Pidato Keras Prabowo di Depan Negara Muslim Dunia soal Palestina Tuai Pujian
Moestar menilai, pidato Prabowo sebagai pesan mendalam tentang pentingnya persatuan dan kekuatan negara-negara muslim.
Ketua Yayasan Universitas Jayabaya Moestar Putra Jaya Moeslim memuji pidato Presiden Prabowo Subianto di KTT D-8 di Kairo, Mesir terkait Palestina.
Moestar menilai, pidato Prabowo sebagai pesan mendalam tentang pentingnya persatuan dan kekuatan negara-negara Muslim untuk memberikan dukungan nyata kepada Palestina.
"Pidato Prabowo berhasil menyentuh hati banyak orang, termasuk saya. Dengan penuh keberanian, beliau menyampaikan pesan penting, kalau kita lemah, bagaimana bisa dukung Palestina?” ujar Moestar.
Moestar menilai, sebagai seorang pemimpin, Prabowo menunjukkan pemahaman mendalam terhadap dinamika geopolitik dan tantangan dunia Islam saat ini.
Dalam pidatonya, kata dia, Prabowo tidak hanya menyerukan dukungan terhadap Palestina, tetapi juga menyoroti kelemahan terbesar yang sering menghambat langkah kolektif yakni perpecahan di antara negara-negara Muslim itu sendiri.
"Pernyataan beliau mengingatkan kita bahwa solidaritas tanpa tindakan nyata hanyalah sekadar simbolisme," jelas Moestar.
Dunia Islam Butuh Pemimpin seperti Prabowo
Moestar mengagumi ketegasan dan visi yang ditunjukkan Prabowo di tengah suasana dunia yang penuh ketidakpastian. Pidato Prabowo menurutnya menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan bersama, yang memerlukan kekuatan kolektif, bukan retorika semata.
Ia juga menyakini Indonesia sebagai bangsa dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, di bawah kepemimpinan Prabowo, memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak persatuan dunia Islam.
"Pidato Prabowo bukan hanya ucapan semata, tetapi juga komitmen untuk membawa isu Palestina ke meja diplomasi internasional dengan langkah-langkah yang nyata dan strategis," tambahnya.
Ia berharap, pidato Prabowo tidak hanya menjadi pengingat, tetapi juga menjadi awal dari langkah-langkah konkret yang lebih besar. Dunia Islam membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki keberanian untuk berbicara, tetapi juga kemampuan untuk bertindak.
Menurutnya, Prabowo mengajarkan perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan untuk keadilan. Pidato Prabowo juga mengingatkan bahwa kekuatan bukan hanya tentang senjata atau kekayaan, tetapi tentang kemampuan untuk bersatu dan bekerja bersama demi tujuan yang lebih besar.
Moestar berharap, pidato ini menjadi penggerak solidaritas, bukan hanya di kalangan pemimpin, tetapi juga di hati setiap Muslim di seluruh dunia.
"Pidato ini menyadarkan kita bahwa dunia Islam membutuhkan lebih banyak pemimpin seperti Prabowo pemimpin yang berani, tegas, dan memiliki visi jangka panjang untuk menciptakan perubahan nyata. Perjuangan untuk Palestina adalah perjuangan kita semua," tambahnya.
Pidato Prabowo
Sebelumnya, Prabowo mengajak negara-negara anggota Developing Eight (D-8) bersatu dan berkolaborasi sehingga bisa menjadi kelompok yang kuat.
Dengan begitu, kata dia, negara kelompok D-8 dapat mendukung penuh kemerdekaan Palestina.
"Kita harus belajar dari situasi geopolitik yang terjadi di sekitar kita saat ini. Tanpa persatuan, tanpa mengatasi perbedaan, kita tidak bisa menjadi kuat," kata Prabowo pada sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 D-8 di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (20/12).
"Kita mengatakan bahwa kita mendukung Palestina. Tapi kalau kita lemah, bagaimana kita bisa mendukung Palestina? Oleh karena itu, Yang Mulia, mari kita manfaatkan kerja sama kita," sambungnya.
Dia menuturkan, negara-negara D-8 harus mendorong pertumbuhan ekonomi. Terlebih, D-8 mewakili pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga secara global dengan gabungan PDB sebesar USD4,81 pada tahun 2023 serta diprediksi seluruh negara anggota D8 akan berada di antara 25 ekonomi terbesar pada tahun 2050.
"Kita harus bekerja untuk mencapai kekuatan industri dan teknologi," ujarnya.
Tak Cuma soal Ekonomi
Selain itu, Prabowo mengajak negara D-8 menjadikan dunia Muslim dunia yang sejahtera, mengatasi kemiskinan. Prabowo menegaskan D-8 tak boleh hanya sekadar blok ekonomi saja.
"D8 harus menjadi lebih dari sekadar blok ekonomi. D8 adalah gerakan global Selatan. Oleh karena itu, kita juga harus terus memperjuangkan tatanan global yang lebih adil berdasarkan hukum internasional, inklusivitas, keadilan, dan kemakmuran bersama," tutur Prabowo.
D-8 merupakan organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang yang didirikan tahun 1997.
Anggota negara D-8 yakni, Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turki dan Pakistan.Indonesia sendiri akan menjadi Ketua D-8 mulai 1 Januari 2026. Dalam KTT ini, Indonesia akan menerima jabatan sebagai Ketua D-8.