Begini Kondisi Kampung Rancah di Pagi Hari sampai Tarsum Bisa Leluasa Mutilasi Istri
Ketua RT di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Yoyo mengungkapkan kondisi kampung ketika Tarsum secara keji memutilasi sang istri.
Tarsum membawa baskom berisi yang diduga berisi potongan tubuh korban.
Begini Kondisi Kampung Rancah di Pagi Hari sampai Tarsum Bisa Leluasa Mutilasi Istri
Ketua RT di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Yoyo mengungkapkan kondisi kampung ketika Tarsum secara keji memutilasi sang istri.
Yoyo mengatakan, aksi mutilasi yang dilakukan Tarsum kepada istrinya terjadi saat situasi kampung sedang sepi di pagi hari. Anak pelaku dan korban pun diketahui sudah berada di sekolah.
Kondisi perkampungan yang sepi di pagi hari kejadian tersebut, menjadikan warga setempat tidak mengetahui secara pasti kronologi kejadian tersebut.
“Karena di sini kalau hari-hari biasa sudah berkegiatan dengan kegiatan masing-masing. Ibu-ibu udah berangkat pengajian, anak-anak sudah berangkat sekolah, tetangga sudah ke mesjid,”
kata Ketua Rt setempat Yoyo Tarya saat dihubungi Senin (6/5).
merdeka.com
Yoyo mengatakan di kampungnya, seluruh warga memang sudah beraktivitas sejak pagi hari dengan pekerjaannya masing-masing. Oleh karenanya, aksi pembunuhan dan mutilasi Tarsum tidak diketahui meski tempat kejadian perkaranya pinggir jalan.“Biasa sepi kalau pagi-pagi. Saya juga kurang tahu siapa yang pertama tahu, saya juga sudah beraktifitas tapi pas mau sampai ke tempat kerja ada yang ngabarin bahwa si Acum (Tarsum) kejadian lagi, saya sangka kejadian itu bukan pembunuhan tapi seperti yang malam Rabu, jadinya saya balik lagi,” katanya.
Saat Yoyo hendak mencari Tarsum, baru sampai ujung kuburan sudah berpapasan. Ketika itu Tarsum membawa baskom berisi yang diduga berisi potongan tubuh korban.
“Ditawarin sama saya, katanya pak tolong beli ini ini daging si Yanti ini, bener daging si Yanti, si Yanti sudah enggak ada, katanya begitu. Setelah itu saya tahu dia bawa pisau, saya takut mau nolong juga. Jadinya saya balikan motor lari langsung ke Polsek Rancah,” ungkapnya.
merdeka.com
Sebelum dirinya lapor ke Polsek, menurutnya sudah ada warga lainnya yang melapor ke Kepala Dusun. Laporan pun dilakukan ke polisi melalui sambungan telepon, dan untuk meyakinkan Yoyo datangi langsung kantor Polsek.
Kaitan dengan munculnya dugaan terjadinya percekcokan sebelum pembunuhan dan mutilasi dilakukan, Yoyo tidak mengetahuinya. "Pas Selasa juga dia masih aktivitas bawa kambing sekitar jam 2-an dari pasar,” ucapnya.
Pada saat Tarsum membunuh dan memutilasi istrinya, Yoyo memastikan bahwa anak laki-lakinya sedang tidak berada di rumah karena sekolah.
Anak tersebut pun kemudian dijemput oleh tetangganya dan diberitahu apa yang terjadi lalu dibawa ke rumahnya.
Yoyo mengatakan pemicu Tarsum melakukan aksi keji tersebut menjadi pertanyaan banyak warga. Sebab, kata dia, Tarsum dan sang istri dikenal harmonis dan tidak ada beban hutang.
“Istrinya juga bilang begitu ke saya (sebelum meninggal). Emang usahanya kurang bagus tidak seperti sebelumnya, yang lainnya juga kan sebetulnya sama lagi turun,” jelasnya.
Yoyo mengaku bahwa dirinya bersama warga lainnya sangat kaget dengan kejadian tersebut.
"Semua tidak menyangka akan terjadi seperti itu, perilakunya juga tidak mencurigakan akan bertingkah seperti itu, biasa ngobrol sama tetangga, dikenal baik. Sekarang anak korban tinggal di rumahnya sama kakak dan saudaranya dan malam biasa tahlilan di rumah (korban)," pungkasnya.