Sosok Tarsum Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis: Religius, Harmonis, Kasih Sumbangan Selalu Besar
Gilanya lagi, Tarsum menawarkan daging istrinya itu kepada para tetangganya
Gilanya lagi, Tarsum menawarkan daging istrinya itu kepada para tetangganya
Sosok Tarsum Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis: Religius, Harmonis, Kasih Sumbangan Selalu Besar
Warga Ciamis digegerkan dengan pembunuhan mutilasi yang dilakukan Tarsum. Pria yang berprofesi pedagang kambing itu memotong-motong bagian tubuh istrinya sendiri.
Gilanya lagi, Tarsum menawarkan daging istrinya itu kepada para tetangganya di Desa Cikole, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ke Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah.
Yoyo Tarya (55) Ketua RT tempat tinggal Tarsum menceritakan, awal mula pelaku tinggal di dusunnya. Terjadi sekitar 14 tahun yang lalu.
“Mulai pindah ke Desa Cisontrol Kecamatan Rancah sekitar tahun 2010. Pas datang sudah menikah dan punya anak 2. Yang satu perempuan sudah gede, yang satu lagi laki-laki dan pas datang masih duduk di bangku kelas 2 SD,” kata Yoyo.
Sejak tinggal di Dusun Sindangjaya, menurut Yoyo, pasangan suami istri itu memulai usahanya sebagai tukang jual beli kambing. Dengan usaha tersebut pun menurutnya, keluarga Tarsum mandiri secara ekonomi dan kondisi keuangan keluarga masuk katagori cukup.
Sebelum anak pertamanya menikah, menurut Yoyo, keluarga tersebut tinggal bersama di dusun tersebut. Sampai kemudian anak perempuannya itu menikah, Tarsum dan Yanti pun tinggal bertiga saja dengan anak laki-lakinya.
Sejak pindah ke tempatnya, Yoyo mengungkapkan, keluarga pasangan suami istri itu tidak dihadapkan dengan persoalan yang berarti, bahkan cenderung harmonis.
Tetangga terdekatnya pun tidak pernah mendengar percekcokan sama sekali. Bahkan tak ada cerita miring dari keluarga itu.
“Tidak ada cekcok yang sampai terdengar oleh tetangga, sehari-hari (aktif) berkegiatan (dengan masyarakat),” tegas Yoyo.
Yoyo mengatakan, Tarsum dan keluarga dikenal sosok yang baik dan religus. Bahkan kerap bersosialisasi dengan baik.
“Alhamdulillah dia pergaulan dan sosialisasi di masyarakat baik, solat jamaah, ke masjid, pengajian, suka gotong royong,” terang Yoyo.
Yoyo menambahkan, Tarsum malah sering berkorban untuk para tetangganya. Termasuk membantu materi saat ada yang membutuhkan bantuan dan sumbangan.
“Bahkan berani berkorban untuk kegiatan kemasyarakatan, kalau ngasih bantuan lebih besar (dibanding warga lainnya), sosialnya bikin kagum lah,” ungkap Tarsum.