Sejarah Soto Tangkar yang Melegenda, Lahir dari Sulitnya Orang Betawi Membeli Daging Sapi
Siapa sangka jika soto tangkar berangkat dari ketidakmampuan warga Betawi membeli daging sapi. Begini kisahnya
Siapa sangka jika soto tangkar berangkat dari ketidakmampuan warga Betawi membeli daging sapi. Begini kisahnya
Sejarah Soto Tangkar yang Melegenda, Lahir dari Sulitnya Orang Betawi Membeli Daging Sapi
Soto turut menjadi hidangan yang dekat dengan masyarakat Betawi. Di era kolonial Belanda misalnya, soto tangkar telah menjadi santapan yang lumrah dikonsumsi oleh warga setempat.
Soto tangkar lahir ketika masa-masa sulit penjajahan, di mana kala itu warga Betawi kesulitan membeli dagi sapi. Alhasil mereka mengolah bagian-bagian yang murah dan mudah didapatkan, seperti jeroan dan tulang iga sapi.
-
Dimana Soto Padang berasal? Mengutip indonesiakaya.com, awal mula lahirnya kuliner soto ini diperkirakan berasal dari pengaruh budaya Tionghoa melalui sajian sup daging bernama caudo.
-
Kenapa sop tulang sapi populer? Dengan kuah yang kaya rasa dan aroma rempah yang menggugah selera, sop tulang sapi menjadi pilihan tepat untuk dinikmati kapan saja, terutama saat cuaca dingin atau ketika tubuh membutuhkan kehangatan.
-
Dimana Sate Sapi Pak Kempleng awalnya dijual? Dikutip dari kanal YouTube J. Christiono, nama asli Pak Kempleng adalah Pak Sakimin. Ia merintis berjualan sate dengan berkeliling Kota Ungaran sejak tahun 1960-an. Namun pada tahun 1972 Pak Sakimin meninggal dunia. Usaha itu kemudian diteruskan oleh putra keduanya, Pak Mulyono.
-
Kenapa soto daging populer di Indonesia? Soto daging adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang sangat disukai oleh banyak orang. Kelezatan kuah yang kaya rasa dan daging yang lembut menjadikan soto daging ini menjadi hidangan favorit di berbagai kalangan.
-
Bagaimana membuat sop kaki kambing ala Betawi? Masak sampai mendidih. Tambahkan daun seledri dan daun bawang. Kemudian masukin iga yang sudah ditumis pake bumbu tadi. Tuangkan susu cair, masak sampai mendidih. Tambahkan minyak samin menjelang diangkat.
-
Dimana soto Benget dijual? Mengutip YouTube Nes 13, dagangan soto milik Benget cukup laku.
Walau lahir dari keterbatasan, soto ini punya rasa yang istimewa. Racikan sederhana tak membuat soto tangkar kehilangan nama. Saat ini, soto tangkar bisa dijumpai di banyak kota karena banyak yang menyukainya.
Tangkar adalah Iga Sapi
Penamaan tangkar diketahui berangkat dari bahan utama pembuatannya yakni daging tulang iga.
Untuk membuatnya, tulang iga utuh dimasak bersama bumbu rempah seperti kayu manis, bawang merah, bawang putih, cabai, daun salam, santan, asam Jawa hingga jahe.
Rempah dari jahe membuat sajian soto tangkar membuat hangat di tubuh, terlebih dengan tambahan kayu manis dengan aroma yang harum.
Biasanya, soto tangkar nikmat dimakan bersama nasi hangat atau irisan lontong maupun ketupat.
Rasanya Lebih Segar
Secara rasa, soto tangkar memilikinya dengan lengkap. Ada gurih, manis, asin, hangat hingga segar. Semuanya itu berkat beberapa rempah yang menjadi isiannya, seperti jahe dan asam Jawa.
Kedua rempah ini menciptakan rasa nikmat yang mampu mengobati rasa lapar di kala cuaca dingin. Ditambah isian daging dari tulang iga yang gurih dan empuk, serta jeroan yang tidak amis.
Soto tangkar jadi kuliner khas Betawi yang tak boleh dilewatkan saat ke Jakarta dan kota-kota di sekitarnya.
Lahir dari Kesulitan Warga Betawi Membeli Daging Sapi
Mengutip budaya Indonesia, soto tangkar telah ada lebih dulu dari soto Betawi. Soto ini lahir atas keprihatinan warga Jakarta kala masa penjajahan Belanda.
Kala itu para petinggi Belanda di Batavia banyak yang gemar memakan daging sapi. Mereka membuang unsur-unsur di luar daging seperti kulit, jeroan, kepala sampai tulang iga. Dari sana, warga Jakarta kemudian memanfaatkannya menjadi olahan yang lezat.
Hanya dengan mencapurkan jeroan dan tulang iga yang tak terpakai, dapat disulap menjadi sajian soto tangkar yang lezat.
Warisan Silang Budaya dengan Tionghoa
Selain sebagai kuliner asli Betawi, ada jejak bangsa lain dalam satu porsi soto tangkar. Kuah dengan rempah-rempah merupakan percampuran antara budaya setempat dengan Tionghoa yang dulu menjadi bagian jadi sejarah Batavia.
Sejak dulu, warga Tionghoa banyak berperan dalam penciptaan kuliner yang kemudian diadaptasi oleh warga Indonesia seperti nasi goreng, siomay, aneka olahan tahu dan mie.
Selain itu, penggunaan minyak samin sebagai pelezat juga menandakan adanya percampuran budaya India dan Timur Tengah di masa silam. Kedua budaya itu memang terlibat perdagangan rempah dengan Indonesia di zaman penjajahan silam.