Ngerinya Kasus Soto Daging Manusia di Kampung Rambutan yang Kembali Viral, Bermula dari Perselingkuhan
Kasus ini sempat menghebohkan publik karena pelaku menyajikan soto daging manusia yang merupakan potongan tubuh istrinya. Kejadian bermula dari perselingkuhan.
Bagaimana jika soto yang dibeli di warung pinggir jalan berisi potongan daging manusia? Rasa lapar tentu akan hilang seketika, bahkan sebagian besar orang yang mengetahuinya juga akan mengalami trauma hingga tak ingin menyantapnya lagi.
Tapi kasus ini pernah terjadi di wilayah Kampung Rambutan, Ciracas, Kota Jakarta Timur, sekitar 11 tahun silam. Pada 2013, kejadian ini pernah terungkap oleh pihak kepolisian dan langsung menjatuhkan hukuman mati kepada sang pemilik warung soto bernama Benget Situmorang.
-
Kenapa soto daging populer di Indonesia? Soto daging adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang sangat disukai oleh banyak orang. Kelezatan kuah yang kaya rasa dan daging yang lembut menjadikan soto daging ini menjadi hidangan favorit di berbagai kalangan.
-
Kenapa daging kecap viral? Salah satunya adalah daging kecap. Resep daging kecap salah satu resep yang cukup banyak dicari oleh para ibu.
-
Kenapa rendang Padang jadi viral? Resep rendang Padang yang terbuat dari daging sapi begitu lezat. Tak ayal jika banyak sekali yang ingin membuat masakan khas Nusantara satu ini sendiri di rumahnya masing-masing. Bahan-bahan yang dipilih pun amat mudah dijumpai.
-
Kenapa gulai kambing santan viral? Gulai kambing santan ini dimasak dalam saus mirip kari yang kaya rempah dan berwarna kekuningan.
-
Dimana sotong sering dijajakan? Tak lengkap rasanya jajan tahu bulat tanpa sotong yang renyah nan gurih.
-
Kenapa sate jando viral? Viralnya sate jando kiranya wajib dirasakan oleh para pencinta kuliner saat berwisata ke kawasan Gedung Sate, Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sosoknya sangat kejam, karena menggunakan potongan tubuh sang istri sebagai bahan untuk isian soto lamongannya. Bahkan, soto sempat disajikan kepada pembeli di kawasan Kampung Rambutan yang tidak mengetahui kasus mutilasi tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, kejadian ini berawal dari kasus perselingkuhan Benget dan perempuan lain yang diketahui sang istri. Benget yang tak terima lantas menghabisi nyawa istrinya yang ternyata dibantu oleh selingkuhannya.
Belasan tahun berlalu, kejadian ini kembali viral di media sosial setelah diunggah di akun Instagram @mwv.mystic. Berikut kilas balik kejadian mengerikan tersebut.
Benget Mulanya Seorang Sopir Kopaja
Terungkap dalam unggahan tersebut jika Benget awalnya merupakan seorang perantauan asal Desa Ambarita, Samosir, Sumatra Utara. Kondisi ekonomi keluarga Benget di kampung begitu susah hingga di bawah garis kemiskinan, sehingga harapannya merantau ke Jakarta bisa mengubah nasib menjadi lebih baik.
Mulanya, Benget hanya menganggur di rumah sang nenek yang kebetulan sudah lama tinggal di wilayah Otista, Jakarta Timur. Ia mulai merantau pada 1996 dan kemudian mendapat pekerjaan sebagai sopir bus Kopaja.
Setelah mendapat pekerjaan, Benget kemudian tinggal di kos kawasan Blok M dekat tempatnya mengemudi Kopaja di terminal Blok M.
Bertemu Istri Pertama dan Menikah Tahun 2000
Setelah beberapa bulan bekerja, Benget bertemu dengan seorang perempuan bernama Roini yang sehari-hari selalu menggunakan Kopaja untuk berangkat kerja. Keduanya berkenalan dan saling jatuh cinta.
Usai berkenalan, beberapa waktu kemudian keduanya memutuskan untuk menikah di Samosir dan kembali ke Jakarta. Mulanya rumah tangga Benget dan Roini baik-baik saja, namun tak berapa lama tabiat aslinya mulai terbongkar.
Benget adalah sosok yang kejam, temperamen hingga sering mabuk dan berbuat onar. Dari sana rumah tangganya juga kurang harmonis dan acap kali bertengkar, bahkan hingga mengganggu para tetangga.
Sering bertengkar dengan nada yang keras hingga melakukan kekerasan terhadap Roini, sampai-sampai keduanya diusir oleh RT dan para tetangga yang saat itu tinggal di sekitar tempat tinggal mereka, yaitu kawasan Ciracas.
Selingkuh dengan Perempuan Lain
Pada 2005, Benget sering tidak pulang ke rumah kontrakan mereka. Roini sebagai seorang istri mulai merasa tidak dihargai. Ternyata, Benget diam-diam selingkuh dengan perempuan lain yang bekerja di sekitar Terminal Kampung Rambutan bernama Darna Sri Astuti.
Keduanya sering bertemu hingga memutuskan menjalin hubungan serius untuk menikah. Darna bahkan tak segan mengajak Benget ke kampung halamannya di Jambi untuk dikenalkan ke keluarganya meski tak tahu jika status Benget sudah beristri.
Di saat yang sama, Roini terpaksa banting tulang seorang diri untuk menghidupi kedua anaknya dengan Benget karena sudah tidak ada nafkah. Pada 2011 Roini dicerai oleh Benget dan resmi menikah dengan Darna di Jambi.
Benget Mulai Berjualan Soto Lamongan
Setelah menikah mereka kembali ke Jakarta. Benget memutuskan untuk berhenti dari sopir dan mulai merintis usaha berjualan soto lamongan di sebuah warung kecil. Mengutip YouTube Nes 13, dagangan soto milik Benget cukup laku.
Banyak teman-teman sesama sopir di sana yang membeli sotonya. Selain itu, Benget juga menjual minuman tuak secara sembunyi-sembunyi. Hal ini lah yang membuat para pelanggan bertambah karena ingin menikmati minuman beralkohol.
Usaha yang menguntungkan membuat Benget gelap mata. Apalagi pemasukannya cukup lumayan, sehingga ia bisa leluasa menggunakan uang tersebut untuk berfoya-foya termasuk bermain perempuan. Ketika itu, Benget sering berjumpa dengan tukang jamu keliling bernama Tini dan dirinya kembali berselingkuh dengan tukang jamu tersebut.
Membunuh Darna Bersama Selingkuhannya
Tini yang sering mampir ke warung Benget tak dicurigai oleh Darna. Bahkan, Benget yang sering berduaan juga dianggap hal biasa oleh Darna. Bahkan Benget menyuruh Tini berjualan jamu di warung sotonya secara menetap.
Sejak itu, Darna mulai curiga dan mengetahui tabiat Benget yang rupanya sudah berselingkuh dengan Tini. Tini sebenarnya sudah mengerti bahwa Benget memiliki istri, karena keduanya tinggal di warung, namun ia tak memedulikannya.
Karena Darna dianggap sering mengganggu hubungan, Benget dan Tini mulai merencanakan pembunuhan. Pada 1 Maret 2013, kejadian mengerikan itu terjadi. Diawali dengan Benget yang mengajak Darna meminum tuak dan melakukan hubungan suami istri. Saat Darna lengah, Benget langsung memukulnya dan menyeret korban ke kamar mandi hingga tak sadarkan diri.
Kekejaman Benget yang dibantu Tini tak berhenti. Darna yang sudah tak berdaya kembali disiram dengan air dan dipukul menggunakan potongan kayu hingga meninggal dunia.
Darna Dimutilasi dan Potongan Tubuhnya Dijadikan Soto
Mengutip Liputan6, untuk menghilangkan jejak tubuh Darna lantas dimutilasi oleh keduanya. Benget merencanakan membuang isi perut Darna ke sungai, darahnya ia siram ke saluran air dekat warung dan potongan tubuh lain digunakan untuk soto serta dibuang ke semak-semak di pinggir jalan Tol Cawang arah Bekasi.
Benget menyimpan potongan daging dan hati Darna di kulkas untuk dimasak, lalu keduanya menyewa angkot untuk membuang potongan tubuh. Setelahnya, Benget kembali dan menyajikan soto tersebut di warungnya hingga habis dimakan pelanggan tanpa diketahui bahwa dagingnya berasal dari potongan tubuh.
Setelah pembunuhan, seorang tetangga merasa curiga karena ia mencium aroma tak sedap dari air yang mengalir di sekitar saluran dekat warungnya. Kebetulan saat itu ada genangan air setelah kondisi hujan semalam.
"Saya curiga saja sama baunya, bagaimana gitu. Saya tanya ke Benget, katanya nyuci ayam. Tapi baunya aneh banget gitu," ucap Karmanto, tetangga Benget, mengutip Liputan6.
Diciduk Polisi dan Dijatuhi Hukuman Mati
Setelah 36 jam kejadian, polisi berhasil menciduk Benget dan Tini. Tindakan ini dilakukan berdasarkan laporan warga yang janggal dengan adanya angkot berwarna merah yang berhenti setiap satu kilometer di Tol Cawang arah Bekasi untuk membuang plastik berukuran besar.
Setelah dicek, ternyata plastik itu berisi potongan tubuh manusia. Polisi pun menetapkan hukuman mati terhadap Benget serta Tini dijatuhi hukuman penjara 14 tahun.
"Dari pengakuan tersangka, sisa potongan tubuh korban yang berupa isi perut dibuang oleh tersangka ke dalam kali,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya yang bertugas saat itu, Kombes Pol Rikwanto.