Mencicipi Keunikan Sate Gecek Khas Indramayu, Dagingnya Tipis dan Disantap Pakai Kuah
Sate gecek ini unik, dagingnya pipih, rasanya manis dan dimakan pakai kuah. Legendaris di Indramayu.

Sate gecek ini unik, dagingnya pipih, rasanya manis dan dimakan pakai kuah. Legendaris di Indramayu.

Mencicipi Keunikan Sate Gecek Khas Indramayu, Dagingnya Tipis dan Disantap Pakai Kuah
Bagaimana jika menu sate disajikan tanpa bumbu kacang? Tentu ini akan sangat unik dan berbeda, seperti kuliner sate gecek khas Kabupaten Indramayu ini.
Sate ini memang tidak biasa, lantaran tidak menggunakan bumbu kacang seperti kebanyakan menu serupa. Bentuknya juga tidak umum, lantaran tipis-tipis dengan cita rasa rempah yang autentik.

Jika ingin mencicipi kelezatannya, Anda bisa mampir di lapak Sate Gecek Bagja Bang Widi di Jalan Ahmad Yani, Indramayu. Di sana, sang pemilik lapak pikul akan melayani para pembeli dengan ramah.

Jadi Kuliner Legendaris Khas Indramayu
Mengutip Instagram Sate Gecek Bagja yang dikelola Widi, kuliner ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an.
Menu ini mulanya dijajakan oleh orang tua Widi yang kemudian diturunkan ke dirinya saat ini. Widi pun sehari bisa membawa 300 sampai 500 tusuk sate gecek dan selalu ludes diburu pembeli.
Sehari-hari, Widi biasa mangkal di pinggir jalan kawasan tersebut dan selalu dikerubuti para pembeli.
Bentuknya Pipih
Menurut Widi, sate gecek berasal dari kata gecek yang dalam bahasa Jawa Indramayu berarti tumbuk.
Penamaan gecek merujuk kepada proses pembuatan yang ditumbuk hingga pipih dan ditusuk ke batang bambu. Widi biasanya menumbuk daging menggunakan palu yang terbuat dari kayu.
“Ini diberinama gecek karena dagingnya digecek atau ditumbuk,” kata dia di akun Instagram @seeisall, dikutip Jumat (9/2).

Dagingnya Dimarinasi
Berbeda dari sate lainnya, sate gecek menggunakan bahan utama daging sapi. Daging kemudian dimarinasi dengan bumbu rempah dan gula jawa selama beberapa waktu.
Setelah jadi, teksturnya lembut dan memiliki rasa yang asin, gurih dan sedikit manis. Ini yang menjadi ciri khas sate gecek dan tidak ditemukan di sate lainnya.
Menurut Widi, zaman dulu sate gecek tidak memakai daging sapi dan daging kerbau. Namun saat ini daging kerbau sudah langka, sehingga ia menggantinya dengan sapi dan resep bumbu yang tidak diubah.
Disantap Bersama Kuah
Untuk menyantap sate gecek, racikannya tidak memakai bumbu kacang melainkan kuah kaldu sapi yang telah diberi rempah. Teksturnya cair, sedikit berlemak dan berwarna kuning. Rasanya cenderung asin gurih.
Kuah ini juga diberi cabai rawit sehingga rasanya semakin nendang saat disajikan bersama sate gecek yang manis. Agar semakin lengkap dan kenyang, Widi juga menyediakan lontong di kedai pikulnya.
“Biasanya pada dicampur kuah, atau bisa pakai bumbu kacang,” kata dia.
Sate gecek memiliki dua varian, yakni manis dan asin.
Sate manis bentuknya pipih karena ditumbuk dengan rempah. Sedangkan sate asin adalah potongan daging sapi dengan racikan bumbu gurih.

Widi membuka lapaknya pukul 15:00 WIB sampai habis.