Medsos Bikin Minat Baca Turun, Warga Bandung Ini Pilih Dirikan Toko Buku yang Bikin Nyaman Pengunjung
Ia ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.

Ia ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.

Medsos Bikin Minat Baca Turun, Warga Bandung Ini Pilih Dirikan Toko Buku yang Bikin Nyaman Pengunjung
Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.
Selama 23 tahun belakangan, ia memang ingin menghidupkan kembali dunia edukasi agar masyarakat bisa terus bersahabat dengan buku. Kini toko buku yang ia dirikan bernama Toko Bandung berupaya menghadirkan bacaan yang dekat dengan masyarakat.
“Semoga Toko Buku Bandung juga dapat terus berkembang dan memberi manfaat bagi banyak orang, tidak hanya saat ini tapi juga di masa mendatang,” kata dia, mengutip bandung.go.id, Sabtu (11/5).


Hadirkan Aneka Bahan Bacaan
Sebelumnya, ia sempat mendirikan toko buku bernama Lawang Buku. Ketika itu toko tersebut sudah menghadirkan buku dari beragam genre, dengan harga yang terjangkau.
Namun, toko tersebut kini bertransformasi menjadi Toko Buku Bandung yang letaknya berada di Jalan Garut, Nomor 2, wilayah Kota Bandung. Buku baru dan lawas ia hadirkan, guna memudahkan para konsumen mencari bahan bacaan.
“Saya mendapat tawaran dari salah satu penerbit saat itu dan saya menerima kolaborasi untuk membuka toko buku offline, harapannya tentu mudah-mudahan dapat menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap buku fisik,” terang dia.
Buat Toko Buku yang Nyaman
Daya tarik dari toko bukunya adalah upaya untuk membuat para pengunjung atau peminat literasi menjadi nyaman.
Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
“Koleksi buku di Toko Buku Bandung juga sangat bervariasi, mulai dari buku-buku sejarah hingga komik, dari harga yang terjangkau mulai dari lima ribu rupiah sampai dua puluh lima juta, dari buku-buku lawas yang sudah berumur satu abad lebih hingga buku-buku yang baru diterbitkan juga ada,” katanya.
Resah Karena Minat Baca Belum Tinggi
Menurut dia, toko buku yang didirikan pada 2023 ini ingin melawan kegelisahannya akan minat baca yang masih belum tinggi. Media sosial jadi salah satu faktornya, sehingga perlu dikenalkan kembali kepada buku fisik.
Ia pun mencoba memanfaatkan peluang pasca pandemi Covid-19, di mana warga sudah diperbolehkan pergi ke luar rumah.

“Saya mengajak dan berharap semua pihak untuk mendukung dan menyebarkan kebaikan dari kegiatan literasi, termasuk para influencer, untuk memperkenalkan para pelaku buku, agar toko buku yang sudah ada bisa tetap hidup,” katanya.
Adakan Diskusi Umum
Selain sebagai tempat transaksi, Toko Buku Bandung menjadi tempat pertemuan bagi para pencinta literasi, di mana ide dan pemikiran dapat dipertukarkan dengan bebas.
Melalui penyelenggaraan diskusi dan kegiatan literasi lainnya, Deni berhasil melibatkan masyarakat dalam memperkuat budaya literasi di Kota Bandung.
Terakhir, Deni berharap bahwa Toko Buku Bandung akan terus menjadi sumber penyebaran manfaat membaca dan literasi kepada masyarakat luas.