Berada di Dalam Gang, Toko Buku Legendaris di Ciputat Ini Menolak Tergerus Zaman
Toko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Toko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Berada di Dalam Gang, Toko Buku Legendaris di Ciputat Ini Menolak Tergerus Zaman
Seorang pria berkaus hitam sibuk memilih buku di sebuah toko. Dia menyibak satu per satu tumpukan bacaan yang diletakkan sang pemilik toko di sebuah lemari kayu. Di sudut lain, pemilik menunggu dengan santai pelanggannya hingga selesai memilih. Dia membiarkan pengunjung itu membaca di tempat sebelum memutuskan membeli beberapa buku di tokonya. Inilah aktivitas yang selalu terlihat di toko milik Dadeng Maulana di Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Dadeng dan toko buku tuanya menolak untuk tergerus zaman.
-
Siapa yang mendirikan Toko Buku Bandung? Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.
-
Bagaimana Toko Buku Bandung menarik pengunjung? Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
-
Kenapa Deni mendirikan Toko Buku Bandung? Selama 23 tahun belakangan, ia memang ingin menghidupkan kembali dunia edukasi agar masyarakat bisa terus bersahabat dengan buku.
-
Dimana Perpustakaan Daerah Pandeglang? Siapapun boleh mengenal sejarah di wilayah paling barat di Pulau Jawa itu.
-
Apa yang terjadi pada Toko Buku Gunung Agung? Toko Buku Gunung Agung kini gulung tikar. Tinggal menghitung hari seluruh tokonya ditutup total.
-
Dimana letak Perpustakaan Anti Korupsi di Bandung? Lokasi Microlibrary Alun-Alun Bandung sendiri persis di sisi timur alun-alun Kota Bandung, seberang masjid raya.
Tersembunyi di gang sempit
Kedai buku tersebut letaknya menyempil di sebuah gang sempit. Walau tak sebesar toko buku modern, ragam bacaan mulai dari majalah, buku sekolah, sampai karya sastra terpajang rapi di sini. Menurut Dadeng, dia sudah menjual banyak bahan bacaan sejak medio 2000-an silam. Sejak itu pula anak sekolah sampai orang tua silih berganti memburu bacaan di sana. “Yang datang ke sini ada pelajar, ada wali murid. Tapi umumnya wali murid yang nyari,” terang Dadeng, di kanal YouTube SCTV Banten, dikutip Merdeka, Rabu (12/7)
Membantu memenuhi kebutuhan buku warga Ciputat
Menurut Dadeng, para orang tua yang datang memang khusus mencari buku untuk kegiatan di sekolah dari anak-anaknya. Biasanya, pihak sekolah akan meminta siswa-siswi di sana mencari sendiri bahan pelajaran. Toko buku milik Dadeng menjadi salah satu incarannya. “Biasanya guru-guru kan minta, cari dulu buku-buku materinya di luar,” kata Dadeng.
Dari modul pelajaran sampai kumpulan sastra
Buku-buku ini Dadeng simpan rapi di dinding yang berbatasan langsung dengan jalan raya. Dadeng menyediakan ragam buku yang masih amat layak pakai.
Beberapa yang laris diburu di antaranya modul pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan matematika sampai kumpulan sastra macam komik hingga novel. Dadeng ingin kegemarannya terhadap buku menular ke orang lain. Selama ini dia gemar membaca, dan mengumpulkan buku-buku favoritnya.
Setia terhadap buku
Walau perkembangan zaman menggerus harapannya, semangatnya menjajakan buku bekas tak pantang kalah. Dia menyebut jika saat ini buku-buku cetak masih memiliki peminat meski tak banyak. Toko bukunya pun masih didatangi pembeli setiap harinya walau tak banyak. Kebanyakan yang datang dari kalangan kolektor, maupun pemburu buku-buku yang sudah tidak terbit. Dadeng pun menikmati momen berjualan buku bekas ini, dan bisa membantu pihak-pihak yang kesulitan mencari referensi.
Murah meriah
Dadeng menjual bukunya dengan sangat terjangkau. Harganya hanya berkisar Rp10 ribu sampai Rp50 ribu, tergantung tebal dan tipisnya buku, juga kondisi dan jenisnya. Seorang pembeli, mengaku tertarik membeli buku di toko buku Dadeng karena harga dan jenisnya yang beraneka ragam.
“Saya beli dua, satu untuk saya sendiri dan satunya lagi untuk anak saya. Saya pingin bacakan untuk dia nanti,” terang pengunjung, Rafsanzani.
Adapun Dadeng mengaku setiap masa ajaran baru, buku-bukunya laris manis dibeli hingga mengantongi keuntungan jutaan per-bulan.