FMIPA UI Kenalkan Alat Pendeteksi Tanah Longsor Jarak Jauh, Ini Kecanggihannya
Merdeka.com - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI), mengenalkan inovasi terbarunya yang dikerjakan oleh tim peneliti di sana. Alat yang bernama Landslide 2.0 atauLandslide Early Warning System (LEWS) itu diketahui bisa mendeteksi tanah longsor dari jarak jauh.
Walaupun dibuat dengan berbasisinternet of things (IoT), alat ini didesain secara ringkas agar mudah digunakan oleh kalangan masyarakat terutama di daerah rawan bencana tanah longsor di Indonesia.
"Dengan mendeteksi perubahan jarak dan kemiringan di daerah rawan longsor, sistem peringatan dini ini menggunakan sensor laser distance yang dioperasikan secara terus-menerus dari lokasi pantau melalui transmisi data komunikasi selular atau komunikasi Internet of Things (IoT)," kata salah satu peneliti di FMIPA UI, Dr. Parluhutan Manurung (Geografi), mengutip ANTARA, Senin (16/1)
-
Apa yang dilakukan alat sederhana itu? Alat sederhana itu tampak seperti sebuah besi panjang yang dibentuk seperti huruf U dan kemudian diberi semacam pegangan untuk dua tangan orang yang menggunakannya. Cara pakainya adalah alat tersebut dipegang dengan dua tangan dan kemudian seorang yang memegangnya hanya perlu berjalan di atas tanah yang dianggap memiliki sumber mata air. Jika ada sumber mata air yang mengalir di bawah tanah tersebut, maka alat sederhana itu akan bergerak naik ke atas untuk memberikan sinyal di bawah tanah terdapat mata air yang melimpah.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Mengapa alat ini diciptakan? Tujuan dari dibuatnya teknologi ini ialah ingin lebih banyak mendapatkan mimpi yang sadar di mana penggunanya sadar bahwa ia sedang bermimpi.
-
IPTEK apa sebenarnya? Secara umum, pengertian IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
-
Kenapa internet satelit LEO cocok untuk daerah terpencil? Menurut Michael, satelit LEO ini lebih cocok penerapannya untuk wilayah-wilayah remote atau bahkan daerah 3T.
-
Bagaimana orang Indonesia menggunakan ponsel? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
Bisa Mendeteksi Pergerakan Tanah Lewat Retakan
Tim peneliti UI sedang mengoperasikan alat pendeteksi longsor jarak jauh ©2023 sci.ui.ac.id/Merdeka.com
Menurut dia, Landslide 2.0 sendiri dilengkapi oleh radio agar bisa menjangkau daerah terpencil yang sulit mendapat akses telekomunikasi. Kemudian, alat tersebut juga dilengkapi oleh panel surya kecil berukuran 12 watt peak (WP), sehingga termasuk alat yang ramah lingkungan.
Alat ini juga difungsikan untuk memantau perubahan jarak, atau retakan sebagai tanda dari adanya aktivitas pergerakan tanah melalui laser dari sensor rangefinder yang berada di salah satu sisi tiang pantau.
Kondisi ini bisa dinilai dari vertikalitas atau tegaknya tiang pantau. Jika perubahan jarak yang diukur terpantau melebihi ambang batas, secara otomatis alat akan memberikan informasi agar daerah tersebut bisa segera dijauhi oleh user (pengguna alat). Untuk menunjang hal ini terjadi, hasil pantauan tadi akan ditransfer ke sisi cloud server sehingga bisa terlihat secara online dan terkini di website.
Pemantauan Longsor Bisa Terintegrasi Secara Nasional
Parluhutan mengatakan bahwa pemantauan di daerah rawan longsor itu bisa diintegrasikan secara nasional. Keunggulan ini yang kemudian bisa membuat pola pergerakan tanah dari berbagai daerah bisa dianalisis.
"Inovasi dan kemandirian teknologi Landslide 2.0 diharapkan dapat diaplikasikan di berbagai lokasi rawan longsor di seluruh Indonesia. Harga yang terjangkau memungkinkan kita untuk membantu masyarakat dan pemangku kebijakan daerah dalam membangun sistem peringatan dini secara mandiri di daerah masing masing," kata Parluhutan.
Sebelumnya, alat ini pertama kali didesain di bulan Agustus 2020 lalu, dan sempat diujicobakan di salah satu daerah rawan longsor yakni wilayah Bojongkoneng, Bogor, Jawa Barat dan dianggap efektif karena mampu mengirimkan sinyal early warning sebelum bencana terjadi.
Dengan harga Rp30 sampai Rp50 juta per unitnya, masyarakat bisa lebih awal mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi itu, sehingga mengurangi dampak korban dan kerugian. Jika dilakukan perawatan secara maksimal, alat ini bisa bertahan hingga lima tahun lamanya.
Selain Parluhutan, terdapat dua peneliti lain yang turut menunjang keberhasilan program, yakni Dr. Supriyanto (Geosains), dan Iskandar Koto, M.Sc. (Geosains). (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat itu telah digunakan oleh pemerintah Kecamatan Sukatani yang juga daerah rawan longsor
Baca SelengkapnyaAlat ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen.
Baca SelengkapnyaPersaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirakit langsung oleh tim yang merupakan penyandang disabilitas. Tim ini berada di bawah naungan Sentra Terpadu Kartini di Temanggung.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawjaya menciptakan lampu pendeteksi dini gempa bumi. Lampu ini bisa meminimalkan jumlah korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaNilai pasar internet of things (IoT) terlihat tumbuh dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaIni memungkinkan penyampaian berbagai informasi bencana seperti gempa, tsunami, kebakaran hutan, aktivitas vulkanik, dan banjir.
Baca SelengkapnyaPihak UGM belum bisa mengumumkan hasil deteksi peralatan ini ke publik karena alat ini masih butuh pengembangan
Baca SelengkapnyaSolusi ini dilengkapi dengan GPS tracker, fitur bluetooth gateway, dan dashboard yang mudah dipantau.
Baca SelengkapnyaBerikut bentuk kolaborasi antara Kominfo dengan ASIOTI.
Baca SelengkapnyaDengan kemitraan ini, MBT dan Ruijie Networks mencoba mendukung digitalisasi di Indonesia.
Baca Selengkapnya