Penyebab Dada Sesak saat Olahraga, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Merdeka.com - Setiap orang tentu ingin memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Untuk mendapatkannya, olahraga dipilih sebagai bentuk aktivitas yang memaksa kita untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh.
Tapi tak jarang, aktivitas menyehatkan ini juga menimbulkan masalah pada tubuh kita. Salah satunya adalah dada sesak atau nyeri, yang akan membuat acara latihan Anda menjadi terganggu. Namun, dada yang terasa sesak saat berolahraga memang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Meski setiap latihan yang baik akan membuat Anda terengah-engah, jika Anda mengalami sesak atau nyeri dada saat berolahraga, bisa menjadi tanda adanya masalah. Sesak di dada ketika berolahraga bisa jadi merupakan tanda dari kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan apa saja penyebab dada sesak saat olahraga yang perlu Anda waspadai.
Serangan Jantung
Penyebab dada sesak saat olahraga yang pertama adalah karena serangan jantung. Infark miokard adalah istilah medis untuk serangan jantung.
Dikutip dari medicalnewstoday.com, serangan jantung terjadi ketika arteri koroner tersumbat. Penyumbatan ini akhirnya menyebabkan jantung kehilangan oksigen. Jika seseorang tidak mendapat perawatan, otot jantungnya bisa mati.
Serangan jantung dapat menyebabkan nyeri pada rahang, punggung, dada, dan bagian tubuh bagian atas lainnya. Rasa sakit bisa hilang dan kembali, atau bisa berlangsung lebih lama dari beberapa menit.
Gejala serangan jantung lainnya meliputi:
Gejala serangan jantung bisa bermacam-macam. Meski pria maupun wanita cenderung melaporkan nyeri dada, tetapi wanita lebih cenderung mengalami:
Jika seseorang mengalami gejala serangan jantung, mereka harus segera mencari pertolongan medis.
Menurut American Heart Association, faktor risiko serangan jantung yang paling umum meliputi:
Angina Pectoris
Penyebab dada sesak saat olahraga yang kedua yaitu angina pectoris. Angina pectoris, atau angina, adalah rasa sakit yang berasal dari jantung. Penyebab utama angina adalah kurangnya aliran darah ke area tersebut. Ketika ini terjadi, seseorang mungkin akan merasa sesak, sakit, atau tertekan di dadanya.
Beberapa gejala tambahan dari angina meliputi:
Olahraga dan stres dapat menyebabkan angina, dan orang sering salah mengira rasa sakit ini sebagai serangan jantung. Menurut American College of Cardiology, wanita tiga kali lebih mungkin mengalami ketidaknyamanan tenggorokan dan sesak rahang atau nyeri karena angina dibandingkan pria.
Wanita juga dinilai dapat mengalami rasa sakit yang lebih tajam, sedangkan pria lebih cenderung mengalami perasaan tertekan yang berhubungan dengan angina.
Kardiomiopati Hipertrofi (HCM)
Penyebab dada sesak saat olahraga yang ketiga yakni kardiomiopati hipertrofi, atau yang biasa disingkat HCM. Menurut American Heart Association, HCM adalah kondisi umum yang dapat menyerang hampir semua orang.
HCM terjadi ketika sel-sel otot jantung membesar, menyebabkan dinding ventrikel menebal. HCM juga dapat terjadi jika dinding yang memisahkan sisi kiri dan kanan jantung tumbuh dan menekan ventrikel.
Dalam kedua kasus tersebut, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kondisi ini mungkin akan membuat seseorang mengalami:
Pada beberapa orang, HCM mungkin tidak menunjukkan gejala. Tapi dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami henti jantung yang mendadak selama aktivitas fisik.
Asma
Penyebab dada sesak saat olahraga yang keempat adalah asma. Asma adalah kondisi umum yang mempengaruhi saluran udara di paru-paru.
Orang yang menderita asma memiliki saluran udara yang meradang yang mengencang sebagai respons terhadap pemicunya, termasuk olahraga. Istilah medis untuk kondisi ini adalah bronkokonstriksi akibat olahraga.
Seseorang dengan riwayat keluarga asma lebih mungkin mengembangkan kondisi ini. Selain menjadi penyebab dada sesak saat olahraga, orang dengan asma mungkin juga akan mengalami:
Ketegangan Otot dan Cedera
Penyebab dada sesak saat olahraga yang terakhir yaitu ketegangan otot dan cedera. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013, hampir setengah dari semua kasus ketegangan otot di dada dilaporkan melibatkan otot interkostal. Otot ini adalah yang membantu seseorang bernapas dan menstabilkan dada.
Gejala umum dari ketegangan otot di dada meliputi:
Penyebab paling umum dari ketegangan otot adalah penggunaan yang berlebihan. Akibatnya, orang yang rutin melatih otot dada lebih mungkin mengalami ketegangan atau robekan.
Risiko ketegangan otot dada bervariasi menurut kelompok umur:
Cara Mencegah
Tidak semua nyeri atau sesak dada dapat dicegah. Namun, ada beberapa tip umum untuk mencegah beberapa penyebab dari dada sesak atau nyeri ini, seperti serangan jantung, ketegangan, dan asma.
Seseorang kemungkinan dapat mencegah nyeri atau sesak dada dengan:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya