Panjunan Cirebon Siap Jadi Wisata Kampung Arab, Akan Ada Klaster Kuliner hingga Seni
Merdeka.com - Kawasan Panjunan, di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, sebentar lagi akan disiapkan menjadi destinasi wisata Kampung Arab. Hal itu dipastikan oleh pihak Pemerintah Daerah Kota Cirebon, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), lewat keterangan tertulisnya yang dilansir Senin (25/4).
Dalam keterangannya, mulai tahun 2023 kawasan tersebut akan didirikan sejumlah klaster seperti kuliner, oleh-oleh, budaya hingga religi, melalui pembangunan fisik dan non fisik. Program tersebut akan masuk kategori prioritas Pemda Kota Cirebon, dengan melibatkan tiga RW, yakni di RW 4, RW 5, dan RW 8 di Kelurahan Panjunan.
“Ada rencana fisik atau infrastruktur dan non-fisik berupa kegiatan-kegiatan. Prosesnya kita mulai dari sekarang untuk memetakan potensi yang dimiliki warga setempat,” tutur Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, dilansir dari cirebonkota.go.id, Senin (25/4).
-
Kapan spot kuliner baru diresmikan? Diresmikan Kamis (21/12) Mengutip bandungkota.go.id, area kuliner di basemen alun-alun sendiri dilakukan pada Kamis, 21 Desember lalu.
-
Kenapa spot kuliner baru di basemen Alun-alun? Penempatan di area basemen juga memudahkan warga yang berkunjung ke alun-lalu, lalu mencari spot kuliner khas.Ini juga akan menjadikan pusat alun-alun yang steril, dan terhidar dari lapak yang semrawut dan kurang tertata.
-
Dimana Teras by Plataran di Bandung dan Bekasi akan dibuka? Ketiga unit tersebut adalah all-new Plataran Puncak Villa, Plataran Intimate Venue, dan pembukaan Teras By Plataran di Sumarecon Bandung dan Bekasi.
-
Apa saja yang ditawarkan di spot kuliner baru? Ada 140 lapak kuliner, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia dengan harga yang terjangkau.
-
Dimana DKJ akan menjadi pusat ekonomi? RUU DKJ, yang akan menggantikan peraturan lama, memiliki visi untuk menjadikan Daerah Khusus Jakarta sebagai kota global dan pusat ekonomi terbesar di Indonesia.
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
Mengangkat Eksistensi Kampung Arab di Cirebon
©2022 cirebonkota.go.id/Merdeka.com
Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati menjelaskan jika proses pembentukannya akan dimulai pada tahun 2023 mendatang.
Menurutnya, salah satu tujuan dari pengembangan wisata tersebut dengan mengangkat potensi wisata Kampung Arab di Cirebon yang sudah lama eksis.
Untuk penggerak wisata Kampung Arab dipastikan sepenuhnya ada di tangan masyarakat setempat.
“Kita ingin menonjolkan bahwa Cirebon juga ada perkampungan masyarakat Arab yang sudah eksis sejak dulu. Mereka memiliki kekhasan dan sangat menarik dijadikan destinasi wisata,” tuturnya.
Mengangkat Ekonomi di Kampung Arab
©2022 cirebonkota.go.id/Merdeka.com
Program ini, kata Eti, bukan hanya untuk untuk melestarikan apa yang sudah ada sejak dulu, tetapi juga menggerakkan ekonomi agar lebih tumbuh dan masyarakat lebih sejahtera.
“Dengan menjadikan Panjunan sebagai Kampung Arab, kita bisa memperlihatkan teman-teman yang memiliki usaha agar bisa memiliki satu tujuan,” lanjutnya.
Eti berharap, seluruh tahapan bisa berjalan baik. Harmonisasi antar masyarakat tetap terbangun.
“Kita upayakan bisa berjalan lancar, melalui dukungan masyarakat dan elemen lainnya,” tandas Eti.
Potensi Wisata Sejarah Islam di Kampung Arab
Masjid Merah Cirebon
©2021 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com
Sebelumnya, kawasan tersebut telah lama dikenal sebagai tujuan wisata religi seperti di Masjid Merah Panjunan. Diketahui, desain Masjid Panjunan memang terbilang unik karena terdapat pengaruh bangsa Arab dan Tionghoa.
Bangunan masjid ini dibangun pada abad ke-15 oleh etnis Arab. Hal tersebut ditandai dengan dua bentuk bangunan yang berbeda dan terlihat mencolok. Di bagian depan menyerupai klenteng, sedangkan di dalamnya bergaya khas Timur Tengah.
Desain ini dimaksudkan sebagai simbol dari Putri Ong Tin yang merupakan istri Sunan Gunung Jati dan berasal dari Tionghoa.
Selain dilihat dari bentuk bangunannya, penggambaran dua tradisi ini juga terlihat dari ukuran pintu yang mengarah masuk ke dalam ruangan.
Di Masjid Panjunan, pintu masuknya dibuat dengan ukuran kecil. Hal itu dimaksudkan sebagai bentuk kerendahan hati dari para jemaah yang hendak beribadah agar menunduk.
Sifat menunduk merupakan lambang kerendahan hati umat manusia saat akan menghadap Allah.
Masjid Merah Cirebon
©2021 kebudayaan.kemdikbud.go.id/Merdeka.com (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya Pemerintah Kota Pasuruan memggenjot sektor pariwisata dengan menjadikan Kota Pasuruan sebagai kota manasik akan segera terealisasi
Baca SelengkapnyaKampung Seni Kujon merupakan proyek strategis nasional yang tengah dikerjakan BUMN konstruksi ini untuk mendukung destinasi super prioritas di Borobudur.
Baca SelengkapnyaBazar kuliner Arasfo kembali menyapa para pecinta kuliner dengan beragam sajian khas Timur Tengah yang menggugah selera.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaKampung ini akan menjadi kawasan yang memfasilitasi seluruh kebutuhan haji maupun umroh.
Baca SelengkapnyaKementan menyerahkan pengelolaan pengembangan dua Agroeduwisata di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kepada Kelompok Tani (Poktan) setempat
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaWilayah Cirebon, Jawa Barat memiliki ragam tradisi dan budaya yang khas. Seluruhnya perlu dirawat salah satunya melalui Festival Kedawung Ngesti Luhung.
Baca SelengkapnyaSummarecon Mall Serpong kembali menghadirkan Festival Kuliner Serpong dengan tema “Jelajah Rasa Jalur Mudik” mulai tanggal 16 Agustus--1 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTema 'Pelangi Nusantara' diangkat untuk menggambarkan keragaman budaya Indonesia yang luar biasa, yang ada di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaTerselenggaranya Pasar Ramadan diharapkan bisa menjadi titik awal kerja sama antara BUMDes Karangtalun dengan BRI demi mewujudkan Desa BRILian
Baca Selengkapnya