Pesona Candi Kethek, Wisata Sejarah di Karanganyar yang Cocok untuk Penyuka Ketenangan
Candi Kethek merupakan wisata sejarah dan alam di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Corak Majapahit di Candi Kethek begitu terasa. Pemandangan asri khas dataran tinggi juga menjadi daya tarik utama.
Candi Kethek, Wisata Sejarah di Karanganyar yang Cocok untuk Penyuka Ketenangan
Lokasi Candi Kethek tak begitu jauh dari Candi Cetho yang lebih populer.
-
Apa daya tarik utama wisata Karanganyar? Salah satu daya tarik utamanya adalah keindahan alamnya yang memukau.
-
Kenapa Candi Mendut menarik untuk dikunjungi? Terletak di jalur pemujaan ke Candi Borobudur, Candi Mendut sering dijadikan tempat ziarah bagi para peziarah Buddha.
-
Kenapa Candi Gunung Wukir penting? Candi Gunung Wukir menjadi penting keberadaannya dalam sejarah Nusantara karena di sanalah ditemukan Prasasti Canggal.
-
Kenapa Pemandian Kebon Agung menarik? Pemandian Kebon Agung ini memiliki beberapa kolam renang yang sangat nyaman serta aman untuk para pengunjung. Di sana terdapat dua buah kolam renang yang sumber mata airnya berasal dari sumber air Watu Remuk.
-
Apa bentuk Candi Wringin Lawang? Keunikan Candi Wringin Lawang termasuk candi bentar, yaitu gapura yang tidak memiliki atap.
-
Dimana lokasi Candi Gunung Wukir? Di sebuah bukit kecil di Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Magelang, terdapat sebuah kompleks percandian berukuran 50x50 meter. Itulah yang disebut kompleks Candi Gunung Wukir.
Candi Kethek jadi salah satu destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini memiliki corak Majapahit yang begitu terasa dengan pemandangan asri khas dataran tinggi. Candi Kethek cocok untuk mereka yang menyukai ketenangan.
Memiliki posisi yang berundak, candi ini memiliki pesona tersendiri untuk dijadikan spot foto.
Secara stuktur, Candi Kethek juga belum banyak dipugar dan masih berbentuk tumpukan batu dengan lingkungan sekitar yang bersih dan nyaman.
Mengutip Liputan6, Candi Kethek memiliki julukan sebagai salah satu candi tertinggi di Pulau Jawa. Ini karena keberadaannya di lereng Gunung Lawu. Lokasinya berapa 1.500 mdpl di atas permukaan laut. Untuk menuju Candi Kethek, pengunjung bisa melalui jalur Candi Cetho. Di sana rute bisa tempuh dengan mengikuti petunjuk, dengan jarak maksimal 300 meter. Medannya sendiri cukup mudah dilalui walau masih berbentuk jalan setapak.
Jadi salah satu yang tertinggi di Pulau Jawa
Selama perjalanan pengunjung akan ditemani pemandangan yang ciamik, mulai dari sungai, pepohonan yang rimbun, sampai pemandangan yang indah.
Mengingat jalurnya bardampingan dengan rute pendakian Candi Cetho, maka pengunjung akan berpapasan dengan para pendaki yang hendak mendaki ke puncak Lawu.
Dalam laman Kebudayaan Kementerian Pendidikan, disebutkan bahwa Candi Kethek ditemukan pada tahun 2005. Saat itu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian dan penggalian di sekitar lokasi Candi Kethek. Proses ini dimulai dengan menggali tanah untuk mencari reruntuhannya. Kemudian tim gabungan tersebut menentukan batas-batas struktur candi untuk menentukan kesesuaian posisi bangunan. Setelahnya bangunan langsung disusun.
Penemuan Candi Kethek
Berdasarkan bentuknya yang menyerupai piramida, serta arca-arca yang ditemukan cukup mencirikan kebudayaan Majapahit yang kuat. Artinya, Candi Kethek dibangun paruh abad ke-15 dan 16.
Penggalian juga menjadi jalan untuk mengungkap data arkeologis dari latar belakang sejarah dan keagamaan pada masa kejayaannya dan bentuk arsitektur Candi Kethek.
Untuk bentuknya sendiri, Candi Kethek memiliki empat teras dengan desain berundak. Masing-masing teras terhubung dengan tangga, dengan struktur utuh atau tanpa adanya ruang-ruang di bangunan. Teras keempat sendiri diperkirakan menjadi tempat berdirinya bangunan utama. Untuk anak tangga paling bawah, terdapat arca berbentuk kura-kura sebagai tanda corak Majapahit yang kental.
Bentuk Candi Kethek
Lambat laun, cerita ini dipercaya oleh masyarakat setempat dan menjadikannya sebagai lokasi meruwat masyarakat yang ingin bersih dari dosa.
Dalam kisahnya, arca tersebut erat kaitannya dengan cerita Samudramanthana dalam agama Hindu. Saat itu, melekat pitutur bahwa Samudramanthana merupakan pengadukan lautan susu oleh Gunung Mandara yang dipercaya sebagai tongkat pengaduknya.
Untuk pengunjung sendiri diminta untuk tidak menaikki struktur candi demi menjaga kelestariannya, sekaligus sebagai upaya perawatan. Untuk menikmatinya pengunjung bisa melewati jalur di samping candi yang juga bisa langsung menuju ke bagian puncak. Di sana juga terdapat sebuah tempat kecil berbentuk bangunan yang bisa digunakan oleh umat Hindu untuk beribadah dan memberikan persembahan. Tak jauh dari candi terdapat sebuah bangunan dari kayu. Adapun harga tiket masuk Candi Kethek sangat terjangkau, yakni Rp7.000 per orang, dengan jam operasional mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, setiap harinya.