Penyebab Bayi Kembung dan Muntah beserta Cara Mengatasinya, Ibu Wajib Tahu
Merdeka.com - Bayi muntah adalah hal yang wajar. Kondisi seperti ini sering dialami oleh bayi, terutama yang usianya masih beberapa minggu. Di usia-usia ini, pencernaan bayi masih lemah dan tubuh mereka juga sedang berusaha menyesuaikan diri dengan makanan.
Meski bayi muntah adalah kondisi yang umum, namun orang tua juga harus waspada karena bisa saja muntah yang dialami bayi disebabkan oleh penyakit. Begitu juga ketika bayi mengalami kembung.
Bayi kembung sering dianggap sebagai kondisi yang normal dan tidak berbahaya. Bayi yang kembung biasanya akan rewel karena dirinya merasa tidak nyaman. Anda sebenarnya dapat mengenali bayi yang kembung melalui perutnya yang teraba keras, sering sendawa, kentut, dan sulit buang air besar.
-
Kenapa bayi muntah? Muntah biasanya terjadi setelah makan atau minum dalam jumlah besar.
-
Bagaimana mengatasi bayi muntah? Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mencoba memberi makan bayi dengan lebih lambat, memberikan porsi yang lebih kecil, melonggarkan popok, dan menjaga bayi tetap tegak setelah makan.
-
Apa penyebab bayi muntah terus menerus? Stenosis pilorus adalah kondisi langka yang terjadi ketika otot di antara lambung dan usus halus (pilorus) menjadi terlalu keras dan menyempit. Ini mengganggu aliran makanan dari lambung ke usus halus dan menyebabkan muntah yang terus menerus dalam jumlah yang signifikan.
-
Kenapa sembelit bisa terjadi pada bayi? Dari bayi hingga dewasa, konstipasi dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak seimbang, kurang asupan serat, dehidrasi, dan kurang aktivitas fisik.
-
Apa penyebab utama perut kembung? Perut kembung biasanya terjadi karena adanya penumpukan gas berlebihan di saluran pencernaan.
-
Kenapa asma bisa menyebabkan bayi batuk sampai muntah? Penyakit asma terjadi akibat penyempitan saluran udara karena peradangan. Faktor pemicu terjadinya batuk pada bayi ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mengakibatkan kambuhnya asma, seperti infeksi virus.
Bayi kembung mungkin tampak seperti kondisi yang umum terjadi. Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa juga menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Itulah kenapa, penting bagi setiap orang tua, khususnya ibu yang sering dekat dengan anak, untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait bayi kembung dan muntah.
Meski kondisi bayi kembung dan muntah adalah hal yang wajar, namun ada baiknya kita mengetahui apa penyebab bayi kembung dan muntah serta bagaimana cara mengatasinya.
Untuk itu, kami telah merangkum dari beberapa sumber terkait penyebab bayi kembung dan muntah beserta cara mengatasinya.
Penyebab Bayi Kembung dan Muntah
Ada beberapa penyebab bayi kembung dan muntah. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskannya secara terpisah penyebab bayi kembung dan penyebab bayi muntah.
Penyebab Bayi Kembung
Kembung biasanya terjadi sebagai akibat dari menelan udara atau penguraian makanan melalui pencernaan. Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah beberapa hal menjadi penyebab perut kembung pada bayi:
Makanan Ibu
Kembang kol, brokoli, kol, bawang bombai, atau kacang adalah beberapa makanan yang dapat menimbulkan gas. Oleh karena itu, bayi yang masih bergantung pada ASI dapat mengalami kembung ketika Sang Ibu mengonsumsi makanan pembentuk gas tersebut.
Salah Posisi saat Menyusui
Penting untuk memperhatikan ketika bayi menyusui atau minum susu melalui botol. Karena jika posisi payudara atau botol susu salah, dapat membuat bayi menelan banyak udara, dan pada akhirnya membuat perut si kecil menjadi kembung.
Kelebihan Laktosa
Kondisi ini biasa terjadi ketika bayi mendapat terlalu banyak foremilk (ASI awal setiap kali bayi mulai menyusui), yang kaya akan laktosa tapi rendah lemak. Apalagi tidak semua laktosa akan dicerna karena tidak ada cukup lemak untuk memperlambat proses ini. Akibatnya, terjadi penumpukan gas yang berlebih pada perut bayi.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan bayi yang belum matang juga dapat menyebabkan perut kembung pada bayi. Bayi belum bisa belajar mengolah makanan, gas, dan feses dengan sempurna. Usus pada bayi juga belum menghasilkan mikroflora (keseimbangan bakteri baik) yang normal, di mana semua hal ini diperlukan untuk kerja sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
Makanan yang Dikonsumsi Bayi
Jika bayi Anda sudah mulai makan, Anda perlu memperhatikan apa saja menu makanannya. Kurangi porsi sayuran yang dapat menimbulkan banyak gas karena dapat membuat perut kembung.
Penyebab Bayi Muntah
Refluks Bayi
Dikutip dari medicalnewstoday.com, jika bayi banyak muntah selama beberapa bulan pertama tanpa menunjukkan gejala lain, mereka mungkin mengalami refluks bayi, atau GERD. Biasanya, ketika bayi mengalami refluks bayi, mereka tidak akan muntah dengan paksa.
Refluks bayi terjadi ketika otot-otot yang mengarah ke perut terlalu rileks, memungkinkan makanan untuk melakukan kembali ke kerongkongan. Seringkali, otot perut akan menguat kembali, dan refluks bayi membaik dengan sendirinya.
Gastroenteritis
Mikroorganisme berbahaya yang masuk ke perut biasanya menyebabkan gastroenteritis. Namun ini adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi. Bayi sering memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya, sehingga tak heran jika virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh mereka. Bayi juga dapat mengembangkan gastroenteritis dari mengonsumsi bakteri berbahaya pada makanan, dengan cara yang sama seperti orang dewasa.
Alergi Makanan
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru memperlakukan makanan tertentu sebagai ancaman. Saat menyapih bayi dari ASI atau susu formula, penting untuk memperkenalkan makanan baru secara bertahap selama beberapa hari untuk menentukan apakah bayi memiliki alergi terhadap makanan, seperti susu, kedelai, gluten, kacang-kacangan, atau ikan.
Meningitis
Meningitis dapat menyerang siapa saja, tetapi paling sering terjadi antara masa bayi dan awal masa dewasa. Ini adalah infeksi pada lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis berkembang dengan cepat dan dapat menyebabkan keracunan darah yang mengancam jiwa, atau septikemia, atau kerusakan otak.
Muntah biasanya merupakan salah satu gejala pertama meningitis, bersama dengan:
Bayi mungkin tidak dapat menunjukkan bahwa mereka mengalami rasa sakit secara fisik, jadi perhatikan perubahan perilakunya. Misalnya, bayi yang sakit kepala mungkin mencoba menyentuh kepalanya lebih sering dari biasanya.
Cara Mengatasi Bayi Kembung dan Muntah
Cara Mengatasi Bayi Kembung
Anda bisa menggosok perut bayi yang kembung. Cara ini dapat menghangatkan perut bayi dan membantunya kembali seperti semula. Anda bisa menggosok perut bayi dari arah punggung ke pusar. Kemudian berikan tekanan yang sangat lembut ketika akan mendekati pusar. Jangan terlalu keras saat menekan karena bisa membuat perut bayi sakit.
Anda juga bisa memberi pijatan pada bayi dengan lembut di bagian seperti perut, punggung dan dada. Gunakan minyak untuk menghangatkan tubuh bayi dan balurkan di area perut, punggung dan dada sembari memijat. Lakukan pemijatan satu jam setelah bayi menyusu. Hentikan pemijatan bila bayi menangis atau menunjukkan tanda-tanda tak nyaman.
Perhatikan juga saat Anda sedang menyusui atau memberi susu lewat botol. Cobalah untuk memposisikan kepalanya lebih tinggi dari perutnya, sehingga susu akan lebih mudah masuk ke dalam perut dan udara menuju ke atas sehingga bayi dapat bersendawa. Gunakan bantal menyusui guna memudahkan Anda untuk mendapatkan posisi yang tepat saat menyusui.
Air hangat juga sangat baik untuk membantu perut bayi menjadi lebih nyaman. Bila bayi Anda berusia di atas 6 bulan dan sudah mulai makan, Anda bisa meminumkan air hangat padanya. Namun, jika si kecil belum mulai makan, Anda bisa mengompres perut dan punggungnya dengan kain lap hangat. Mandi air hangat juga bisa membantu bayi mengeluarkan gas di perutnya.
Cara Mengatasi Bayi Muntah
Muntah pada bayi bisa dicegah dengan membantunya mencerna susu dengan lebih baik setelah menyusu. Dikutip dari laman alodokter.com, usai minum susu, jangan langsung membaringkan bayi di tempat tidur. Gendong bayi selama 30 menit dengan posisi tubuh yang tegak, agar susu turun sepenuhnya ke lambung. Jangan lupa untuk selalu membuat bayi bersendawa setelah mengonsumsi apa pun.
Jika bayi cukup sering mengalami muntah-muntah, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan asupan cairannya cukup, agar terhindar dari dehidrasi dan kekurangan energi.
Jika muntah tidak terlihat berbahaya dan masih berlangsung kurang dari 24 jam, ada beberapa cara untuk menangani muntah bayi yang bisa dilakukan di rumah, yaitu:
Jika bayi masih muntah-muntah hingga lebih dari 24 jam atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih sedikit, mulut kering, menangis tanpa air mata, bernapas cepat, atau mengantuk, segera bawa ke dokter atau IGD untuk mendapatkan penanganan. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muntah dan gumoh sering dianggap hal yang sama pada bayi, padahal terdapat perbedaan di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaMengatasi mual dan muntah pada anak bisa menggunakan bahan-bahan alami.
Baca SelengkapnyaKetika bayi mengalami sembelit, orangtua harus segera menyadari dan mencari cara penanganannya.
Baca SelengkapnyaSejumlah kondisi kesehatan pada bayi sebenarnya normal terjadi tanpa harus menimbulkan kekhawatiran orangtua.
Baca SelengkapnyaKondisi anak tiba-tiba muntah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaTerjadinya sembelit pada bayi merupakan sebuah permasalahan yang mungkin terjadi ketika mulai mengonsumsi MPASI.
Baca SelengkapnyaPermasalahan makan pada anak merupakan suatu kondisi yang kerap terjadi dan membutuhkan pemahaman dari orangtua.
Baca SelengkapnyaSakit perut melilit pada anak adalah keluhan yang sering dialami dan bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaBatuk memiliki ciri khas sehingga dapat dikenali. Satu hal yang perlu diingat bahwa batuk hanyalah sebuah gejala, bukan suatu penyakit.
Baca SelengkapnyaKolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa gejala demam yang berbahaya pada bayi dan tidak boleh disepelekan.
Baca SelengkapnyaMuntaber jika tidak ditangani dengan segera bisa membahayakan nyawa si kecil. Penting melakukan pertolongan pertama demi menghindari masalah serius.
Baca Selengkapnya