Pernah Jadi Lokasi Penjara Koes Plus, Ini Kisah Masa Lalu Glodok Plaza di Jakarta
Merdeka.com - Sebagai bekas rumah tahanan, bangunan Plaza Glodok di Taman Sari, Jakarta Barat pernah menjadi saksi kelam kekejaman represi VOC terhadap etnis Tionghoa di dekade 1700 an.
Saat itu tindakan bangsa Eropa yang sewenang-wenang membuat para warga di sana melawan. Saking kacaunya, pemberontakan tersebut memakan korban sebanyak 5.000 sampai 10.000 nyawa yang tidak mau kehormatannya diinjak-injak penjajah.
“Pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Cina ini memang dapat ditumpas VOC, tapi harus dibayar mahal. Konon, kala itu mayat-mayat bergelimpangan di Glodok” Kata mantan Sejarawan dan arsiparis Arsip Nasional Indonesia, almarhum Dr. Mona Lohanda, mengutip jakgo-dev.smartcity.jakarta.go.id, Selasa (5/10)
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Dimana Bung Hatta diasingkan? Banda Naira, salah satu pulau kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah terkenal dengan destinasi wisata yang begitu indah.
-
Kenapa Penjara Koblen jadi cagar budaya? Menimbang nilai sejarah serta usia bangunan, Penjara Koblen ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemkot Surabaya dengan nomor SK 188.45/251/402.1.04/1996.
-
Siapa yang pernah menempati Gedung Kawedanan Boja? Gedung itu pernah ditempati seorang pria berkebangsaan Eropa bernama Emile Einthoven.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Dimana penjara ditemukan? Arkeolog mengumumkan penemuan penjara dalam toko roti di reruntuhan kota kuno Pompeii di Italia.
Dalam perjalanannya, penjara Glodok juga pernah menjadi tempat hukuman bagi sejumlah pejabat hingga kelas menengah seperti Bung Hatta dan kelompok musik Koes Plus (saat itu masih bernama Koes Bersaudara). Berikut informasi selengkapnya
Pernah Jadi Ruang Tahanan Titipan dari Luar Jawa
Plaza Glodok
©2021 Youtube Sieni Cahyani Budiman/editorial Merdeka.com
Dikutip dari laman goodnewsfromindonesia, penjara yang dibangun tahun 1743 itu mulanya hanya digunakan untuk menahan warga Tionghoa yang memberontak saja.
Lambat laun, banyaknya pemberontakan di berbagai daerah, termasuk luar Jawa, membuat para tahanan dari pulau lain turut ditampung di penjara yang dahulu bernama Strafinrichting Glodok ini.
Para tahanan diketahui menjalani sejumlah hukuman. Mulai dari penahanan ringan, hingga penyiksaan oleh tentara Belanda karena dianggap tak patuh.
Jadi Sumber Kematian
Dikarenakan fungsinya sebagai penampungan pelaku kejahatan hingga maling kelas bawah, penjara Strafinrichting Glodok dianggap sebagai ‘sumber’ kematian karena kondisinya yang tidak layak.
Kondisi tahanan yang berdesakan di ruangan kumuh menjadikan penjara tersebut sebagai pusat penularan berbagai penyakit, seperti disentri. Bahkan untuk kebutuhan makan tahanan saja, petugas penjara tidak menyediakannya dengan baik hingga menyebabkan banyak kematian karena kelaparan.
Selain itu kakus yang berada di dalam ruangan dengan posisi sumur air yang berada di luar bangunan sel, makin memperparah sanitasi di sana. Belum lagi rentetan senjata yang kerap terdengar dari halaman belakang, menjadi tanda kematian dari tahanan yang dieksekusi mati tentara penjajah.
“Di belakang dekat sel itu, ada tempat menembak (mengeksekusi) orang. Kalau ada orang dihukum mati, dari sel itu terdengar rentetan suasa senjatanya, mengerikan. Pokoknya amat menyeramkan,” cerita Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Urip Santoso yang ditahan di sana tahun 1947, dalam sebuah tulisan.
Jadi Ruang Tahanan Bung Hatta hingga Koes Plus
Masih di tahun 1940an, Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama yakni Mohammad Hatta disebut pernah ditahan di Penjara Glodok.
Saat itu tokoh pergerakan tersebut dipenjara selama 10 bulan oleh Belanda. Inilah yang menjadi awal kehidupannya di penjara, sebelum diasingkan ke Boven Digul, hingga dipindahkan ke Pulau Banda Neira.
Di dekade 1960an, penjara Glodok masih dipakai sebagai tempat menahan orang-orang yang dianggap tidak nasionalis, dan berorientasi Barat. Namun kala itu, fungsinya menjadi Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK)
Melansir laman Kapanlagi.com, personel kelompok musik Koes Plus yang saat itu masih bernama Koes Bersaudara turut mengalami hal ini.
Saat itu disebutkan Yon Koeswoyo, sang vokalis dipanggil oleh rezim Soekarno tahun 1965 dan dipenjarakan di LPK Glodok karena dianggap memainkan musik Barat (The Beatles). Pentolan Koes Bersaudara itu dipenjara selama tiga bulan bersama personil lainnya yakni Tony, Nomo, dan Yok.
Jadi Pusat Elektronik
Di masa sekarang, kisah kelam dari Penjara Glodok tampaknya sudah hilang. Sejak tahun 1977, LPK Glodok beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan dengan ikon utamanya Plaza Glodok.
Saat itu penjara tersebut dianggap sudah tidak layak, sehingga dijual kepada investor senilai Rp560 juta. Sekitar lima ratusan tahanan pun dipindahbinakan di Lapas Cipinang. Tahun 1980 sampai 1990an, Plaza Glodok menjadi salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di bidang elektronik hingga perkakas rumah tangga.
Bukan tanpa alasan lokasi tersebut fenomenal. Letaknya yang strategis, dan lengkapnya barang berharga murah menjadi incaran para pengunjung dari berbagai daerah. Kini, kawasan pertokoan di Glodok masih terus bergeliat dengan menjual berbagai jenis makanan, kebutuhan elektronik, hingga perlengkapan kesehatan. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaDahulu nama Gondangdia konon berasal dari seorang kakek.
Baca SelengkapnyaNama Imam Syafi'ie sudah terkenal di kalangan masyarakat Jakarta, khususnya di sekitar Pasar Senen, sejak masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaDulu para pendatang asal Cina banyak dipekerjakan Belanda sebagai tim ahli sampai tenaga pengakut tinja.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaBoengkoes merupakan anggota Tjakrabirawa yang pangkatnya terus naik dari prajurit dua hingga menjadi sersan mayor.
Baca SelengkapnyaIni menjadi tempat pembantaian yang membuat bupati Blora pertama sebagai korban.
Baca SelengkapnyaPesona Ibukota Jakarta sudah tersaji sejak dahulu kala. Meski sudah banyak perubahan saat ini, namun suasana klasik zaman dulu mampu membangkitkan nostalgia
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaBangunan ini diharapkan jadi ruang kreatif bagi komunitas, UMKM, dan masyarakat umum
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaGambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering
Baca Selengkapnya