sudah ada sejak zaman penjajahan.
Meski sulit ditemui, sate asem tetap dicari oleh para penggemar terutama bagi yang ingin mencari sate dengan variasi rasa asam, manis dan gurih. Sebagai bagian dari tradisi kuliner Jakarta, sate asem mencerminkan keanekaragaman rasa beda budaya di tanah Batavia.
Lambat laun, kehadirannya disukai banyak orang hingga menjadi sajian yang menggugah selera. Penasaran dengan kehadiran sate asem? Yuk simak informasinya berikut ini.
Perpaduan Budaya Arab dan India
Mengutip senibudayabetawi.com, disebutkan bahwa sejarah sate asem di Jakarta bermula sekitar abad ke-15.
Ketika itu, terdapat rombongan pedagang asal Arab dan India yang lambat laun berakulturasi dengan masyarakat Betawi. Mereka mengenalkan budaya menyantap daging kambing dengan tambahan rempah-rempah.
Di Jakarta, terdapat banyak kelapa sehingga masyarakat sekitar mengkombinasikannya sehingga jadilah menu sate asem yang sampai saat ini masih bisa ditemukan.
Daging Sate Digiling Lalu Ditusuk
Merujuk kebudayaan.kemdikbud.go.id, cara pembuatan sate asem memang terbilang rumit. Daging sapi tak hanya ditusuk lalu dibakar, melainkan harus digiling terlebih dahulu layaknya membuat adonan bakso.
Setelah daging halus, kemudian dicampur dengan beberapa rempah seperti bawang merah, bawang putih, lengkuas muda, ketumbar, jinten, garam dan lada. Kemudian ditambahkan juga larutan asam Jawa, gula Jawa dan kelapa parut yang sudah disangrai.
Seluruh bahan bisa dicampurkan, untuk selanjutnya direkatkan di tusuk sate untuk dibakar selama beberapa menit.
Rasanya Manis, Asam dan Gurih
Sate Lembut sering disajikan pada saat acara istimewa, seperti saat lebaran atau hari besar lainnya juga pada upacara tradisional dan lingkup daur hidup Betawi.
Rasanya tentu sangat nikmat, karena tekstur daging lembut, gurih, manis dan asam amat terasa gurih dan nikmat. Apalagi jika sate dicampur dengan sayur babanci yang terbuat dari santan.
Orang Betawi akan menyantap sate ini dengan tambahan nasi putih hangat. Setelahnya akan makin lezat jika ditutup dengan sajian segelas es jeruk.
Makna Simbolis Sate Asam Betawi
Sate asem juga memiliki makna simbolis bagi orang Betawi, karena dianggap menjadi penghubung kebudayaan dengan nilai sejarah. Karena kehadirannya berkenaan dengan masuknya ajaran Islam ke Jakarta, maka ada hubungan antara kepatuhan kepada Tuhan dan keseimbangan sosial.
Sate asem disajikan dalam acara dan upacara tradisi Betawi, memiliki fungsi sosial untuk mengajak orang yang menyantapnya kenal terhadap Tuhan dan leluhur.
Cita rasa yang disukai semua orang juga menandakan terbentuknya hubungan antara individu dengan kelompok yang sama-sama menikmati sajian ini.
Bisa Ditemukan di Kawasan Tanah Abang
Sayangnya, sate asam ini sudah mulai sulit ditemukan di wilayah perkotaan Jakarta. Namun, ada beberapa rumah makan Betawi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menyajikannya secara masal.
Pengunjung hanya tinggal pesan, lalu menyantapnya dengan kuliner khas Betawi lainnya yang disajikan.